c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

05 September 2019

11:46 WIB

Tawuran Manggarai, BNN Dalami Modus Baru Peredaran Narkoba

Diduga, aksi tawuran yang terjadi dijadikan sarana pengalihan isu agar narkoba bisa masuk ke kampung-kampung

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Tawuran Manggarai, BNN Dalami Modus Baru Peredaran Narkoba
Tawuran Manggarai, BNN Dalami Modus Baru Peredaran Narkoba
Ilustrasi tawuran antar warga. ANTARA FOTO/Ridwan Hasan

JAKARTA – Badan Nasional Narkotika (BNN) mengaku tengah mencermati, kemungkinan aksi tawuran antarwarga yang kerap terjadi di Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, sebagai modus baru pengedar narkotika untuk mengelabui aparat.

"Apakah kasus perkelahian di Jakarta dengan motif mengelabui agar ‘barang’ masuk ke kampung? Tentu saja BNN perlu lihat dasar dari itu apakah ada penelitian atau tidak, kita sedang dalami," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Utama BNN, Kombes Pol Sulistyo Pudjo seperti dilansir Antara, Kamis (5/9).

Menurut Sulistyo, seringkali narkoba disalahgunakan pelaku tawuran untuk berkelahi karena memiliki kandungan analgesik yang bersifat sebagai penghilang rasa sakit. Narkoba dengan kandungan analgesik itu sendiri bisa berwujud sintetis maupun nonsintetis.

Sulistyo mengatakan, pelaku tawuran selama ini telah menjadi pasar peredaran narkoba. Karena kerap disalahgunakan oleh konsumen untuk mengalihkan logika serta meningkatkan keberanian menghadapi lawan.

Pengamat psikolog forensik, Reza Indragiri, sebelumnya mengatakan, aksi tawuran yang kerap terjadi di Manggarai dikarenakan adanya transaksi narkoba. Dengan begitu, tawuran dijadikan peluang pintu masuk untuk mengalihkan perhatian polisi.

"Semacam pengalih perhatian. Mungkin perhatian warga, mungkin perhatian aparat," kata Reza.

Merespons pernyataan itu, Sulistyo bersama jajaran BNN meminta kajian secara teknis perihal kemungkinan tawuran dijadikan alat pengalih perhatian aparat.

"Bisa saja orang kelabui masuk lewat pintu besar seperti pantai atau pelabuhan. Kemudian mereka mengelabuhi perkelahian antarkampung, secara penelitian, kami belum melihat hasilnya," katanya.

Pihaknya berterima kasih atas masukan yang disampaikan Reza untuk ditindaklanjuti. "Kita terima kasih atas perhatian Reza terhadap pemberantasan narkoba, khususnya di Jakarta dan Jawa Barat," ucapnya.

Seperti diketahui, tawuran antar warga di Manggarai terjadi sekitar pukul 17.05 WIB, melibatkan tiga kelompok massa dengan jumlah berkisah sekitar 300 orang. Tiga kelompok massa ini yakni warga Megazen Tebet, Jakarta Selatan, warga Tambak Jakarta Pusat dan warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat.

Tawuran pertama pecah di atas rel kereta api, hingga menyebabkan perjalanan kereta api terganggu. Aparat gabungan Polres Jakarta Selatan, Polsek Setia Budi menghalau massa kembali ke rumah masing-masing.

Tak lama kemudian tawuran kembali pecah di Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Jayakarta. Lalu berhasil dihalau oleh petugas dari Polsek Menteng dibantu Koramil 01 Meteng, hingga massa bisa didorong kembali ke rumah masing-masing.

Sementara itu, Jajaran Polsek Metro (Polsektro) Setiabudi hingga kini masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa tawuran yang terjadi. Polisi meminta keterangan sejumlah warga, lurah serta RT dan RW setempat.

"Sampai detik ini tidak ada yang tahu, ada yang bilang dari zaman dahulu mereka sudah begitu (bentrok), kadang saling ledek lewat 'wa' juga bisa saling serang. Kondisi yang sesungguhnya belum tahu, dari zaman dahulu sudah bermusuhan," kata Kapolsek Metro Setiabudi, AKBP TP Simangunsong, Kamis.

Tawuran yang terjadi di Manggarai melibatkan tiga kelompok warga yakni warga Tambak, Jakarta Pusat, warga Megazen, Tebet, Jakarta Selatan, dan warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat. Simangunsong menyebutkan warga Tambak, Jakarta Pusat bergabung dengan warga Megazen, Tebet, Jakarta Selatan untuk menyerang warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat.

"Jadi yang tawuran bukan warga Setiabudi, tapi ketiga warga tadi. Mereka menyerang melewati perbatasan jalan dengan Setiabudi," katanya.

Pada saat tawuran, para pelaku tawuran membawa senjata tajam dan saling lempar batu. Diperkirakan, warga yang terlibat tawuran jumlahnya sekitar 300 orang.

Simangunsong menyebutkan, hingga saat ini belum ada warga yang diamankan terkait tawuran tersebut.
 

Polisi, lanjut dia, masih melakukan upaya-upaya pengamanan di lapangan guna mencegah terjadinya peristiwa serupa.

"Ini wilayah kami, kami jaga ketat untuk meminimalkan. Kami lakukan upaya preventif jangan sampai terjadi pertemuan ketiga kubu ini. Jadi pertahanan kami pukul mundur ke wilayah masing-masing sehingga tidak berhadapan satu per satu," katanya.

Polsektro Setiabudi juga mengoptimalkan patroli keliling serta penjagaan di posko terpadu yang melibatkan tiga pilar yakni Polri, TNI, dan Satpol PP dari unsur kecamatan. "Patroli keliling difokuskan, perbatasan kita perkuat. Pos Pasar Rumput selalu siaga, karena mereka masuk ke Menteng Tenggulun lewat pos di Pasar Rumput melalui perbatasan itu, jadi kami amankan," kata Simangunsong. (Faisal Rachman)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar