c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

NASIONAL

01 Maret 2021

21:00 WIB

Cerita Vaksinasi Lansia

Banyak lansia yang tidak memahami cara pendaftaran vaksinasi covid-19 secara daring

Editor:

Cerita Vaksinasi Lansia
Cerita Vaksinasi Lansia
Bambang sedang disuntik vaksin covid-19 dosis di Puskesmas Kecamatan Palmerah. Validnews/Wanda Nur Hidayat

JAKARTA – Belum genap pukul sembilan pagi pada Jumat (26/2), ketika Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, ramai disambangi warga. Seorang satpam perempuan, yang berjaga di pintu utama, tampak paling kerepotan saat itu. Selang sebentar pasti ada warga yang kebingungan bertanya padanya.  

Maklum, pagi itu kebanyakan warga yang datang sudah lanjut usia (lansia). Beberapa dari mereka bahkan harus diantar satu atau dua orang anggota keluarganya yang masih muda.

Salah satu lansia itu adalah Bambang Sugeng. Keperluan Bambang sama dengan rata-rata lansia di puskesmas pagi itu, yakni memenuhi undangan vaksinasi covid-19. Bambang dapat giliran di pukul delapan sampai sembilan pagi.

Meski langkah kakinya sudah pendek-pendek, Bambang sanggup datang seorang diri mengendarai sepeda motor. Jarak rumahnya di Kemanggisan Ilir ke puskesmas sekitar 2-3 kilometer.

“Selalu semangat untuk vaksin covid-19, mumpung masih sehat,” ucap Bambang kepada Validnews, Jumat (26/2).

Laki-laki sepuh berusia 76 tahun tersebut senang warga kelompok usianya akhirnya menjadi salah satu prioritas sasaran vaksinasi covid-19. Saat mula-mula kabar soal program vaksinasi beredar, ia sempat menelan kecewa lantaran belum ada vaksin untuk populasi usia di atas 60 tahun.

Lansia, bagi Bambang kala itu, seperti dipinggirkan dibanding kelompok populasi usia lainnya. Padahal sistem imunitas lansia sudah menurun dan umumnya memiliki penyakit penyerta. Ada risiko keparahan yang lebih tinggi jika mereka terpapar virus penyebab covid-19.

“Biar bagaimanapun kami lansia takut. Corona ini kan (berjangkit) di seluruh dunia,” tutur lelaki pensiunan insinyur teknik sipil itu.

Ketika program vaksinasi pekerja layanan publik dan lansia dimulai pada 17 Februari lalu, anak Bambang langsung mendaftarkannya secara daring. Bagi kebanyakan lansia, menurut dia, sistem pendaftaran secara daring ini tidak begitu mudah dilakukan.

Beberapa hari kemudian, laki-laki beruban dengan sisiran ke samping itu mendapat undangan vaksinasi dari Puskesmas Kecamatan Palmerah. Undangan diberitahukan melalui pesan WhatsApp, lengkap dengan tanggal, jam, dan tempat vaksinasi tertera di dalamnya.

Bambang tiba di puskesmas sekitar lima belas menit sebelum pukul sembilan. Di lantai empat gedung, ia bersama lansia lainnya mengantre untuk tahap screening sebelum vaksinasi. Antrean tampak teratur dan rapi. Kursi-kursi dideret menjadi tiga baris, dengan penjarakan 1-2 meter.

“Saya punya darah tinggi. Cukup lumayan darah tinggi saya 145 per 90. Kalau yang (kondisi) lainnya saya masih sehat. Jadi cuma darah tinggi saja. Kolesterol juga cukup bagus. Gula tidak punya. Jadi lain-lainnya cukup baik,” kisahnya soal proses screening.

Dokter menyatakan Bambang layak mendapat suntikan vaksin covid-19. Selanjutnya, ia turun ke lantai dua. Di lantai inilah, laki-laki bertubuh gemuk tersebut akan divaksin bersama lansia lainnya. 

Antrean Teratur
Antrean untuk penyuntikan pun terbilang teratur, meski tempatnya tak cukup besar karena hanya berupa lorong gedung. Bambang merupakan satu dari 108 lansia yang divaksin hari itu, atau bagian dari 20 orang yang dijadwalkan pada sesi pukul delapan sampai sembilan pagi.

Tiba di ruangan, vaksinator mengajaknya bercakap-cakap enteng. Tentang kondisi kesehatan dan aktivitas keseharian laki-laki itu, misalnya. Bambang sempat menyela percakapan untuk bertanya, “Tidak sakit kan ya, dok?”

Sejenak berikutnya, vaksinator mengangkat bagian lengan kiri dari kaos polo yang Bambang kenakan pagi itu. Dia memejam sedikit keras saat jarum suntik menembus kulitnya.

“Tidak sakit kan, Pak?” ujar vaksinator itu setelah mencabut jarum suntik dari lengannya.

Tepat 28 hari mendatang sejak pagi itu, dia akan duduk di tempat yang sama untuk mendapat suntikan vaksin dosis kedua.

Sementara sang istri yang juga lansia, usianya sebelas tahun lebih muda, masih menunggu undangan untuk vaksinasi dosis pertama. Pasangan suami-istri ini bagian dari 21,5 juta lansia sasaran vaksin nasional.  Seperti jutaan orang lain di dunia, aktivitas keduanya untuk berjumpa dengan sanak-saudara terbatasi dan ekonominya terganggu

Tak Pahami Prosedur
Hari itu merupakan hari kelima sejak vaksinasi untuk lansia dimulai di Puskesmas Kecamatan Palmerah pada Senin, 22 Februari lalu. Jumlah sasaran lansia yang divaksin di fasilitas pelayanan kesehatan ini bergantung pada jumlah tim yang diturunkan.

Sekitar lima ribu lansia warga Kecamatan Palmerah sudah mendaftar vaksinasi. Distribusi stok ke wilayah ini pun disesuaikan dengan jumlah tersebut.

Petugas vaksinasi bagian meja administrasi Puskesmas Kecamatan Palmerah, Kaisa Nandat mengatakan, setiap satu tim mampu menyuntik hingga 60 orang sasaran. Tetapi jumlah sasaran per hari dihitung kelipatan sembilan berdasarkan jumlah dosis dari setiap vial vaksin.

“Jadi perhitungannya satu tim itu kemampuan untuk menyuntik sasaran 60 orang. Jika kelipatan sembilan berarti 54. Jadi kalau kami hari ini turunnya dua tim, sehingga sasaran lansianya nanti 108 orang. Jadi kelipatan sembilan,” kata Kaisa kepada Validnews, Jumat (26/2).

Dia menjelaskan, pembagian jadwal vaksinasi 20 orang per sesi dilakukan untuk menghindari kerumunan. Keramaian diakui sempat terjadi pada hari pertama. Penyebabnya adalah banyak lansia yang belum memahami prosedur vaksinasi.

Pada hari pertama, banyak lansia yang hadir, berharap bisa langsung mendapat vaksin. Padahal mereka harus mendaftar lebih dulu secara daring melalui situs dki.kemkes.go.id. Masalah ini berhasil diatasi dengan sosialisasi, sehingga tak terjadi lagi pada hari berikutnya.

“Kemudian kami hubungi lansia-lansia tersebut. Misalnya, ada seribu lansia, kami hubungi per 100 untuk seharinya. Jadi tidak terjadi penumpukan di setiap hari karena sudah terjadwal. Lansia sendiri pun tidak perlu bolak-balik datang karena kami sudah menjadwalkan,” ujarnya.

Kaisa bercerita bahwa ia menjadi tim vaksinasi sejak program vaksinasi tahap pertama terhadap tenaga kesehatan dimulai. Berbeda dengan tenaga kesehatan, lansia lebih banyak mengajukan pertanyaan. Terutama terkait dengan penyakit penyerta yang mereka derita.

Saat memberi penjelasan kepada lansia pun harus dilakukan dengan intonasi yang lebih jelas dan suara yang lebih keras. Dia memaklumi, sebab lazimnya kemampuan fisik seorang lansia memang tak sebaik mereka yang masih muda.

Para vaksinator juga terlihat sabar dan memaklumi bahwa tidak sedikit lansia yang datang diantar anggota keluarganya. Beberapa lansia setidaknya diantar satu orang, walaupun ada juga beberapa yang lain diantar oleh empat orang anggota keluarganya. 

“Ada yang disuntik cuma satu, tetapi yang mengantar empat orang. Ada saja,” ucap salah satu vaksinator.

Masalah yang dihadapi Puskesmas Kecamatan Palmerah juga persis terjadi di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk. Banyak lansia yang datang langsung ke puskesmas berharap bisa mendaftarkan diri di tempat dan langsung mendapat suntikan vaksin hari itu juga.

Mau tak mau, satpam puskesmas harus memberi penjelasan berulang kali. Baik di Puskesmas Kecamatan Palmerah maupun Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk pun dipasang sebuah poster seukuran clipboard berisi uraian tata cara pendaftaran vaksinasi. Poster ditempel di depan pintu masuk puskesmas.

Lansia yang datang dengan anggota keluarganya yang lebih muda mungkin lebih beruntung. Sebab mereka langsung memahami penjelasan yang disampaikan satpam tersebut, sehingga dapat membantu proses pendaftaran.

Sementara, beberapa lansia yang datang seorang diri kerap kali tetap tampak bingung meski sudah dijelaskan. Tak jarang mereka harus meninggalkan puskesmas dengan raut kekecewaan. Wajar saja. Ada waktu yang terpakai dan jarak yang mesti ditempuh untuk datang ke puskesmas.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengimbau warga lansia untuk tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sebelum menerima jadwal vaksinasi. Fasilitas pelayanan kesehatan pun perlu meningkatkan sosialisasi khusus untuk proses vaksinasi lansia.

“Sebaiknya dikontak dulu fasilitas pelayanan kesehatannya. Supaya bisa dijadwalkan terlebih dulu, sehingga tidak menunggu lama dan tidak terjadi penumpukan,” ungkap Nadia kepada Validnews, Senin (1/3). (Wandha Nur Hidayat)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER