03 Juli 2020
18:52 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program kelima dari kebijakan Merdeka Belajar, yaitu Program Guru Penggerak. Mendikbud Nadiem Makarim menyatakan bahwa program ini adalah yang terpenting dari program di kementeriannya.
Nadiem mengatakan, guru penggerak akan menjadi ujung tombak untuk melakukan transformasi pendidikan di Indonesia. Peran guru penggerakan diklaim tidak tergantikan dengan kurikulum, infrastruktur, maupun teknologi pendidikan sebaik apa pun.
"Ujung-ujungnya reformasi pendidikan di Indonesia harus berawal dan berakhir kepada guru, kepada manusia dewasa yang memimpin unit-unit pendidikan, yang memimpin kelas-kelas, perubahan harus terjadi di situ. Jadi ini adalah salah satu inisiatif terpenting di Kemendikbud saat ini," kata Nadiem dalam telekonferensi, Jumat (3/7).
Guru penggerak diharapkan dapat membentuk siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Ada enam kriteria profil ini, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri.
"Jadi enam Profil Pelajar Pancasila ini adalah objektif atau tujuan utama capaian Merdeka Belajar, dan guru penggerak pun harus memiliki karakteristik enam Profil pelajar Pancasila ini," ujarnya.
Nadiem menuturkan, guru penggerak merupakan program pelatihan bagi guru-guru untuk menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, dan instruktur pelatihan guru penggerak. Dengan demikian, mereka diproyeksikan akan memberi dampak yang besar di lingkungan sekolahnya.
Kemendikbud akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, terutama dinas pendidikan, demi memastikan guru penggerak menjadi prioritas untuk ketiga posisi tersebut. Jadi kualitas pendidikan akan dibangun melalui kepemimpinan di masing-masing sekolah.
"Kita sedang membangun elite force, bisa dibilang ini Kopassusnya guru-guru kita di seluruh Indonesia. Jadi ini bukan hal yang mudah. Harus secara mental kuat, punya keberanian melakukan perubahan, dan siap melalui suatu proses pembelajaran yang sangat intensif. Tidak mudah diseleksi, tidak mudah lulusnya," ungkapnya.
Angkatan pertama, kedua, dan ketiga program ini ditargetkan masing-masing melahirkan 2.800 guru penggerak. Lalu angkatan keempat sampai keenam masing-masing 7.500 guru penggerak. Angkatan ketujuh sampai kesembilan masing-masing 20.000 guru penggerak.
Kemudian angkatan kesepuluh sampai kedua belas masing-masing 55.000 guru penggerak. Akhirnya angkatan ketiga belas pada 2024 ditargetkan 150.000 guru penggerak. Jadi total dari seluruh angkatan adalah sebanyak 405.000 guru penggerak.
"Guru-guru ini akan kita sebar berdasarkan daerah, rekrutmen pun dilakukan berdasarkan daerah, agar terjadinya pemerataan. Jadinya daerah-daerah yang paling membutuhkan guru pun akan bisa menikmati jasa dan bakti dari guru penggerak," kata Nadiem.
Pendidikan Guru Penggerak
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril mengatakan, proses pendidikan dan penilaian guru penggerak akan berbasis dampak dan bukti. Sebanyak 70% dari komponen pendidikan mereka berupa belajar langsung dari tempatnya bekerja.
"Jadi apa yang terjadi di lapangan, di sekolah, di kelas, itu adalah teks yang kemudian menjadi bagian dari apa yang dipelajari oleh guru penggerak, dengan menguatkan refleksi, umpan balik, dan sebagainya," ujar Iwan dalam peluncuran Program Guru Penggerak secara daring.
Kemudian 20% komponen berupa belajar dari umpan balik rekan-rekannya. Sedangkan yang 10% sisanya belajar melalui fasilitator dan narasumber. Komposisi ini diklaim membuat pendidikan untuk guru penggerak menjadi lebih mengutamakan pendekatan relevansi dan kontekstual.
Dia memaparkan angkatan pertama Program Guru Penggerak harus ada perwakilan dari Indonesia bagian barat, tengah, dan timur. Ditargetkan nantinya akan ada 50 calon guru penggerak per daerah yang terpilih.
Lalu daerah yang dipilih juga berdasarkan kebutuhan kepala sekolah sampai tahun 2024. Tetapi daerah yang sedang ada pemilihan kepala daerah 2020 sedapat mungkin tidak akan dipilih. Demikian juga daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).
"Daerah 3T pada tahap pertama ini tidak bisa diikutkan dulu karena pertimbangan pelatihan yang akan lebih banyak menggunakan metode daring. Tetapi kami akan mengikutkan di angkatan-angkatan berikutnya," ungkap dia.
Pendaftaran program ini resmi dibuka pada 13 Juli–22 Juli 2020. Selanjutnya tahap seleksi pertama dilakukan pada 23 Juli–30 Juli 2020, berupa seleksi registrasi, esai, analisis studi kasus, dan tes bakat skolastik.
Lalu seleksi tahap kedua berlangsung pada 31 Agustus 2020–16 September 2020, berupa simulasi mengajar dan wawancara. Hasil seleksi calon guru penggerak akan diumumkan pada 19 September 2020. Akhirnya pendidikan guru penggerak dilaksanakan pada 5 Oktober 2020–31 Agustus 2021.
"Cukup panjang karena memang yang kami inginkan adalah betul-betul pengembangan kepemimpinan. Pembinaan yang betul-betul terfokus, dan dalam hal ini kita ingin betul-betul fokusnya orientasi kepada murid sebesar-besarnya, kepada hasil belajar murid," pungkasnya. (Wandha Nur Hidayat)