c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

11 November 2024

08:22 WIB

Tren Pengobatan Berbahan Dasar Alam, Indonesia Punya Potensi Besar

Penderita penyakit degeneratif diketahui memiliki kualitas hidup yang lebih baik dengan mengonsumsi obat-obatan berbahan dasar alam. Karenanya masyarakat Indonesia didorong sesuatu yang berbahan alami.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Tren Pengobatan Berbahan Dasar Alam, Indonesia Punya Potensi Besar</p>
<p>Tren Pengobatan Berbahan Dasar Alam, Indonesia Punya Potensi Besar</p>

Presiden Direktur PT Dexa Medica V Hery Sutanto dan dekan sekolah farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. I Ketut Adnyana di acara Dexa Group, Jumat (8/11). Foto: Validnews/Gemma F Purbaya

JAKARTA - Belakangan ini, segala sesuatu yang 'alami' terus menjadi tren. Tidak hanya seputar produk perawatan kulit, melainkan juga tren pada obat-obatan. 

Melihat hal itu, dekan sekolah farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. I Ketut Adnyana mengatakan, bahan alam merupakan potensi besar bagi Indonesia, sehingga sudah seharusnya dimanfaatkan dengan baik.

"Potensi paling besar kita bisa mandiri atau tahan di bidang kesehatan farmasi yaitu bahan alam, karena sumber daya alam kita nomor satu di dunia. Kalau kita gabungkan darat dan laut ya, jadi sangat mungkin kita untuk mandiri dan tahan di bidang kesehatan," ungkap Prof. Ketut saat ditemui dalam acara Dexa Group pada Pameran Inovasi dan Teknologi Transformasi Kesehatan di Jakarta, Jumat (8/11).

Selain itu, beberapa penderita penyakit degeneratif, seperti stroke, kardiovaskular, dan diabetes juga diketahui memiliki kualitas hidup yang lebih baik dengan mengonsumsi obat-obatan berbahan dasar alam. Alasannya karena cara kerja obat fitofarmaka yang menggunakan bahan alami memiliki sedikit perbedaan dengan obat konvensional yang memakai bahan dasar kimia.

"Secara umum bisa dikatakan obat bahan alami bekerja lebih preventif dan promotif. Jadi bisa mencegah kondisi patologis yang lebih parah dan meningkatkan kesehatan atau kebugaran. Poinnya ada di sana," timpal Prof Ketut.

Maka dari itu, dia berharap masyarakat Indonesia mulai menggunakan atau mengonsumsi segala sesuatu yang berbahan dasar alam sebagai sebuah tradisi. Baik dalam bentuk teh, jamu, atau obat agar tidak mudah sakit.  Bahan-bahan alam yang biasanya dimanfaatkan sebagai obat preventif dan promotif sendiri cukup banyak, seperti meniran, daun bungur, cacing tanah, kayu manis, dan masih banyak lain.

Karenanya, sangat disayangkan apabila kekayaan alam itu tidak dimanfaatkan dengan baik untuk menjaga kesehatan. Kendati demikian, uji klinis juga perlu dilakukan supaya produk herbal Indonesia itu bisa dirasakan secara luas dalam pengobatan, baik untuk di dalam maupun luar negeri.

Dengan demikian, obat fitofarmaka tidak hanya sekadar mengandalkan klaim semata tetapi juga mempunyai bukti konkret dari uji klinik yang telah dilakukan. Namun perlu dipahami, apabila seseorang sudah terdiagnosa penyakit, tetap berkonsultasi dengan dokter supaya pasien bisa mendapatkan perawatan dan penanganan yang sesuai dengan keluhannya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar