c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

02 Juni 2022

19:49 WIB

Victor; Tuan Anjing-anjing Yang Terbuang

Berdasar iba pada satu anjing, Victor merawat ratusan lainnya. Kini, dia berupaya menaikkan pamor anjing kampung yang kerap dibuang.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Satrio Wicaksono

Victor; Tuan Anjing-anjing Yang Terbuang
Victor; Tuan Anjing-anjing Yang Terbuang
Victor Ferdinand Indrabuana, pendiri Ron Ron Dog Care. Dok: Ist.

JAKARTA – Tak pernah terpikirkan oleh Victor Ferdinand Indrabuana kalau dia akan berpredikat sebagai “tuan” dari ratusan anjing, nantinya. Sedari kecil, dia memang suka dengan hewan peliharaan itu. Namun, Victor bukan lah pecinta anjing sejati. 

Namun, Ron Ron kemudian menggugah hatinya saat bersirobok tak sengaja. Ron Ron membuka pandangan Victor tentang kehidupan anjing-anjing yang tak beruntung dipelihara dengan baik.

Ya, Ron Ron adalah seekor anjing tua malang jenis Chow chow yang diadopsi Victor berdasarkan rasa kasihan. Figur anjing ini sama sekali tidak imut. Ron Ron justru  ditemukan dengan kondisi penuh bekas luka, botak, berkutu, kurus dan lemas, beberapa waktu silam.

Victor beberapa kali melihat anjing ini. Menurut cerita, sudah ada sepuluh orang sebelumnya yang merawat anjing tersebut. Namun rata-rata mereka tidak betah, Ron Ron dinilai bersifat galak. 

Didorong rasa iba, Victor pun mencoba mendekat. Gayung bersambut, Ron Ron mau mendekat dengan jinak. 

Ron Ron pun dibawanya pulang. Dia berharap, anjing tua ini bisa menjadi kawan bagi Ino, anjing yang lebih dulu dipeliharanya.  

Kemudian, saat membawa Ron Ron ke dokter untuk diperiksa, Victor berjumpa Cello.  Cello juga bernasib serupa. Anjing itu adalah korban tabrak lari dengan kaki belakang cacat. Sebelumnya, anjing itu dibawa ke dokter oleh sang pemilik. Mirisnya, setelah perawatan usai, sang pemilik tak pernah muncul kembali.   

“Akhirnya saya minta ke dokter, anjingnya saya bawa saja. Saya bayar tagihannya, Rp7 juta kalau enggak salah waktu itu. Dari situ, jadilah saya akhirnya punya tiga anjing,” ungkap Victor saat berbincang dengan Validnews, Selasa (31/5) lalu.

Pertemuan antara Victor, Ron Ron dan Cello terjadi pada 2016. 

Tumbuh Kepedulian
Tanpa disadari, interaksi Victor dengan ketiga peliharannya; Ino, Cello dan Ron Ron menumbuhkan kecintaannya terhadap anjing. Ia belajar memahami anjing-anjingnya, berangkat dari ketidaktahuan, memanfaatkan sumber-sumber informasi terkait dari internet.

Dia mengaku jatuh cinta pada anjing-anjingnya. Dia bisa terhibur oleh keceriaan Ino dan Cello, atau gemas pada kegalakan "si tua" Ron Ron. Keluarganya juga demikian, meski ada dinamika yang dialami. Victor dan anaknya pernah terluka karena gigitan anjing.

Interaksi itu memunculkan rasa sayang terhadap anjing lain. Beberapa kali dia  menyelamatkan yang ditemukan telantar. Namun mereka tak diadopsi. Melainkan diselamatkan sementara sampai ditemukan kembali oleh pemiliknya, atau oleh pengadopsi yang berminat. Dia pun mulai aktif mendukung berbagai komunitas atau gerakan pecinta anjing, sambil berjejaring dengan mereka. 

"Saya pikir gini, kalau ada anjing hilang, daripada ditangkap orang enggak benar kemudian disate, mending saya bawa pulang. Saya buka medsos, saya cari pemiliknya. Jadi bukan shelter, tapi mengamankan. Orang kalau anjingnya hilang kan panik ya, nah saya mencoba bantu, terutama agar anjingnya selamat dulu lah,” tutur Victor.

Aktivitasnya kian intens. Hingga pada suatu waktu, dia memutuskan membawa pulang 33 anjing telantar yang ditinggal meninggal pemiliknya, pada tahun 2019 silam. Keputusan ini menjadi cikal bakal berdirinya Ron Ron Dog Care, sebuah shelter merawat anjing telantar di Yogyakarta.

Bangun Shelter RRDC
Kian banyaknya anjing yang dipelihara, menuntut tempat lebih luas dan pemeliharaan lebih baik. 

Victor memutuskan membangun Ron Ron Dog Care (RRDC), shelter sementara untuk anjing-anjing telantar. Dia menggaji seorang kenalan untuk membantu merawat total 36 anjing yang ada di rumahnya. Dia juga mulai mengumumkan RRDC di berbagai kanal media sosial. Satu persatu pengadopsi atau adopter pun terpanggil. 

