c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

01 Desember 2020

12:11 WIB

Jelang Belajar Tatap Muka, Anak Perlu Dibiasakan Mencuci Tangan

Merujuk Riskesdas 2018, lebih dari setengah masyarakat Indonesia tidak mencuci tangan dengan benar

Editor: Agung Muhammad Fatwa

 Jelang Belajar Tatap Muka, Anak Perlu Dibiasakan Mencuci Tangan
 Jelang Belajar Tatap Muka, Anak Perlu Dibiasakan Mencuci Tangan
Siswa mencuci tangan sebelum memasuki ruang kelas untuk mengikuti belajar tatap muka pertama di SDN-1 Lhokseumawe, Aceh, Senin (9/11/2020). ANTARAFOTO/Rahmad

JAKARTA – Ada banyak hal yang harus dipersiapkan terkait rencana pemerintah memulai pembelajaran tatap muka (PTM) pada Januari 2021. Salah satu persiapannya, yakni menanamkan budaya cuci tangan yang baik dan benar pada anak.

Humanitarian Health and Nutrition Technical Advisor Save The Children Indonesia, Firda Dewi Yani mengatakan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari setengah masyarakat Indonesia tidak mencuci tangan dengan benar. Antara lain, tidak menggunakan sabun dan air mengalir.

"Jadi, kita memiliki PR yang besar ya untuk menyadarkan bahwa kuman, bakteri, virus itu tidak terlihat. Jadi tangan yang tidak terlihat kotor itu belum tentu bersih," kata dia dalam acara yang disaksikan melalui YouTube Save The Children Indonesia, Selasa (1/12).

Pada April 2020 lalu, ia mengungkapkan bahwa pihaknya juga melakukan studi kajian cepat. Hasil studi cepat itu menunjukkan bahwa kualitas cuci tangan responden ternyata belum memadai dan tidak sesuai standar. Baik itu dari frekuensi, cara, maupun durasi waktu cuci tangan.

Firda menjelaskan, studi singkat tersebut menunjukkan bahwa bagian yang yang sering terlewatkan ketika mencuci tangan oleh masyarakat adalah punggung tangan dan pergelangan tangan.

Padahal, menurutnya, cara cuci tangan yang baik dan benar adalah dengan enam langkah. Kemudian, minimal durasi yang dibutuhkan untuk cuci tangan juga adalah 20 detik.

"Di Jawa Barat dan di NTT hasilnya menemukan bahwa umumnya masyarakat masih menganggap bahwa tangan yang bersih itu adalah sekadar tidak kotor, tidak berdebu, tidak berbau dan tidak berkeringat," ujarnya.

Ia menegaskan, cuci tangan tidak hanya untuk terhindar dari virus corona, tapi juga merupakan suatu tindakan yang sangat bermanfaat untuk kondisi lainnya. Seperti bisa mengurangi terjadinya diare hingga 40%, kemudian juga mengurangi kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) hingga 20%.

"Nah tidak mencuci tangan itu mengakibatkan 1,8 juta balita di dunia meninggal setiap tahunnya karena diare dan juga karena pneumonia," jelasnya.

Ia berharap semua pihak bisa menginformasikan bagaimana cuci tangan yang baik dan benar, khususnya pada anak. Menurut dia, ini sangat penting karena jumlah populasi anak di Indonesia berdasarkan proyeksi BPS 2018–2025, menunjukkan 1 dari 3 penduduk adalah anak.

Oleh karenanya, ia menegaskan bahwa perilaku kebersihan sangat penting, sehingga akan menyelamatkan generasi penerus di masa yang akan datang. "Jadi kita ingin melindungi generasi sekarang. Sehingga pandemi ini tidak akan memiliki dampak yang jangka panjangnya terhadap mereka," ungkapnya.

Diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim mengatakan, PTM akan kembali dilakukan pada Januari 2021. Namun, PTM kali ini tidak akan sama seperti sekolah pada sebelum pandemi. Berbagai peraturan harus dipenuhi oleh sekolah, sebelum PTM dilakukan. (Maidian Reviani)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar