04 Februari 2021
15:40 WIB
JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengimbau tradisi memberi angpau dalam perayaan Imlek tahun ini tidak dilakukan secara tatap muka. Melainkan dilakukan secara digital melalui transfer, demi mencegah risiko terjadinya penularan covid-19.
"Saya pernah terima angpau juga. Walaupun amplop merahnya seru, yang lebih serukan yang di dalam amplop merahnya. Kita bisa juga melakukan itu mengirim di amplop merah dengan digital sekarang sudah sangat mudah," ujarnya saat telekonferensi, Kamis (4/2).
Menurut dia, mengirim angpau melalui transfer menjadi cara baru yang baik dalam perayaan tradisi Imlek di masa pandemi covid-19 saat ini. Bahkan, Budi berkelakar, nilai uang yang diberikan bisa lebih banyak ketimbang jika diberikan secara langsung lewat amplop.
"Kalau masih merasa ingin amplop merahnya dikirim juga ke anak, cucu, saudara, dan teman, bisa kirim lewat Gojek. Sekaligus cara baru ini bisa menyejahterakan mereka. Kirim amplop di dalamnya ada kertas (ditulis) sebentar lagi akan ditransfer sebesar ini," ucapnya.
Selain itu, dia mengimbau tradisi pergelaran barongsai pada tahun baru China kali ini tidak mengundang orang yang akan menyebabkan kerumunan. Kemudian pertunjukkan itu bisa disiarkan secara daring, sehingga tetap dapat disaksikan oleh masyarakat luas.
Dengan cara-cara baru itu, perayaan Imlek dan berbagai tradisinya dapat tetap berlangsung di masa pandemi tanpa mengabaikan protokol pencegahan covid-19. Jadi umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa diharapkan tidak kehilangan makna Imlek pada tahun ini.
Menurut Budi, Imlek bermakna harapan dan keberuntungan baru bagi masyarakat Tionghoa dan umat Konghucu. Dia yakin perayaan Imlek tahun ini tetap meriah serta memberi harapan dan keberuntungan baru bagi Indonesia, khususnya umat Konghucu di Tanah Air.
"Tanpa mengurangi makna-makna tersebut, saya mengimbau agar teman-teman umat Konghucu dan Tionghoa bisa melaksanakan Imlek juga dengan cara yang baru. Cara di mana kita melakukannya bersama dengan keluarga kita, kita bersama di rumah kita," kata ujar dia.
Kurangi Laju Penularan
Budi mengatakan, satu-satunya cara mengatasi pandemi covid-19 adalah dengan mengurangi laju penularannya. Tindakan-tindakan yang sifatnya mikro di level terkecil, seperti di lingkungan keluarga dan tetangga, sangat baik dan tepat untuk mengurangi laju penularan.
Dia mengaku telah berdiskusi dengan lima gubernur tentang program-program yang dianggap berhasil diterapkan di desa-desa maupun kabupaten. Program itu antara lain Jogo Tonggo, Program Kampung Tangguh, dan Program Desa Siaga.
"Sebenarnya sangat erat dengan budaya asli Indonesia, dan sangat tepat untuk menjawab bagaimana kita mengatasi pandemi ini dengan mengurangi laju penularan virus ini," imbuhnya.
Dalam pertemuan kemarin, bersama Presiden Joko Widodo itu pun mereka mendiskusikan pengalaman keberhasilan India dan China dalam mengatasi pandemi. Misi menurunkan laju penularan sangat penting agar pemerintah bisa menyiapkan diri untuk program vaksinasi.
"Kesimpulan kami satu, cara untuk mengatasi pandemi ini adalah dengan mengurangi laju penularan. Agar kita bisa mempersiapkan lebih baik sarana kesehatannya ada, agar seluruh rumah sakit kita juga tidak terlalu terbebani," jelas Budi. (Wandha Nur Hidayat)