c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

26 Agustus 2019

15:25 WIB

Densus 88 Tangkap Enam Anggota JAD di Jawa Timur

Tersangka merampok toko emas, tujuannya mencari dana untuk merakit bom

Densus 88 Tangkap Enam Anggota JAD di Jawa Timur
Densus 88 Tangkap Enam Anggota JAD di Jawa Timur
Ilustrasi Tim Densus 88 Antiteror. ANTARAFOTO/M. Kanwa

JAKARTA – Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap enam terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di wilayah Jawa Timur. Mereka, berencana menyerang aparat kepolisian di wilayah setempat. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo memaparkan, Tim Densus 88 menangkap HS alias Abu Zukfar di dusun Batu Lenger, Desa Bira Tengah, Kecamatan Sukobanah, Sampang, Jawa Timur, pada Kamis 22 Agustus 2019. HS ditangkap beserta barang bukti dua unit telepon genggam.

"HS, merupakan Amir JAD Madura atau koordinator JAD bidang Isbah," kata Dedi, di Mabes Polri, Senin (26/8). 

Dedi menjelaskan, HS terlibat aksi amaliyah pada 2014 bersama Syamsul Arifin alias Abu Umar yang ditangkap pada 14 Mei 2019. Selain itu, HS juga terlibat aksi bersama Sutrisno alias Patris yang telah ditangkap 17 Mei 2018. 

"Kemudian, melakukan aksi bersama Nurkholis alias Nur yang ditangkap pada 17 Mei 2018 bersama mentornya Abufida alias Abuga, yang ditangkap pada 19 Februari 2019 di Ambon," jelas Dedi.  

Selain itu, HS juga melakukan aksi bersama Zainal Ansori, Widodo, dan Sutrisno di Malang, Jawa Timur. Ketiga terduga teroris itu lebih dulu ditangkap kepolisian. 

"HS juga terlibat pertemuan Amir di wilayah Jawa Timur pada 12 Mei 2019 sehari sebelum kasus bom Surabaya di beberapa gereja dan penyerangan suicide bomber (bom bunuh diri) satu keluarga di Polres Surabaya," lanjut Dedi. 

Selain HS, Densus 88 menangkap BL alias Salman pada Kamis 22 Agustus 2019. BL ditangkap di depan Apotek Kimia Farma, di Jalan Belimbing, Desa Belimbing, Kabupaten Lamongan.

Diketahui, pada 2015, BL pernah melakukan latihan perang di Gunung Panderman, Malang, Jawa Timur. Latihan perang itu dilakukan BL bersama Romli yang telah ditangkap pada 19 Februari 2016.

Tak hanya itu saja, BL juga terlibat dalam pertemuan amir di Sidoarjo, Jawa Timur sehari sebelum peristiwa bom Surabaya, Jawa Timur.

"BL ditangkap beserta barang bukti satu buah harddisk, satu unit handphone (hp), buku catatan kecil, buku soal JAD dan ISIS satu bundel, dan beberapa buku karya kelompok mereka dan kop surat," tambah Dedi.

Setelah BL, Densus 88 menangkap KJ pada Jumat 23 Agustus 2019. KJ ditangkap di depan halaman rumahnya di jalan Ir. Soekarno, Blitar.

"Keterlibatan KJ sebagai JAD Blitar," lanjut Dedi.

Dari informasi yang diperoleh polisi, jelas Dedi, KJ mengetahui terkait tempat pembelian senjata terduga teroris Anang Rusdianto yang telah ditangkap pada 13 Juni 2018. 

Tak lama setelah menangkap KJ, Tim Densus 88 juga menangkap S di Blitar, Jawa Timur. S merupakan anggota JAD Blitar. 

"Pimpinannya Lutfi alias Gober yang ditangkap pada 3 Agustus 2018," tambah Dedi.

Dari keterangan yang diperoleh, lanjut Dedi, S pernah melakukan latihan perang sebanyak dua kali. Masing-masing dilakukan di Gungung Panderman, Jawa Timur. Lalu, di Pantai Lodoyo, Blitar, Jawa Timur.

"S juga mengetahui keberadaan senjata api jenis FN yang dimiliki Anang Rusdianto," Kata Dedi. 

S, tutur Dedi, berencana menyerang Pos Polisi di Karang Bolong, Malang, Jawa Timur. Rencana aksi penyerangan ini dilakukan menggunakan senjata api jenis Revolver milik Anang Rusdianto.

"Setelah S, dihari yang sama, Densus 88 juta menangkap IP alias Aslan di Blitar. IP adalah anggota JAD Blitar, pimpinan Lutfi," ungkap Dedi. 

Selanjutnya, Tim Densus 88 menangkap YT di Magetan, Jawa Timur, pada 24 Agustus 2019. YT berencana merakit bom untuk menyerang anggota kepolisian.

Untuk mejalankan aksi itu, YT melakukan pencurian di toko emas milik Dewi Sri di Kecamatan Barat, Madiun, Jawa Timur.

Dari penangkapan YT, polisi menyita barang bukti berupa dua buah kaleng diduga bom rakitan. Kemudian, pistol airsoft gun, kotak peluru senapan angin. Lalu, dua buah petasan, borgol, baterai, buku untuk amaliyah hingga buku catatan perakitan bom.

"Barang buktinya tiga buah hp lengkap dengan WhatsApp Grup jaringan JAD. Tiga buah gelang emas, obeng, lima cincin emas dan uang tunai," tambah Dedi.

Setelah menyita barang bukti itu, polisi melakukan penggeledahan di rumah istri dan kakek YT di Madiun, Jawa Timur. Dari rumah istri YT, petugas menyita barang bukti empat buah bom molotov, golok, paket petasan, satu kilogram belerang, wadah tawas. Lalu, pipa dan beberapa lem.

"Kemudian tim menggeledah rumah kakek tersangka di Suko Madiun. Diperoleh barang bukti berupa laptop, hp, satu unit kendaraan bermotor, beberapa korek api, pisau lipat, botol carian bening," papar Dedi.

Dari penggeledahan itu, diketahui, berbagai barang tersebut digunakan YT untuk merakit bom. 

"Jaringan ini sudah mempersiapkan diri untuk amaliyah dengan sasaran Polri. Mereka memanfaatkan momentum di tiap bulan. Mereka merampok toko emas untuk mencari dana," tukas Dedi. (James Manullang)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar