c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

06 Juni 2018

11:10 WIB

Rekam Jejak Modal Indonesia di Pemilihan Anggota DK PBB

Proses pemilihan anggota DK PBB terjadi pada tanggal 8 Juni 2018 dan Indonesia akan bersaing dengan Maladewa

Editor: Nofanolo Zagoto

Rekam Jejak Modal Indonesia di Pemilihan Anggota DK PBB
Rekam Jejak Modal Indonesia di Pemilihan Anggota DK PBB
Suasana sidang di DK PBB. unmultimedia.org

JAKARTA – Demi menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada periode 2019-2020, Pemerintah Indonesia melakukan berbagai langkah. Salah satu cara pemerintah dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menghadiri Resepsi Diplomatik pencalonan Indonesia.

Resepsi Diplomatik itu berlangsung di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, dan Menteri Retno berupaya meyakinkan para duta besar dan diplomat negara sahabat mengenai komitmen Indonesia sebagai mitra sejati perdamaian dunia. Hal itu disampaikan Retno dalam kesempatan sesi sambutan di depan seluruh perwakilan negara anggota PBB.

Komitmen Indonesia sebagai mitra sejati perdamaian dunia itu tak lain dikatakannya yaitu berkontribusi dalam perdamaian dan kestabilan dunia.

“Sebagai kandidat Anggota Tidak Tetap DK PBB, Indonesia akan menyuarakan harapan dan pandangan negara-negara jika terpilih sebagai anggota non-permanen DK PBB,” kata Retno di New York, AS, seperti dilansir Antara, Rabu (6/6).

Indonesia, lanjut Retno, juga diyakini dapat menjadi bridge builder (menjembatani) dalam mewujudkan kesamaan cita-cita perdamaian dan kesejahteraan dunia. Pencalonan diri Indonesia kali ini bukan tanpa alasan. Ia memastikan Indonesia memiliki rekam jejak baik selama mengemban tugas di PBB.

Persoalan kemanusiaan dan kesejahteraan global dapat dilihat dari berbagai aksi dan kontribusi dibangun dari beberapa dekade.

Guna memenangi kursi DK PBB melalui proses pemilihan di Majelis Umum PBB, pada 8 Juni 2018, Indonesia akan bersaing bersama Maladewa.

“Indonesia harus mendapatkan dukungan dari setidaknya 2/3 anggota PBB,” lajut Retno.

Jika terpilih, Indonesia akan resmi mengisi kursi DK PBB, terhitung 1 Januari 2019. Kampanye Indonesia untuk DK PBB telah dimulai sejak peluncurannya pada 2016 di New York dan selalu mengusung prioritas Indonesia menciptakan ekosistem perdamaian dan stabilitas global, memastikan sinergi antara melanggengkan perdamaian dan agenda pembangunan berkelanjutan, serta memerangi terorisme, radikalisme, dan juga ekstremisme.

Indonesia sebelumnya pernah menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008. Para duta besar dan delegasi PBB menggunakan selendang batik acara Resepsi Diplomatik Pencalonan Indonesia pada DK PBB. (Denisa Tristianty)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar