08 Mei 2020
13:31 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA - Satnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan menyebutkan hasil tes urine pembawa acara sekaligus paranornal Roy Kiyoshi, positif mengandung benzo, menyusul penangkapannya pada Rabu (6/5) di rumahnya pukul 17.00 WIB.
"Pada saat kami lakukan tes urine, positif benzo," kata Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Vivick Tjangkung di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (8/5).
Vivick menjelaskan, penangkapan terhadap Roy dilakukan Rabu (6/5) pukul 17.00 WIB di kediamannya di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Sebelum dilakukan penangkapan, petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika melakukan penggeledahan di kediaman Roy.
"Pada saat melakukan penggeledahan ditemukan barang bukti psikotropika," kata Vivick.
Ia menyebut, barang bukti yang ditemukan berupa 21 butir psikotropika dan hasil tes urine Roy yang positif benzo. Untuk diketahui, Benzodiazepin adalah jenis obat yang memiliki efek sedatif atau menenangkan.
Benzodiazepin diresepkan bagi mereka yang cemas atau tertekan dan dapat digunakan dalam pengobatan jangka pendek pada beberapa masalah tidur tertentu. Benzodiazepin (BZD, BDZ, BZs), kadang-kadang disebut benzo, adalah kelas obat-obatan psikoaktif yang struktur kimianya adalah fusi dari cincin benzena dan cincin diazepine.
Obat pertama golongan itu, chlordiazepoxide (Librium), ditemukan secara tidak sengaja oleh Leo Sternbach pada 1955. Tersedia pada tahun 1960 oleh Hoffmann-La Roche yang sejak 1963 juga telah memasarkan benzodiazepine diazepam (Valium).
Ditanya soal kondisi Roy setelah dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan, Vivick menyebutkan pria berusia 33 tahun tersebut dalam kondisi baik dan sehat.
"Kondisinya sangat baik, sehat-sehat dan orang tuanya juga sudah berkunjung," cetusnya.
Roy Kiyoshi (33) bernama asli Roy Kurniawan, mulai dikenal setelah menjadi pembawa acara program Karma di ANTV. Paranormal ini juga pernah membintangi beberapa sinetron pada 2018 seperti Karma The Series dan Roy Kiyoshi Anak Indigo.
Sulit Tidur
Sahabat Roy Kiyoshi, Henry Indraguna menyebutkan, Roy mengkonsumsi obat tidur karena kesulitan tidur sejak adanya kebijakan pengetatan, seperti bekerja dari rumah (work from home/WFH) di tengah pandemi covid-19.
"Permasalahannya Roy itu sejak kejadian WFH, dia enggak bisa tidur, makanya konsumsi obat tidur, itu saja tidak ada yang lain," kata Henry yang juga seorang pengacara, saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Menurut Henry, Roy mengkonsumsi obat tidur baru-baru ini saja, sejak ada pandemi covid-19. Selama ini ia juga memiliki gangguan tidur akibat kemampuan khususnya sebagai paranormal. Henry mendapat kabar, Roy memiliki dokter pribadi di wilayah Jakarta Selatan untuk mengatasi gangguan tidurnya.
"Dia (Roy) memang kalau namanya punya kelebihan itu agak bermasalah di tidur, jadi sering dia konsultasi dengan satu dokter di daerah Jakarta Selatan," kata Henry.
Henry mengatakan dari keterangan keluarga bahwa obat yang ditemukan di kediaman Roy pada saat penggeledahan adalah obat tidur, bukan narkoba. "Bahwa Roy Kiyoshi itu tidak ada narkoba, jadi waktu digrebek itu ditemukan obat tidur," kata Henry.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Budi Sartono sebelumnya mengatakan, Roy masih menjalani pemeriksaan intensif terkait dugaan penyalahgunaan narkoba. Namun Budi belum menjelaskan kronologis, lokasi penangkapan maupun barang bukti yang diamankan dari Roy Kiyoshi.
"Saat ini yang bersangkutan sudah diamankan oleh anggota Satserse Narkoba," ujar Budi.
Budi menyatakan, pihaknya akan menggelar konferensi pers pada Jumat (8/5) guna menyampaikan informasi lengkap mengenai penangkapan Roy Kiyoshi. (Faisal Rachman)