Namun tidak semua anabul itu mendapat "tuan" barunya. Dari 36 anjing yang didominasi ras anjing kampung, sebagian tetap tinggal di penampungan. Umumnya anjing-anjing yang sudah tua tak peroleh pengadopsi.

Ini kembali membuatnya kian serius. Tak main-main, Ia rela merogoh kocek dalam jumlah besar untuk menyewa lahan seluas sekitar satu hektare di kawasan sepi penduduk, di dekat Kaliurang, Sleman. Di sinilah ia membangun shelter cukup besar, tempat baru untuk anjing-anjingnya.

Sejak didirikan, RRDC juga menjadi salah satu hub atau tempat bertemunya para pecinta anjing di Yogyakarta. Dalam waktu cepat pula, shelter ini kedatangan banyak anjing baru sekaligus calon-calon adopter.

Sejak itu pula, Shelter RRDC terus menjalankan misinya, menyelamatkan anjing-anjing yang telantar, yang diselamatkan dari berbagai pihak.

Tercatat, ada puluhan anjing diselamatkan oleh Victor dari kantor kepolisian. Sekitar 60-an anjing yang merupakan barang bukti dari kasus perdagangan anjing, hingga kini dirawat di RRDC.

Victor menyebutkan jika ditotal sejak 2019 hingga kini, sudah ada 330 anjing yang pernah diselamatkan dan dirawat di RRDC. Dari jumlah itu, sebagian di antaranya sudah menemukan rumah barunya. Sekarang, masih ada sekitar 130-an anjing berada di RRDC.


Merawat seratus lebih anjing tentu bukan sesuatu yang mudah. Paling tidak untuk penyediaan makanan hingga perawatan kesehatan mereka, itu sudah menjadi tantangan besar.

Validnews mengulasnya bersama Victor. Dia mengaku, biayanya tak sedikit. Sebagian besar operasional bulanan ditutupi dengan dana miliknya sendiri. Namun ada juga donasi dari para pendukung gerakan pecinta hewan.

Derita Anjing Kampung
Di samping itu, RRDC juga memiliki lini bisnis, yakni jasa penitipan anjing. Ini juga membantu Victor dan timnya dalam menutupi biaya operasional shelter setiap bulannya.

“Sekarang itu pengeluaran kita kira-kira habis sebulan itu antara Rp20-25 juta total. Donasi rata-rata Rp5-7 juta, dari jasa penitipan Rp3 jutaan. Sisanya saya tanggung,” beber Victor.

Victor mengaku beruntung. Dia masih memiliki penghasilan yang memadai untuk menyokong pembiayaan itu. Namun soal alokasi dana yang dihasilkan, tentu RRDC  menjadi hal yang mutlak harus diutamakan. Dalam hal ini Victor meninggalkan semua hobinya agar tak ada lagi arus dana yang dihabiskan untuk itu. 

“Misalnya ini orang punya hobi otomotif, keluarnya segitu juga (Rp20-25 juta) sebenarnya. Saya itu hobi motor tadinya, habisnya segitu juga. Jadi saya stop semua hobi saya, saya sekarang konsen saja ke anjing,” papar dia.

Soal biaya rutin, dia mengaku bukan masalah utama. Yang dilakukan, masih bisa menutupinya. Namun, tantangan pendanaan yang paling serius itu bersumber dari pembiayaan kesehatan yang kadang kala tidak terduga.

Sebagai makhluk hidup, seperti manusia, anjing pun juga akan mengalami sakit suatu waktu. Itu pula yang dialami anjing-anjing di RRDC, mulai dari sakit yang ringan hingga serius. Di antaranya ada yang mengidap kanker dengan pengobatannya mencapai Rp50 juta.  

Hal ini membuatnya berpikir serius. Salah satu yang dipikirkan baik dicoba adalah dengan memadukan konsep shelter dengan wisata. 

Salah satunya dengan membuka area untuk disewakan kepada para penjaja kuliner, hingga membangun konsep wisata bersama anjing, semacam di dog park. Namun, yang unik adalah ‘penampil’ utama di wisata bersama anjing. Anjing-anjing ras kampung lah yang menjadi bintangnya. 

Ya, Victor ingin menunjukkan bahwa anjing-anjing kampung bisa jinak, manja, dan berupa lucu dan menggemaskan penampilannya layaknya anjing ras impor. Selain itu, anjing kampung lah yang mendominasi shelter RRDC karena kurang diminati adopter.

“Saya ingin tunjukin juga bawa anjing kampung itu enggak jelek. Mungkin anjing ras keren, bulunya panjang, bisa dimodel, lebih bagus di mata. Tapi secara kualitas, ketika diajak main segala macam, semua sama. Itu yang ingin saya tunjukkan, bahwa anjing kampung itu oke,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar