c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

06 Februari 2020

15:04 WIB

PSI Sarankan Anies Pakai Anggaran Formula-E untuk Banjir

PSI menilai jika Formula-E tetap berlanjut, maka Pemprov DKI terbukti tidak memiliki prioritas yang jelas

Editor: Agung Muhammad Fatwa

PSI Sarankan Anies Pakai Anggaran Formula-E untuk Banjir
PSI Sarankan Anies Pakai Anggaran Formula-E untuk Banjir
Pembalap Indonesia Sean Gelael bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat konvoi menuju Monas dalam peresmian Formula E di Jakarta, Jumat (20/9/2019). (ANTARA/Livia Kristianti)

JAKARTA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengalihkan anggaran Formula-E sebesar Rp1,2 triliun untuk antisipasi banjir. Hal itu disarankan PSI setelah Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka (Komrah) tidak mengizinkan ajang Formula-E menggunakan Kawasan Monumen Nasional (Monas).

“Awal tahun baru 2020 Jakarta mengalami banjir besar, padahal cuma hujan sehari. Seharusnya antisipasi banjir menjadi prioritas utama Pemprov DKI, bukan Formula E. Rakyat Jakarta kebanjiran, tapi gubernurnya malah bikin acara balapan mobil,” ucap Justin Adrian, Anggota Komisi D DPRD DKI dari Fraksi PSI melalui keterangan tertulis, Kamis (6/1).

Komrah memerintahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengadakan ajang Formula-E di luar kawasan cagar budaya. Di sisi lain, Formula-E juga tidak bisa menggunakan jalan-jalan umum karena akan menyebabkan kemacetan parah. Justin menilai Pemprov DKI Jakarta harus meninjau kembali rencana Formula-E.

Sejak awal, kata Justin, Fraksi PSI menolak rencana acara Formula-E karena manfaatnya tidak jelas. PSI menilai jika Formula-E tetap berlanjut, Pemprov DKI Jakarta terbukti tidak memiliki prioritas yang jelas.

“Saya usul, sebaiknya Formula E dibatalkan, lalu uangnya buat antisipasi banjir yang lebih mendesak,” ucap Justin.

Justin berpendapat, terdapat tiga program antisipasi banjir yang lebih layak menjadi prioritas Pemprov DKI, yaitu perbaikan tanggul, normalisasi sungai, dan perbaikan pompa. Justin menekankan bahwa banjir awal tahun 2020 terjadi akibat banyaknya pompa dan pintu air yang yang tidak optimal.

Terlebih, survei Kementerian PUPR menemukan 44 tanggul rusak di Jabodetabek. Salah satunya, tanggul jebol di Kramat Jati, Jakarta Timur.

“Dinas Sumber Daya Air bilang ada 76 pompa yang rusak. Kementerian PUPR bilang ada 11 pintu air rusak. Duit Formula E bisa dipakai untuk perbaikan itu semua dan masih sisa banyak,” ujar Justin.

Lambatnya penanganan banjir oleh Pemprov DKI Jakarta membuat warga harus memperbaiki tanggul sendiri. Bahkan, kata Justin, uang dan material senilai Rp20 juta bersumber dari warga seluruhnya untuk memperbaiki tanggul jebol di Kramat Jati.

“Uang segitu tidak ada apa-apanya dibanding anggaran Formula-E sebesar Rp1,2 triliun,” ujar Justin.

Selain itu, Justin juga menyoroti program normalisasi sungai yang terhenti sejak 2018. Kementerian PUPR tidak bisa melaksanakan pekerjaan konstruksi karena masalah pembebasan lahan.

“Tahun 2019 kemarin anggaran pembelian lahan dibatalkan, katanya defisit. Kalau benaran defisit, mengapa malah bikin Formula E ratusan miliar?” tandas Justin. (Yanurisa Ananta)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar