c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

28 Juni 2024

12:08 WIB

Youtube Lobi Label Rekaman Soal Lisensi Lagu Untuk Melatih AI

YouTube ingin membeli lisensi katalog lagu tiga label rekaman (Sony Music, Universal Music dan Warner Records) untuk melatih kemampuan produk AI-nya menghasilkan lagu bergaya artis-artis populer

<p>Youtube Lobi Label Rekaman Soal Lisensi Lagu Untuk Melatih<em>&nbsp;AI</em></p>
<p>Youtube Lobi Label Rekaman Soal Lisensi Lagu Untuk Melatih<em>&nbsp;AI</em></p>

Youtube X Google DeepMind. Sumber: Youtube/Google DeepMind

JAKARTA- Platform streaming video besutan Google, YouTube, dikabarkan tengah melakukan negosiasi pembelian lisensi lagu dengan sejumlah label rekaman besar. Lagu-lagu tersebut diperlukan dalam melatih teknologi kecerdasan buatan (AI) yang tengah dikembangkannya.

Dilansir dari Engadget pada Jumat (28/6), kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh Financial Times yang menyebutkan tiga label rekaman besar yakni Sony Music Entertainment, Universal Music Group, dan Warner Records yang tengah bernegosiasi dengan YouTube. YouTube ingin membeli lisensi katalog lagu dari label rekaman tersebut untuk melatih kemampuan AI besutannya dalam menghasilkan lagu dengan gaya artis-artis populer.

Akan tetapi, keputusan akhir kemungkinan bukan hanya berada di tangan label rekaman, karena musisi pemilik lagu juga berhak dalam memutuskan menjual lisensi lagunya kepada YouTube.

Pada bulan November 2024, YouTube meluncurkan Dream Track, sebuah fitur kecerdasan buatan yang memungkinkan beberapa kreator terpilih membuat lagu dengan menggunakan suara dari sejumlah penyanyi seperti John Legend dan Charli XCX. Namun, hanya sembilan penyanyi yang suaranya tersedia dalam uji coba alat tersebut yakni Alec Benjamin, Charlie Puth, Charli XCX, Demi Lovato, John Legend, Papoose, Sia, T-Pain, dan Troye Sivan.

Diketahui, banyak musisi memprotes teknologi AI yang dapat menirukan karya mereka. Pada bulan April 2023, lebih dari 200 artis menandatangani surat terbuka untuk melindungi karya mereka dari penggunaan AI yang berpotensi melanggar hak cipta lagu dan menghancurkan ekosistem musik.

Di sisi lain, label rekaman telah mengambil sikap tegas terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap telah melanggar hak cipta dari lagu-lagu miliknya. Pada 24 Juni, Sony Music Entertainment, Universal Music Group, dan Warner Records mengajukan gugatan terhadap generator musik Suno dan Omio atas pelanggaran hak cipta dalam skala besar.

Label rekaman tersebut menuntut dua platform tersebut menghentikan penggunaan lagu mereka dan meminta kompensasi sebesar 150 ribu dolar AS (Rp2,4 miliar) per karya.

Dream Track
Untuk diketahui, YouTube meluncurkan fitur baru yang akan mengizinkan pengguna menciptakan lagu dengan suara beberapa penyanyi yang disusun dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), akhir 2023 lalu. Fitur yang bernama “Dream Track” itu mengizinkan pengguna menuliskan hal apa yang mereka inginkan ada pada lagu dan memilih suara penyanyi yang mereka gunakan. Kemudian AI akan membantu membuatkan lagu hingga 30 detik yang dapat digunakan sebagai musik latar di fitur Shorts YouTube.

“Eksperimen ini dirancang untuk mengetahui sejauh apa teknologi dapat digunakan untuk menciptakan hubungan yang lebih dalam antara artis dengan kreator konten dan, pada akhirnya, para penggemar,” ucap petinggi YouTube Lyor Cohen dan Toni Reid dalam pernyataan yang dimuat di situs resmi YouTube, Kamis.

Dalam fase awal, fitur ini baru tersedia untuk pencipta konten YouTube terpilih di Amerika Serikat. Eksperimen itu, kata mereka, adalah wahana untuk mempelajari potensi AI dalam membantu artis dan kreator konten mewujudkan imajinasi yang mereka miliki serta memacu kreativitas.

"Selain itu, penggemar juga dapat tersambung dengan karya-karya yang mereka cintai dengan cara baru sehingga mereka dapat semakin dekat melalui perangkat dan pengalaman interaktif ini," kata Cohen dan Reid menambahkan.

Ada sembilan penyanyi yang meminjamkan suaranya untuk proyek terbaru YouTube itu. Mereka adalah Alec Benjamin, Charlie Puth, Charli XCX, Demi Lovato, John Legend, Papoose, Sia, T-Pain, dan Troye Sivan. Para penyanyi yang terlibat mengaku senang berpartisipasi dalam proyek tersebut karena memahami potensi AI dalam memacu kreativitas mereka berlagu.

“Saya terus mendukung untuk mendorong batasan teknologi dan memanfaatkannya untuk membuat musik yang paling menarik bagi penggemar saya,” ucap penyanyi rap T-Pain.

Selain itu, penyanyi Charlie Puth juga mengatakan, YouTube memahami untuk bekerja sama mengembangkan teknologi tersebut secara bertanggung jawab demi mendorong kreativitas dan bukan menggantikan kreativitas itu.

Memahami keluhan beberapa pihak bahwa AI berpotensi mengancam kreativitas pekerja seni, YouTube berkomitmen mengambil langkah pemanfaatan AI yang bertanggung jawab dan kolaboratif. Perusahaan itu juga telah merilis dasar pengembangan musik AI dan inkubator AI.

“Kami juga terus mempelajari kemungkinan bagaimana AI dapat memberdayakan kreativitas bersama para penyanyi, penulis lagu, produser, dan rekan-rekan kami sembari mengidentifikasi tantangannya,” pungkas Youtube

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar