c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

14 Februari 2020

11:35 WIB

Nelayan Muaragembong Sulit Dapatkan Bahan Bakar

Untuk melaut, puluhan kilometer lebih dulu ditempuh untuk dapatkan bahan bakar

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Nelayan Muaragembong Sulit Dapatkan Bahan Bakar
Nelayan Muaragembong Sulit Dapatkan Bahan Bakar
Kampung Nelayan Desa Pantaimekar, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Antarafoto/Andi Firdaus

CIKARANG – Nelayan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berharap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dibangun di wilayahnya. Untuk mendapat bahan bakar biosolar, mereka terpaksa harus membeli di Jakarta dan Karawang.

Camat Muaragembong Lukman Hakim mengatakan, kebutuhan akan SPBU di wilayahnya sangat penting mengingat dari 48 ribu jiwa warga Muaragembong, 70% dengan mata pencaharian nelayan.

"Iya sampai saat ini di sini belum ada SPBU. Sebenarnya keluhan ini sudah lama disampaikan nelayan ke kami. Jadi kalau ditanya seberapa penting ya penting banget ada SPBU. Biasanya nelayan juga mendapat kebutuhan BBM dari Tanjung Priok, Jakarta Utara melalui jalur laut," kata Lukman di Karawang, Jumat (14/2).

Kesulitan akibat ketiadaan SPBU di Muaragembong juga dirasakan pemilik kendaraan bermotor karena untuk mendapatkan bahan bakar mereka harus ke kecamatan terdekat yakni Cabangbungin yang jaraknya mencapai 25 kilometer.

"Kalau sekarang ini SPBU yang terdekat dari Muaragembong hanya ada di Kecamatan itu (Cabangbungin)," ujar Lukman seperti dikutip dari Antara.

Sekretaris Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong Kurtubi mengatakan di Desa Pantai Bahagia ada 300 perahu yang setiap hari mencari ikan di laut. Dari ratusan perahu itu total biosolar yang dibutuhkan mencapai 2.000 liter per hari.

"Ribuan liter biosolar itu dengan asumsi satu perahu membutuhkan 20 sampai 30 liter biosolar. Itu untuk hidup satu malam dengan jarak pencarian ikan sekitar satu mil (1,6 kilometer)," katanya.

Hingga saat ini nelayan yang ingin melaut terpaksa harus membeli BBM eceran yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan di SPBU.

"Nelayan beli (biosolar) di eceran Rp7.500 sedangkan harga biosolar di SPBU Rp5.500. Kebutuhan BBM kita lebih dari 1.000 liter per hari juga untuk para nelayan perahu kecil," katanya.

Nelayan dan warga ingin agar ada SPBU di Muaragembong sayangnya usulan dan keinginan tersebut hingga kini belum terealisasi.

"Bukan hanya nelayan. Kita di pemerintahan juga sudah berupaya untuk memfasilitasi hal tersebut. Tapi sampai saat ini belum ada kabar baik," kata dia. (Leo Wisnu Susapto)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar