c

Selamat

Jumat, 26 April 2024

NASIONAL

25 Agustus 2020

19:00 WIB

Ini Tips Jaga Diri Dari Serangan Siber

Tidak sembarang membuka tautan dan menggunakan password tak mudah ditebak adalah sangat perlu

Editor:

Ini Tips Jaga Diri Dari Serangan Siber
Ini Tips Jaga Diri Dari Serangan Siber
Ilustrasi kejahatan siber. Pixabay/dok

JAKARTA-Ada yang meningkat di dunia maya, selama masa pandemi selain penggunaan komputer dan jaringan internet. Infodemik yang berupa arus informasi berlebih dan tak jelas asal-usulnya, juga serangan siber bersamaan meningkat semasa penyebaran covid-19 berlangsung. Lantas, bagaimana menghindarinya? Ada beberapa tips yang penting untuk diingat mengantisipasi ini.

Yang utama, adalah menjaga privasi dengan tidak sembarang mengirimkan data pribadi ke situs-situs tidak jelas. Dengan    tidak membuka pesan atau tautan yang mencurigakan, atau yang dikirim dari orang yang tidak dikenal, hal ini bisa dilakukan. Kita, sebagai pengguna internet harus memahami bahwa setiap individu tidak boleh sembarangan memberikan data pribadi, seperti nama, alamat dan nomor ponsel. Membagikan data-data tersebut akan menimbulkan risiko seperti pencurian data dan serangan siber.

Selain itu, menggunakan perangkat lunak yang berlisensi juga akan membantu keamanan siber. Biasanya, perangkat berlisensi akan disertai perlindungan dan pengguna akan mendapatkan pembaruan keamanan berikut instruksi tentang keamanan siber.

"Ketika pandemi, penggunaan internet naik signifikan, tapi, infodemik juga berkembang. Ada risiko lain juga, seperti serangan siber," papar Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum, Henri Subiakto,  dalam pertemuan virtual bersama BSA, Selasa (25/8).

Henri mengamini, bahwa serangan siber meningkat selama pandemi dan menyasar siapapun. Dan, literasi digital bagi masyarakat dinilai merupakan salah satu cara yang penting untuk menjaga privasi informasi di dunia maya.

Dia juga menekankan, selain tips-tips di atas, masyarakat perlu  untuk mempelajari aplikasi-aplikasi yang dipakai, kemudian secara berkala memperbarui aplikasi tersebut. Dengan menambah pengetahuan akan aplikasi, serta perkembangan dunia digital, pertimbangan akan faktor-faktor keamanan akan menjadi budaya di masyarakat. Salah satu yang mendasar juga, adalah penggunaan kata sandi yang tak mudah ditebak, dan secara berkala diganti.

Satu hal lagi yang tak kalah penting adalah  koneksi internet dan protokol yang aman dengan tidak sembarang menyambungkan perangkat ke sembarang jaringan wifi. Sayangnya kondisi koneksi internet masih tak merata ini justru diabaikan. Sharing wifi menjadi hal umrah. Padahal, tidak semua koneksi itu aman.

Perangkat Legal
Lembaga advokasi perangkat lunak BSA The Software Alliance juga mengingatkan ini. Bagi BSA, salah satu cara agar perangkat terlindung dari serangan siber adalah dengan menggunakan perangkat lunak yang legal.

"Serangan siber bisa terjadi karena menggunakan perangkat lunak yang tidak berlisensi," kata Direktur Senior BSA, Tarun Sawney.

BSA melalui Global Software Survey pada 2018 lalu menyimpulkan,  perangkat lunak yang tidak berlisensi seringkali disusupi malware atau masalah keamanan lainnya. Dikutip dari Antara penyusupan malware ini menyebabkan perangkat tersebut rentan diserang. Satu dari tiga organisasi yang menggunakan perangkat lunak ilegal berpeluang untuk mendapat serangan siber.

Sementara, IDC menyebutkan, untuk memulihkan satu perangkat yang diserang malware, perusahaan membutuhkan biaya sekitar US$ 10.000. Rata-rata perusahaan harus mengeluarkan dana sebesar 2,4 juta dolar untuk memulihkan semua perangkat yang diserang itu. (Rikando Somba)

   


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar