17 April 2025
14:41 WIB
Ada Potensi Gempa Bermagnitudo Sekitar 7,4 Di Sumbar
Dari sejumlah segmen sumber potensi gempa bumi itu, ada patahan megathrust yang diperkirakan dapat memicu gempa magnitudo 8,9 disertai gelombang tsunami.
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi korban gempa. Sejumlah anak melihat kerusakan bangunan akibat gempa di Majangtengah, Malang, Jawa Timur, beberapa tahun lalu.. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
PADANG- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut terdapat lima segmen utama yang dapat memicu gempa magnitudo 6 hingga 7,4 di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Dari sejumlah sumber potensi gempa bumi itu, S yang patut diwaspadai ialah patahan megathrust yang diperkirakan dapat memicu gempa magnitudo 8,9 disertai gelombang tsunami.
"Khusus untuk wilayah Sumatera Barat ada lima segmen yang dilalui yakni segmen Barumun, Angkola, Sianok, Sumani dan Suliti, dengan potensi ancaman 6 hingga 7,4 magnitudo," kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Suaidi Ahadi di Padang, Kamis (17/4).
"Ancamannya adalah bagi masyarakat di wilayah pesisir Sumatera Barat dan Kepulauan Mentawai," imbuhnya, menyoal megathrust.
Suaidi menekankan, penjelasan potensi gempa dan gelombang tsunami tersebut bukan untuk membuat masyarakat khawatir, namun lebih kepada edukasi atau pemahaman tentang mitigasi yang harus disiapkan jika terjadi kemungkinan terburuk.
Khusus wilayah Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Pesisir Selatan, BMKG memperkirakan golden time berkisar 20 hingga 30 menit sebelum terjadi gelombang tsunami. "Tapi untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai, golden time kurang dari 10 menit, bahkan hitungan BMKG hanya delapan menit sebelum tsunami menerjang," jelas dia.
Menyikapi hal itu BMKG bersama BPBD dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kebencanaan terus mengedukasi warga tentang pentingnya memahami rantai peringatan dini dari BMKG.
"Setelah peringatan dini 4 kita keluarkan, maka teman-teman TNI, Polri, dan BPBD selanjutnya melakukan evakuasi," ujar dia.

Gunung Marapi
Di Sumbar, Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi melaporkan erupsi Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, melontarkan abu vulkanik setinggi 800 meter di atas puncak gunung api tersebut.
"Tinggi kolom abu dari erupsi Gunung Marapi pukul 11:37 WIB sekitar 800 meter di atas puncak gunung," kata petugas PGA Gunung Marapi Teguh di Padang, Rabu.
Berdasarkan laporan PGA setempatyang dikutip dari Antara, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,1 milimeter serta berdurasi sekitar 52 detik.
PGA mencatat setidaknya terjadi sembilan kali letusan Gunung Marapi rentang 1 hingga 16 April 2025. Pada 2, 3 dan 7 April 2025 PGA mencatat gunung api 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu mengalami erupsi sebanyak dua kali.
Laporan yang sama menunjukkan tinggi kolom abu vulkanik juga bervariatif antara 350 meter hingga 1.500 meter di atas permukaan gunung. Kemudian tiga kejadian letusan yakni pada 1, 7 dan 9 April ketinggian kolom abu tidak terpantau karena tertutup awan. PGA Gunung Marapi juga mencatat di periode yang sama terjadi 121 kali aktivitas berupa gempa hembusan serta delapan kali gempa letusan.
Saat ini Gunung Marapi berada pada status Level II (Waspada). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi di antaranya masyarakat, pendaki, atau pengunjung, diminta tidak memasuki atau berkegiatan di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Rekomendasi selanjutnya ialah mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran atau bantaran sungai-sungai yang airnya berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya banjir lahar hujan yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan.