09 Juni 2025
11:22 WIB
Banjir Lahar Gunung Semeru Terjadi Senin Dini Hari
Banjir lahar Gunung Semeru menyebabkan getaran yang tercatat di pos pengamatan gunung berapi
Editor: Leo Wisnu Susapto
LUMAJANG - Getaran banjir lahar hujan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tercatat hingga empat jam pada Minggu (8/6) malam, karena hujan deras mengguyur kawasan puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
"Berdasarkan pengamatan tercatat dua kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 12-30 mm dengan lama gempa 1.920 hingga 14.400 detik," demikian penjelasan Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi dikutip Antara di Lumajang, Senin (9/6).
Pada periode pengamatan kegempaan selama 24 jam pada Minggu (8/6) tercatat Gunung Semeru mengalami 38 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 67-160 detik, empat kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-8 mm dan lama gempa 33-43 detik.
"Aktivitas Gunung Semeru juga mengalami tiga kali harmonik dengan amplitudo 5-20 mm dan lama gempa 95-117 detik, serta tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 15-28 mm, S-P 13-53 detik dan lama gempa 33-136 detik," lanjut Ghufron.
Dia melanjutkan, pengamatan secara visual Gunung Semeru tertutup kabut 0-II hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah selatan, barat dan barat laut.
Baca juga: Gunung Semeru 5 Kali Erupsi
Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu sudah mengalami dua kali erupsi pada Senin dini hari yakni pukul 01.05 WIB dan pukul 03.29 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pukul 01.05 WIB. Visual letusan tidak teramati, namun erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 116 detik," sambung dia.
Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang itu kembali erupsi pada pukul 03.29 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 104 detik.
Gunung Semeru masih berstatus waspada atau Level II, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).