24 Januari 2018
16:01 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA - Penataan trotoar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin direncanakan dimulai pada akhir Januari 2018. Saat ini proses yang tengah dilakukan sudah sampai pada tahap finalisasi desain dan diharapkan pekerjaan dapat segera dimulai.
"Sekarang kami sudah sampai tahap finalisasi desain atau penyusunan desain akhir. Segera setelah desain itu selesai, pekerjaan penataan trotoar bisa langsung dimulai," ucap Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Gamal Sinurat seperti dilansir dari Antara, Rabu (24/1).
Dia menuturkan desain tersebut harus dirancang sedemikian rupa karena disesuaikan juga dengan kondisi eksisting, yaitu adanya jalur khusus sepeda motor. Menurut dia, finalisasi desain dikerjakan oleh Dinas Bina Marga DKI Jakarta.
“Desain trotoar harus disesuaikan dengan kondisi saat ini, sehingga penataannya tepat," jelas Gamal.
Dia optimistis pekerjaan penataan trotoar tersebut dapat diselesaikan sebelum pelaksanaan Asian Games pada Agustus 2018 mendatang.
"Kami yakin pekerjaan penataan trotoar itu dapat berjalan dengan baik dan bisa selesai sebelum dimulainya event Asian Games 2018," ungkap Gamal.

Dalam catatan yang dimiliki Validnews, data Badan Pusat Statistik, panjang jalan di luar jalan tol di Jakarta tahun 2007, yaitu 6.431.036.93 meter. Dari jumlah itu jalur pedestrian tersedia sepanjang 540 336,86 meter.
Pada tahun 2015, panjang jalan ibukota di luar jalan tol mengalami peningkatan. Jumlah jalan baik jalan provinsi maupun negara menjadi 6.832.111 meter atau meningkat 401.074 meter dari tahun 2007.
Bagaimana dengan trotoar? BPS yang merangkum data dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI mencatat tak ada penambahan panjang trotoar di ibu kota sejak tahun 2007 hingga 2015.
Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Asnita kepada media massa beberapa waktu lalu mengatakan jajarannya tengah menggenjot pembangunan trotoar sepanjang 80 kilometer dengan dana Rp412 miliar. Trotoar itu diklaimnya sudah memenuhi standar kenyamanan pejalan kaki.
Ia menjelaskan, trotoar ideal memiliki lebar minimal 1,5 meter dengan ketinggian 15 sentimeter agar membentuk kemiringan untuk dilewati pengguna kursi roda.
Difasilitasinya disabilitas di sarana trotoar tertuang dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang disabilitas. Pembangunan trotoar harus memfasilitasi pejalan kaki dengan keterbatasan fisik. Langkah dilakukan dengan memberi ubin pemandu yang memiliki permukaan bergerigi dengan warna kuning mencolok di trotoar. Tak hanya itu, fasilitas lain, seperti lampu penerangan, kursi taman, dan juga tanaman harus diberikan di trotoar.
Pengguna jalan di ibu kota sampai saat ini masih banyak menemukan galian-galian di atas trotoar atau jalan. Tak jarang galian itu tak dikembalikan seperti kondisinya semula. Mengantisipasi itu, Riri menuturkan Dinas Bina Marga DKI Jakarta tengah mengupayakan pembangunan ducting atau saluran utilitas dengan luas akses masuk 1,2 x 1,8 meter dan kedalaman 2,3 meter di bawah trotoar.
Dengan langkah itu diharapkannya, saat pembangunan trotoar selesai tak ada lagi aktifitas gali menggali pemasangan fiber optic di atas maupun di dalam tanah. Semua jaringan atau kabel diwajibkan masuk ke dalam ducting.
Trotoar sepanjang 80 km ini diutamakan dibangun di kawasan strategis yang menghubungkan kawasan utama, kawasan wisata dan pusat perekonomian atau transit oriented development (TOD). Rincian pembangunan, 24 kilometer dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan sisanya oleh Suku Dinas Bina Marga setiap kota administratif.
Salah satu target pembangunan trotoar oleh Dinas Bina Marga adalah kawasan Jatinegara. Di kawasan ini tingkat pejalan kaki terbilang tinggi karena adanya stasiun kereta api, terminal dan halte Transjakarta. (Jenda Munthe)