06 November 2023
10:02 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Di saat umumnya pelumas mesin dibuat dengan bahan dasar base oil bermutu tinggi yang berasal dari minyak bumi yang dimurnikan, sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Tim Lubritech justru menciptakan produk pelumas mesin yang dibuat dari bahan dasar limbah plastik.
Dinamakan X-PELBO: Waste Plastic to Eco-Lubricant Base Oil, produk ini merupakan inovasi hasil pengolahan limbah plastik polypropylene (PP) menjadi base oil yang merupakan minyak dasar penyusun pelumas.
Tim Lubritech yang terdiri dari empat mahasiswa Departemen Teknik Kimia (DTK) Fakultas Teknik (FT) Ariadne Jasmine, Fionna Aurell, Farrel Hakim, dan Ni Putu Xyieloveeda Sequioa, bekerja di bawah bimbingan Guru Besar DTK FTUI, Prof. Dr. Ir. Dijan Supramono, M.Sc.
Mereka mendapatkan ide awal pengembangan produk inovasinya tersebut, dari fakta masih sangat masifnya penggunaan plastik di berbagai industri dan rumah tangga. Sebuah kondisi yang jelas akan merusak lingkungan di masa depan, karena sifat plastik yang tidak bisa terurai dalam waktu yang cepat.
Indonesia sendiri pun menjadi negara penyumbang limbah sampah plastik terbesar kedua di dunia, dengan jumlah mencapai 64 juta ton sampah plastik setiap tahunnya.
Sementara penggunaan plastik PP sendiri tak lepas dari fakta bahwa plastik jenis ini merupakan salah satu jenis yang paling umum digunakan di masyarakat, dan berkontribusi besar dalam permasalahan akumulasi sampah plastik di seluruh dunia.
Umumnya plastik ini terdapat atau digunakan sebagai bahan dasar pembuatan botol minuman, wadah makanan, dan berbagai kemasan konsumen lainnya.
Dalam proses produksinya, X-PELBO melalui tiga tahapan, yaitu pirolisis, hydrocracking, dan distilasi. Pada tahap pirolisis, pertama-tama limbah plastik PP dipanaskan tanpa oksigen pada suhu 524 derajat Celcius selama 10 menit, proses ini dilakukan dengan tujuan untuk memutus rantai panjang plastik PP.
Selanjutnya pada proses hydrocracking, rantai karbon C30 dipecah menjadi C16. Pemecahan dilakukan karena C16 adalah rantai karbon penyusun base oil yang diinginkan. Dan tahap terakhir distilasi atmosferik, dilakukan sebanyak dua kali untuk memisahkan produk utama (C16) dari produk samping (C3 dan C8).
Anggota tim, Ariadne meyakini dengan semangat ‘the best lubricant begins with the best base oil’, X-PELBO ini membawa beragam keunggulan. Selain menjadi solusi pengolahan limbah plastik PP dengan nilai jual tinggi, produk ini juga mengurangi ketergantungan pada sumber daya minyak bumi yang tidak dapat diperbarui.
Sebagai sebuah produk pelumas mesin, X-PELBO juga menonjolkan kemampuan penguapan, stabilitas, dan daya pelumasan yang baik. Tak kalah penting harga pasar X-PELBO juga dipastikan akan 76% lebih murah daripada produk pelumas umum dengan harga Rp11.999 per liter.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Viscosity Index dari X-PELBO mencapai angka 120 dengan kadar sulfur di bawah 0,2%, sehingga termasuk dalam Base Oil grup III, yang merupakan salah satu base oil kelas unggul.
Kualitas X-PELBO sebagai sebuah produk inovatif juga telah diakui, dengan keberhasilan mereka meraih gelar Juara 1 kategori Tribology pada kompetisi Think Efficiency 2023 yang diselenggarakan oleh Shell Indonesia dan Society Renewable Energy (SRE) Indonesia. Mengalahkan 50 tim mahasiswa dari universitas lain di Indonesia pada kompetisi yang berlangsung Oktober lalu.
Atas keberhasilan Mahasiswanya mengembangkan produk inovatif yang telah berhasil mendapatkan pengakuan juara, Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., turut mengapresiasi. Ia mengatakan Tim Lubritech tidak hanya telah menghadirkan solusi yang brilian, tetapi juga memberikan inspirasi tentang potensi besar generasi muda Indonesia dalam mengatasi tantangan energi dan lingkungan.