10 Oktober 2025
09:36 WIB
Tantangan Menjadikan Indonesia Tujuan Wisata Ramah Muslim Dunia
Selain promosi, beberapa aspek utama yang perlu ditingkatkan untuk menonjolkan kekuatan Indonesia dalam pariwisata ramah Muslim mencakup penguatan atraksi, aksesibilitas serta fasilitas.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Masjid Pintu Seribu, Kota Tangerang, Banten yang dibangun pada 1978 menjadi salah satu destinasi wisata religi. Antara foto/dok.
JAKARTA - Indonesia diberkahi dengan kekayaan warisan Islam yang patut ditonjolkan sebagai daya tarik pariwisata ramah Muslim. Dengan pengelolaan yang tepat, Indonesia bisa menjadi tujuan bagi wisatawan yang mencari pengalaman berfokus pada pengalaman spritual yang terikat nilai-nilai Islam.
Bagaimana tidak, warisan budaya Islam membentang di penjuru Indonesia. Misalnya masjid, banyak masjid bersejarah atau yang ikonik, yang layak untuk dijadikan tujuan wisata religi, seperti Masjid Raya Baiturrahman yang bersejarah di Aceh hingga Masjid Istiqlal di Jakarta. Dari jejak ekspresi seni, Indonesia misalnya punya Tari Saman yang diakui UNESCO.
Tantangannya adalah bagaimana mengemas dan mempromosikan potensi itu kepada wisatawan dunia. Seperti diungkapkan Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, semua warisan itu adalah "harta karun" pariwisata layak dipromosikan ke seantero dunia.
"Warisan Islam Indonesia sangat kaya dan erat terjalin dalam identitas budaya kita. Kita harus mengenali, mengemas, dan mempromosikan harta karun ini sebagai pengalaman ramah Muslim yang unik menampilkan identitas dan daya tarik kita kepada wisatawan global," ungkap Widiyanti di Jakarta, Kamis (9/10), dilansir dari Antara.
Widiyanti menjelaskan bahwa ada beberapa aspek utama yang harus terus ditingkatkan untuk semakin menonjolkan kekuatan Indonesia dalam pariwisata ramah Muslim. Upaya ini berpedoman pada tiga A, yaitu Attractions (Daya Tarik), Accessibility (Aksesibilitas), dan Amenities (Fasilitas).
Sehubungan dengan hal itu, Kemenpar telah memperkenalkan meja layanan pariwisata yang berfokus pada wisata ramah Muslim di setiap pameran dagang utama. Upaya ini demi mempromosikan berbagai daya tarik wisata tersebut lebih dekat kepada para wisatawan, di mana sebuah destinasi yang ramah dan mudah dijangkau.
Hal lainnya, aksesibilitas. Meski aksesibilitas memiliki banyak aspek, lanjut Widiyanti, beberapa hal terpenting di antaranya adalah peningkatan konektivitas udara, kemudahan fasilitas visa, serta penciptaan lingkungan yang inklusif.
"Dalam hal konektivitas udara, berupaya memaksimalkan potensi 36 bandara internasional di Indonesia untuk menghubungkan lebih banyak wisatawan secara langsung ke destinasi prioritas di seluruh nusantara," kata Widiyanti.
Baca juga: Jogja Tingkatkan Layanan Wisata Ramah Muslim Dan Disabilitas
Untuk fasilitasi visa, lanjut Widiyanti, Indonesia saat ini memberikan akses bebas visa bagi sejumlah negara dan visa on arrival bagi lebih dari 100 negara, sehingga perjalanan menjadi lebih mudah dan nyaman bagi wisatawan internasional.
Sementara dalam hal lingkungan inklusif, inisiatif seperti ruang multi-sensori di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, mencerminkan komitmen dalam memastikan bahwa Indonesia adalah destinasi yang ramah bagi semua orang, termasuk wisatawan dengan kondisi neurodivergen alias kondisi khusus.
"Wisatawan mengharapkan kepastian dan kenyamanan, dan fasilitas yang tepat memainkan peran penting dalam menciptakan pengalaman yang lancar dan menyenangkan," tutur Widiyanti.
Baca juga: Sertifikasi Halal Jadi Daya Tarik Pariwisata Ramah Muslim
Widiyanti menyampaikan Indonesia saat ini telah memiliki jaringan fasilitas ibadah yang termasuk terluas di dunia dengan masjid dan musala yang tersedia di bandara, pusat perbelanjaan, dan kawasan wisata di seluruh nusantara. Kementerian Pariwisata juga memperluas produk bersertifikat halal dari proyek percontohan di 20 desa wisata hingga diperluas 1.500 desa di 15 provinsi, sehingga produk halal semakin mudah diakses di seluruh negeri.
Selain itu, informasi mengenai layanan dan fasilitas juga harus mudah diakses dan tepercaya, sehingga membantu wisatawan Muslim dalam merencanakan, menavigasi, serta menikmati perjalanan di Indonesia dengan lebih nyaman dan percaya diri. Kemenpar juga tengah mengembangkan portal khusus bagi wisatawan Muslim, yang akan menyediakan akses terpadu ke pengalaman wisata halal di seluruh Indonesia.
"Kami telah menyusun berbagai sumber informasi mengenai pariwisata ramah Muslim melalui platform kami, termasuk panduan seperti Beautiful Mosques of Indonesia, serta panduan ramah Muslim untuk lima destinasi favorit, buku panduan, dan sorotan destinasi," jelas Widiyanti.
Widiyanti menambahkan, pihaknya kini tengah mengembangkan portal khusus bagi wisatawan Muslim, yang akan menyediakan akses terpadu ke pengalaman wisata halal di seluruh Indonesia.