11 September 2025
11:07 WIB
Synchronize Festival 2025, Saling Silang 144 Musisi Lintas Generasi
Synchronize Festival edisi ke-10 tak hanya menyatukan 144 musisi lintas genre dan generasi, tetapi juga menyatukan musik dengan warna-warni skena seni rupa.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Andesta Herli Wijaya
Poster Synchronize Festival 2025. Dok: Synchronize Fest.
JAKARTA - Synchronize Festival akan kembali hadir di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, pada 2-5 Oktober mendatang. Merayakan edisi satu dekade, festival ini menyajikan ragam pertunjukan musik yang dibalut dalam berbagai program terkurasi, dan menyatukan musik dengan dunia seni secara luas.
Mengusung tema "Saling Silang", Synchronize 2025 memboyong total 144 musisi yang dijaring dari berbagai genre, lintas generasi dan lintas skena. Dari skena populer sampai skena akar rumput, dari era lama hingga era terbaru.
Director of Festival Synchronize Fest, David Karto mengatakan, tema tahun ini menjelaskan semangat penyelenggaraan festival yang telah ada sejak awal, yaitu menyoroti keberagaman musik serta sejarah musik Indonesia. Tahun ini, semangat itu pun diperluas dengan menggandeng kolektif seni ruangrupa, menyilangkan musik dengan seni rupa.
Kolaborasi dua entitas yang berangkat dari semangat inklusivitas seni ini dapat dilihat di Hall D2 JIEXPO. Di area itu ruangrupa dan demajors akan memajang karya dari puluhan kolektif di Indonesia, sembari ruang baru menikmati musik dan seni rupa.
"Dalam tubuh Synchronize, ‘Saling-Silang” bukan jargon, melainkan praktik yang hidup," ungkap David Karto dalam keterangannya, Kamis (11/9).
Dari sisi musik, ratusan penampil dihadirkan, disebutmenjadi representasi wajah musik Indonesia dan selingkar yang berada di sekitarnya. Akan ada penampilan A4A Clan: WIB (Waktunya Indonesia Breakbeat), Anisa Bahar X Juwita Bahar; Avhath & Kuntari; Gledeg; Whisnu Santika X Dipha Barus, Hindia; Idgitaf Ngamen Sore-Sore; JKT48; Orkes Shaggydog; Padi Reborn; dan banyak lagi.
Di samping itu, Synchronize Fest kembali menghadirkan panggung signature mereka. Panggung OLENG yang UPUK dikurasi oleh LaMunai Records, akan menampilkan musik eksperimental dari musisi-musisi ikonik dan legendaris Indonesia, di antaranya Cul De Sac Collective, Dubyouth, Huru Hara by Preachja, dan Kasimyn, Maft Sai (Thailand).
PANGGUNG GETARRR dikurasi oleh Kobra Musik, kolektif asal Pamulang yang dikenal dekat dengan musik akar rumput, akan menampilkan musisi dari skena musik eklektik, di antaranya Asep Balon, Orkes Pensil Alis, Syarikat Idola Remaja, hingga Bujang Orgen Lampung.
Sementara GIGS STAGE dikurasi oleh Extreme Moshpit, membawa energi musik bawah tanah dengan line-up di antaranya yaitu Final Attack, Iron Voltage, MTAD, Negatifa, Peach, dan Rounder.
Di luar itu, ada sejumlah program penampilan sorotan yang dirancang khusus untuk memberi pengalaman unik dan relevan. Di antaranya adalah program Centil Era yang akan menampilkan deret penyanyi yang sempat menjadi ikon pada masa tertentu. Program ini akan menampilkan Astrid, Aura Kasih, Citra Scholastika, Shanty, She, Sinta dan Jojo, T2, Duo Maia, serta Naykilla (Music by Oomleo Berkaraoke).
Baca juga: Line-up Synchronize Fest 2025 Ramai Kolaborasi Unik Dan Bikin Nostalgia
Masih dalam program tersebut, akan ada pula Jatiwangi Art Factory; Haddad Alwi & Opick; Jakarta Movin & RAPOT Present Putar Kembali Ost. Film Indonesia; Nasida Ria & Mother Bank; Riffmeister: The Legacy of Ricky Siahaan (Amerta, Burgerkill, Komunal, Stepforward, Host: Arian13, Sammy Bramantyo, Edy Khemod, Soleh Solihun, Jill Van Diest, Fadli Aat), dan banyak lagi.
“Para musisi menyadari pentingnya menghadirkan konsep spesial di sebuah festival. Banyak banget spesial program justru berangkat dari inisiasi musisinya, seperti Tribute To Gusti Irwan Wibowo datang dari Morad dan Pamungkas, The Adams yang tampil dengan Hornstar Big Band, kemudian konsep Ambon Jazz Rock gagasan Barry Likumahuwa, dan masih banyak lagi lainnya” ungkap Aldila Karina, Director of Communication Synchronize Fest.
Penyelenggara juga memberi perhatian pada tema "perjalanan waktu" dengan penampilan Stadium All-Star (Bobby Suryadi, Jacky, Zaldy Garcia) yang dibayangkan akan menjadi retrospektif kultur klab malam. Kemudian pertunjukan Guruh Gipsy yang bakal membawa nostalgia perjalanan awal musik Indonesia modern.
"Guruh Gipsy itu adalah album tonggak musik populer Indonesia. Penting sekali buat perkembangan musik rock Indonesia karena dia berusaha membuat musik relevan saat itu, progressive rock yang bisa digandrungi anak muda, tapi tetap memiliki narasi ke-Indonesia-an," ungkap David Tarigan, Artist & Repertoire Synchronize Fest.