08 Mei 2025
08:57 WIB
Transparansi Dana Indonesiana Untuk Keadilan Pelaku Seni
Peningkatan transparansi Dana Indonesia nantinya akan mencakup pembuatan juklak dan juknis yang jelas, agar bisa terbuka dan memberi rasa keadilan bagi pelaku seni dan budaya.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Kementerian Kebudayaan meluncurkan Dana Indonesiana 2025. Dok: Kemenbud.
JAKARTA – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjamin pengelolaan Dana Indonesiana berjalan transparan. Pihaknya pun ke depan akan melakukan sejumlah peningkatan dalam hal transparansi, agar khalayak bisa memantau sejauh mana pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan tersebut.
Fadli mengatakan, transparansi merupakan nilai penting dalam pengelolaan dana oleh pemerintah. Peningkatan transparansi Dana Indonesia nantinya akan mencakup pembuatan juklak dan juknis yang jelas, agar bisa terbuka dan memberi rasa keadilan bagi semua orang, khususnya para pelaku seni dan budaya.
“Termasuk para penerima Dana Indonesiana ini akan kita publish sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas, baik yang sekarang dan yang akan datang,” ungkap Fadli dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (8/5).
Dana Indonesiana tahun ini sudah diluncurkan, terhitung sejak 5 Mei lalu. Dengan begitu, para pelaku seni dan budaya sudah bisa melakukan pendaftaran untuk pengajuan penerimaan dana tersebut dalam berbagai kategori pendanaan yang disediakan. Dana ini diperuntukkan untuk mendukung dunia film, musik, dan pop culture, di samping untuk tradisi, heritage, seni pertunjukan, dan lain-lain.
Fadli menegaskan, Dana Indonesiana merupakan bentuk konkret dukungan negara terhadap pemajuan kebudayaan. Program ini ditujukan kepada para pelaku budaya yang disalurkan melalui pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan, sebagaimana amanat yang tertuang dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2017.
Tahun ini, tersedia pembiayaan sekitar 465 miliar dari hasil pengelolaan Dana Abadi Kebudayaan dengan target lebih dari 1.000 penerima manfaat, baik individu, komunitas, maupun lembaga budaya.
Dalam sesi Taklimat Media Delegasi Indonesia di Festival Film Cannes 2025 di Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu, Fadli pun menyoroti posisi Dana Indonesiana sebagai stimulus untuk memperkuat perfilman Indonesia. Partisipasi para sineas Indonesia di Cannes tahun ini pun turut didukung Dana Indonesiana lewat skema pembiayaan perjalanan.
Khusus untuk bidang perfilman, Fadli juga menyambaikan bahwa saat ini sudah ada kategori matching fund dalam Dana Indonesiana. Skema pendanaan ini diperuntukkan bagi film-film Indonesia yang bisa mendapatkan pendanaan internasional, dan Dana Indonesiana dalam hal ini akan menjadi sumber pendanaan tambahan dengan plafon hingga Rp2,5 miliar.
“Kita berharap bahwa Dana Indonesiana ini bisa menjadi stimulus di dalam film. Kemarin juga saya sampaikan, kita mengaktifkan skema matching fund, meskipun dibatasi ada suatu plafon atasnya, penting untuk suatu awareness. Supaya beneficiaries-nya lebih banyak, jadi dibatasi sampai 2,5 milyar,” jelas Menbud.
Sebagai informasi, beberapa film yang mendapatkan dukungan matching fund di antaranya Tale of the Land, Perang Kota, Samsara, dan Crocodile Tears.
Melalui program Dana Indonesiana Tahun 2025 ini, Fadli berharap, kehadiran negara dapat dirasakan oleh masyarakat.