c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

04 November 2019

18:31 WIB

Pemerintahan Jokowi-Amin Belum Lepas dari Ancaman Kelompok Radikal

Organisasi keagamaan yang ada sekarang masih keteteran dengan serangan-serangan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Pemerintahan Jokowi-Amin Belum Lepas dari Ancaman Kelompok Radikal
Pemerintahan Jokowi-Amin Belum Lepas dari Ancaman Kelompok Radikal
Salah satu spanduk imbauan tolak kelompok radikalisme dan aksi terorisme yang dipasang oleh aparatur Desa Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Antaranews/ Pradita Kurniawan Syah)

JAKARTA - Pengamat Terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib memprediksi, pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi–Ma’ruf Amin, masih akan mendapatkan ancaman intoleransi dari kelompok radikal. Hal itu tentu akan berpengaruh terhadap situasi keamanan dan politik di dalam negeri.

Ridwan menjelaskan, setidaknya masih ada empat ancaman yang dilancarkan untuk mengganggu jalannya pemerintahan. Ancaman pertama datang dari kelompok kecil fraksi-fraksi ISIS di Indonesia seperti, Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Khilafah (JAK), Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Mujahidin Indonesia Barat (MIB), dan lainnya. Apalagi, kata Ridwan, jika mengacu kepada data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kelompok-kelompok itu berjumlah 1.500 orang.

"Kelompok itu punya militansi, mereka bangun tidur memikirkan bagaimana mencari kader baru, bagaimana menyerang polisi, negara, menyusupkan bahan-bahan bom, sampai dengan tidur lagi," katanya kepada media dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (4/11).

Ancaman selanjutnya, kata Ridwan, datang dari ranah sosial budaya, yakni tumbuh kembangnya sikap intoleransi serta radikalisme beragama. Dimana organisasi keagamaan yang ada sekarang masih keteteran dengan serangan-serangan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia yang menggunakan media sosial seperti, FaceBook, Instagram dan Chanel YouTube.

Sedangkan ancaman ketiga, yang dinilai cukup berbahaya yakni dari dunia politik, terkait intoleransi dan radikalisme. Dimana saat ini ada pihak-pihak yang hendak ingin kembali memasukkan syariat Islam. "Kelompok-kelompok tersebut mulai mewacanakan kembalinya syariat islam dalam Piagam Jakarta," tambahnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, keempat kelompok itu menganggap jika hal yang dilakukan adalah upaya jihad. Sehingga setiap harinya mereka memikirkan bagaimana bisa satu langkah di depan dengan pihak keamanan untuk melakukan ancaman-ancaman.

Hal itu bukan tanpa alasan, pasalnya beberapa waktu yang lalu, Densus 88 Anti Teror berhasil mengamankan satu sel bernama sel Pak Jenggot. Dimana, kelompok mereka sangat mahir dalam menciptakan bom asap yang berisikan racun yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti biji saga.

"Bentuknya seperti bom asap seperti gas air mata tapi dia membuat gagal nafas karena menghentikan kerja sel. Alhamdulilah berhasil terungkap," ucapnya

Sehingga dirinya berharap Kapolri yang baru bisa mengantisipasi gerakan-gerakan yang akan dilakukan kelompok intoleran ini. Mengingat Kapolri Idham Azis memiliki segudang pengalaman dalam pemberantasan terorisme di Indonesia. (Fuad Rizky)
 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar