12 September 2020
14:40 WIB
JAKARTA - Penelitian dari Duke University, Amerika Serikat, membuktikan kesalahan dalam menggunakan masker berisiko lebih buruk ketimbang tidak memakai masker. Setelah melakukan eksperimen, para peneliti menemukan kain pelindung leher yang digunakan sebagai masker dapat meloloskan lebih banyak partikel percikan pernapasan (droplets) daripada orang yang berbicara tanpa penutup wajah sama sekali.
Dikutip dari Xinhua, Sabtu (12/9), tim peneliti dari Duke University melakukan eksperimen untuk memeriksa seberapa jauh perbedaan masker dalam mengurangi penyebaran percikan cairan pernapasan saat berbicara secara biasa.
Dalam eksperimen tersebut, sinar laser ditempatkan dalam sebuah kotak gelap untuk memperjelas percikan saluran pernapasan saat partisipan berbicara melalui sebuah lubang ke dalam kotak. Secara bersamaan, sebuah kamera di ujung lain kotak tersebut merekam video percikan yang beterbangan. Total 14 penutup wajah yang lazim digunakan diuji, kemudian sebuah algoritma komputer digunakan untuk menghitung jumlah partikel yang terlihat di dalam video.
Hasilnya, kain pelindung leher, yang biasa digunakan orang saat berlari atau berjoging di luar ruangan, mencatatkan performa paling buruk dalam penelitian ini, karena seseorang yang berbicara sembari memakai kain pelindung ini bahkan lebih banyak meloloskan partikel daripada seseorang yang berbicara tanpa penutup wajah sama sekali.
Martin Fischer, salah satu peneliti, mengatakan alasan utamanya kemungkinan adalah karena kain pelindung leher memecah partikel besar menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, yang cenderung melayang-layang dalam durasi lebih lama dan mudah terbawa angin. Jadi, memakai kain pelindung leher mungkin memberikan hasil yang kontraproduktif.
Bandana, saputangan, dan balaclava memberikan perlindungan yang sangat minim. Sementara itu, masker N95 merupakan opsi terbaik, dan masker bedah sekali pakai dari bahan turunan plastik menjadi opsi terbaik kedua, urai penelitian tersebut.
Masker yang terbuat dari dua lapis kain katun dan selapis bahan sintetis menjadi opsi terbaik ketiga dan dapat menahan sebagian besar percikan, lanjut penelitian itu. Pilihan terbaik untuk masyarakat biasa adalah memakai masker bedah atau masker kain katun buatan sendiri dengan beberapa lapisan.
Setelah mengevaluasi keampuhan berbagai jenis masker dalam menangkal penyebaran covid-19, para peneliti dari Duke University menemukan bahwa kain pelindung leher memberikan perlindungan terburuk. Sedangkan masker N95, masker bedah, dan masker kain merupakan pilihan yang lebih baik, ungkap sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Science Advances.
Perintah wajib memakai masker di ruang publik diberlakukan di banyak negara guna meredam pandemi covid-19. Namun, akibat kelangkaan pasokan masker global, banyak orang harus memilih memakai masker buatan sendiri atau masker alternatif untuk melindungi diri. (Yanurisa Ananta)