17 Oktober 2025
12:19 WIB
BGN Hentikan SPPG Buat Siswa di Yogyakarta Diare
Sebanyak 426 siswa SMAN 1 Yogyakarta mengalami diare usai santap menu MBG dari SPPG.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi-Dapur MBG. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang.
JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) menghentikan sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani SMAN 1 Yogyakarta. Tindakan itu diambil usai 426 siswa mengaku mengalami gejala diare setelah menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) dari SPPG tersebut.
"Sebagai langkah tanggap cepat, BGN menginstruksikan penghentian sementara operasional SPPG yang melayani sekolah itu," terang Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, melalui keterangan tertulis, Jumat (17/10).
Baca juga: Prabowo: SOP Diperketat Cegah Keracunan MBG
Dia melanjutkan, selama penghentian sementara, BGN memberi ruang evaluasi menyeluruh terhadap proses pengolahan, penyimpanan, dan distribusi makanan SPPG itu, sehingga keamanan pangan di lingkungan sekolah dapat terjamin.
Dia juga menerangkan, langkah itu diambil karena BGN memprioritaskan keamanan pangan dalam melayani masyarakat. Keamanan pangan ini bukan hanya soal higienitas, tapi juga kepercayaan publik terhadap sistem gizi nasional.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Yogyakarta, Ngadiya menjelaskan, pihak sekolah menerima laporan dari para siswa pada Kamis (16/10) pagi. Sekolah pun segera menyebarkan kuesioner untuk mengecek kondisi seluruh siswa.
Hasilnya, dari 972 siswa SMAN 1 Yogyakarta, sebanyak 426 siswa mengaku mengalami diare antara pukul 01.00 hingga 03.00 dini hari. Meski begitu, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung pada pagi hingga siang hari, tidak ada siswa yang dilarikan ke fasilitas kesehatan.
"Proses kegiatan belajar mengajar berjalan normal. Tidak ada siswa yang dipulangkan lebih awal," jelas Ngadiya.
Merespons laporan dari SMAN 1 Yogyakarta, Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan Kota Yogyakarta bersama Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) Sleman pun menurunkan tim gabungan untuk mengambil sampel makanan dan memeriksanya di laboratorium. Hasilnya digunakan untuk menelusuri penyebab dugaan keracunan MBG.
“Masyarakat kami imbau tetap tenang sambil menunggu hasil resmi,” kata Kepala KPPG Sleman, Harsono, dalam keterangan yang sama.