c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

12 Juli 2024

08:22 WIB

Tiga Proyek Film Indonesia Raih Penghargaan Di BIFAN 2024

Tiga proyek film asal Indonesia berhasil meraih penghargaan di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2024.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Tiga Proyek Film Indonesia Raih Penghargaan Di BIFAN 2024</p>
<p>Tiga Proyek Film Indonesia Raih Penghargaan Di BIFAN 2024</p>

Tiga proyek film Indonesia meraih penghargaan di BIFAN 2024. Dok: Kemendikbudristek/ Indonesian Cinema.

JAKARTA - Indonesia berpartisipasi dalam Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2024 dengan memboyong para sineas, film serta proyek film terbaru. Keterlibatan itu membuahkan hasil, di mana tiga proyek film meraih penghargaan di ajang tersebut.

Dancing Gale dan Virgin Bash mendapat penghargaan dalam NAFF Project Market BIFAN 2024. Satu lagi yaitu proyek film The Heirlooms yang mendapatkan Bucheon Awards di Goedam Campus Pitching.

Sebelum penghargaan diumumkan, dewan juri yang terdiri dari produser asal Indonesia Yulia Evina Bhara, Mike Macari dan Yohwan Kim menyampaikan, sepakat memberikan penghargaan kepada proyek-proyek yang dianggap menjanjikan. Proyek-proyek tersebut dianggap memiliki kekuatan cerita serta siap untuk segera diproduksi.

Dancing Gale mendapatkan DHL Award dan berhak menerima hadiah sebesar 5 Juta Won (sekitar Rp58,8 juta). Dancing Gale yang disutradarai Sammaria Simanjuntak dan diproduseri Lies Nanci Supangkat dari rumah produksi Pomp Films juga merupakan penerima penghargaan skenario terbaik 1 dari lab Indonesiana Film pada tahun 2023.

Film ini mengangkat tema budaya Batak melalui kisah boneka Sigale-gale, boneka pelipur lara dari Tanah Toba. Film akan mengambil latar di Danau Toba.

“Tim kami sangat bangga dapat membawa nama Indonesia, juga masyarakat Batak dan Danau Toba ke panggung internasional melalui proyek film Dancing Gale," ungkap Samaria Simajuntak dalam keterangan pers, Kamis (11/7).

Sementara proyek film Virgin Bash mendapatkan Mocha Chai Laboratories Post Production Award dan berhak menerima hadiah fasilitasi pasca-produksi setara dengan nilai $35 ribu (sekitar Rp569 juta). Film ini akan disutradarai Randolph Zaini, diproduseri Susanti Dewi dari rumah produksi IDN Pictures.

Sebuah film genre yang mengangkat kisah segar, tentang pesta dara sebelum pernikahan yang berubah menjadi tragedi berkepanjangan.

Dua film tersebut sebelumnya terseleksi di NAFF Project Market BIFAN dan masuk dalam Project Spotlight, bersama tiga proyek film lain dari Indonesia, bersaing dengan proyek-proyek film dari negara Asia lain untuk mendapatkan penghargaan dan menerima hadiah.

“Ke depan, kami berharap dapat menemukan calon-calon kolaborator lainnya seperti investor internasional dan ko-produser, untuk dapat menjadikan Virgin Bash menjadi karya film yang dinikmati bukan saja oleh penonton Indonesia, namun juga penonton global. Kami sangat antusias untuk melihat perjalanan cerita ini ke depannya,” kata produser Susanti Dewi.

Adapun proyek film The Heirlooms dari sutradara Devina Sofiyanti mendapat Bucheon Awards dalam forum Goedam Pitching. Sebelumnya, Devina dan proyek filmnya terseleksi mengikuti Goedam Residency, program afiliasi dari Goedam Planning & Development Camp yang diperkenalkan BIFAN sejak 2023.  Heirloms dan Devina berpartisipasi dalam program ini bersama sineas lainnya dari Jepang dan Taiwan.

"Setelah ini akan memantapkan naskah lagi dan mencari ko produser internasional dan nasional agar bisa melangkah ke tahap pra-produksi,” kata Devina Sofiyanti.

Pencapaian proyek film Indonesia di BIFAN 2024 tentunya menguatkan posisi sinema Indonesia di peta perfilman dunia. Bukan saja sekadar memutarkan film-film dari para sineas, tetapi proyek mendatang juga diakui di hadapan para profesional film dunia.

Kemenangan di forum pitching dan market, akan membuat proyek film Indonesia kian diminati dari negara lain untuk berkolaborasi produksi secara internasional.

Terlepas tiga kemenangan tersebut, Indonesia sendiri menjadi salah satu fokus dalam gelaran BIFAN 2024. Karenanya, banyak program, dari kompetisi hingga penayangan, memberi tempat pada karya-karya dari Indonesia. Kehadiran para sineas Indonesia yang membawa karya-karya mereka di BIFAN 2024 mendapat fasilitasi Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek dalam skema Dana Indonesiana.

Dalam rangkaian BIFAN 2024 yang berlangsung pada 4–14 Juli ini, sejumlah film Indonesia mendapat ruang penayangan. Film Siksa Kubur karya Joko Anwar ditayangkan dalam program MadMax, kemudian film Possession: Kerasukan karya Robby Ertanto tayang dalam program Adrenaline Ride BIFAN 2024.

Film Indonesia lainnya yang berpartisipasi termasuk Malam Pencabut Nyawa karya Sidharta Tata yang tayang dalam segmen kompetisi utama BIFAN 2024. Kemudian lima proyek film dipresentasikan dalam berbagai program. Seperti telah disebutkan, tiga di antaranya meraih penghargaan, sementara masih judul proyek lainnya yang juga ikut serta tahun ini, yaitu Mad of Madness (Forka Films), Into The Wood (Talamedia), serta The The Hidden Flowers (Relate Films).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar