c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

14 Desember 2017

17:28 WIB

Pembangunan LRT Jadi Salah Satu Penyebab Banjir

Banjir terjadi lantaran beton-beton pembangunan proyek LRT menghalangi aliran air ke pompa penyedot

Pembangunan LRT Jadi Salah Satu Penyebab Banjir
Pembangunan LRT Jadi Salah Satu Penyebab Banjir
Pekerja mengerjakan pembangunan proyek kereta ringan Light Rail Transit (LRT) di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (5/12). Proyek yang saat ini dalam proses pemasangan tiang tersebut ditargetkan selesai pada Desember 2018. ANTARA FOTO/Reno Esnir/kye/17.

JAKARTA – Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) menjadi salah satu penyebab banjir di Jakarta. Kesimpulan ini didapat setelah diketahui adanya beton-beton pembangunan proyek LRT yang menghalangi aliran air ke pompa penyedot sehingga membuat genangan yang cukup menganggu pengguna jalan.

Temuan tersebut disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mendatangi titik-titik yang menjadi penyebab genangan air di underpass MT Haryono di Jakarta Timur.

"Ini tadi kita temukan ada beton-beton yang dipasang selama proses pembangunan LRT di tempat ini. Beton-beton ini menutupi lubang tempat pompa air sehingga ketika curah hujan tinggi dengan volume air yang sangat banyak. Maka air tak dapat mengalir dengan cepat ke dalam lubangnya," kata Anies seperti dilansir dari Antara, Kamis (14/12).

Dia melanjutkan, genangan yang terjadi menimbulkan efek domino. Salah satunya membuat arus lalu lintas tersendat parah.

“Efeknya lalu terjadi genangan di underpass MT Haryono ini genangannya sekitar 50 sentimeter. Ketika di sini tergenang, maka otomatis sepanjang jalan MT Haryono dan Gatot Subroto berhenti karena kendaraan tidak bisa lewat,” jelas dia.

Meskipun demikian, Anies tidak mau mencari kambing hitam dan kunjungannya kali ini murni untuk mencari penyebab sehingga nantinya bisa dicarikan solusi terbaik. Dia mengingatkan bahwa sebelumnya sudah menyampaikan bahwa salah satu sebab genangan adalah pembangunan yang tidak memperhitungkan aliran air.

Anies juga menginstruksikan agar beton-beton yang menghalangi aliran air segera digeser. Dia meminta apapun yang berdampak menghalangi air agar segera dihilangkan.

"Jadi mulai besok langsung dikerjakan agar keadaan banjir dan genangan segera tuntas," tegas dia.

Terpisah, Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Johan Silas berpendapat, penerapan "smart drainage" atau drainase cerdas melalui sistem pembuangan air yang terkoordinasi akan mampu mengatasi permasalahan banjir di Jakarta.

"Masih perlu waktu dan perencanaan juga untuk penerapannya. Tetapi yang mau saya katakan, 'smart drainage' bisa diterapkan di Jakarta," kata Johan seusai suatu seminar di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa sistem "smart drainage" memanfaatkan teknologi untuk mengetahui semua kapasitas saluran secara akurat. Ketika semua saluran air terukur kapasitasnya, maka kemudian petugas di pusat kontrol (command center) mengatur stasiun pompa agar mengarahkan air di lokasi banjir ke saluran air yang kapasitasnya masih lowong.

"Ini dibantu oleh sistem pompa yang terkoneksi sehingga semua bersama-sama menyelesaikan, bukan hanya di daerah yang banjir saja. 'Command center' memonitor berdasarkan laporan masyarakat mengenai lokasi banjir," ucap Johan.

Melalui penerapan teknologi itu, lanjut dia, maka banjir dapat surut dengan cepat dan lebih tepat sasaran berdasarkan laporan masyarakat mengenai lokasi banjir. Johan mengatakan pola penanganan banjir melalui pemanfaatan teknologi semacam itu sudah dilakukan di Kota Surabaya. Ia mengklaim hal tersebut mempercepat waktu penanganan banjir.

"Masalah mengenai kota cerdas, di samping penerapan 'smart system', yang sulit adalah 'smart people'. Ini penting, internal pemerintah perlu pemahaman pula mengenai alat dan teknologinya," ucap Johan. (Jenda Munthe)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar