c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

31 Agustus 2018

19:08 WIB

5 Ribu Anak Peroleh Penanganan Trauma Akibat Gempa

Layanan pemulihan trauma lainnya yang diberikan adalah kegiatan bernyanyi, menggambar, membaca, mendongeng, dan lain-lain

5 Ribu Anak Peroleh Penanganan Trauma Akibat Gempa
5 Ribu Anak Peroleh Penanganan Trauma Akibat Gempa
Sejumlah warga terdampak gempa bumi duduk di teras rumah kayu di Dusun Tereng Tepus, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, NTB . ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

JAKARTA – Penanganan kondisi psikis pascabencana merupakan hal yang penting dilakukan. Kementerian Sosial (Kemensos) sendiri menyatakan telah memberi layanan penangangan trauma lewat Pondok Anak Ceria kepada 5.811 anak korban gempa bumi yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Hingga 30 Agustus 2018, Layanan Pondok Anak Ceria telah melayani 5.811 anak di 59 titik pengungsian,” ujar Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Nahar di Jakarta, seperti diberitakan Antara, Jumat (31/8).

Nahar juga memaparkan bahwa metode terapi bermain yang disediakan Pondok Anak Ceria merupakan salah satu cara pemulihan trauma yang efisien. Sejak terapi bermain diterapkan kondisi psikis anak jauh membaik, apalagi mereka terus didampingi tim Layanan Dukungan Psikososial.

“Rasa takut dengan gempa susulan masih ada, tapi nampak mulai bisa diatasi dan nampak hilang saat mereka diberikan ruang bermain dan beraktivitas positif lainnya,” ungkap Nahar.

Nahar mengatakan layanan pemulihan trauma lainnya yang diberikan adalah kegiatan bernyanyi, menggambar, membaca, mendongeng, dan lain-lain. Kegiatan tersebut dirancang untuk membuat anak tidak lagi terngiang-ngiang fenomena alam yang memporakporandakan tempat tinggal mereka.

Walaupun masih tersisa rasa takut tiap kali gempa susulan terjadi, Nahar mengatakan anak-anak jauh lebih ceria. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang merindukan sekolah. Kembali mengenakan seragam dan berkumpul bersama.

“Mereka tampak senang dan kondisinya semakin baik saat dikunjungi dan didampingi Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos),” kata Nahar.

Untuk memaksimalkan pendampingan pada anak, Nahar mengatakan Kemensos telah bekerja sama dengan 22 lembaga yang seluruhnya bergerak di bidang perlindungan anak. Jumlah lembaga tentunya dapat terus bertambah. Intinya, semua lembaga yang tergabung memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk melindungi dan merehabilitasi anak selama dan setelah gempa.

Gempa bumi yang terjadi di Lombok dan sekitarnya disebutkan telah menewaskan setidaknya 565 jiwa hingga 26 Agustus lalu. Ribuan orang luka-luka akibat terkena reruntuhan bangunan. Sekitar 74 ribu bangunan rusak. (Elisabet Hasibuan)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar