c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

28 Agustus 2024

14:39 WIB

Synchronize Fest 2024 Soroti Jejak Musik Indonesia Di Mancanegara

 Ada yang beda di Synchronize Fest 2024. Kali akan ada segmen spesial, menghadirkan musisi-musisi luar negeri yang membawakan lagu Indonesia, hingga musisi Indonesia yang berkarya di negara orang.  

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Synchronize Fest 2024 Soroti Jejak Musik Indonesia Di Mancanegara</p>
<p>Synchronize Fest 2024 Soroti Jejak Musik Indonesia Di Mancanegara</p>

Sesi konferensi pers Synchronize Fest di The Brickhall at Fatmawati City Center, Jakarta Selatan, Selasa (27/8). Dok: Andesta/ Validnews.

JAKARTA – Synchronize Festival 2024 pada September mendatang akan menghadirkan warna baru dengan deret musisi penampil dari mancanegara. Bukan nama-nama besar yang banyak dikenal, mereka adalah para musisi independen dari berbagai negara dengan karya-karya yang beresonansi dengan Indonesia.

David Tarigan, Artist & Repertoire Synchronize Fest menjelaskan, selama ini ada banyak musisi di berbagai belahan dunia yang mengeksplorasi musik Indonesia. Keberagaman dan kekayaan musik Indonesia, lengkap dengan banyak sosok legenda, menjadi sumber inspirasi bagi banyak musisi global.

Musisi-musisi itulah yang diboyong ke Synchronize Fest 2024, mencakup musisi luar negeri dan diaspora Indonesia yang selama ini dikenal turut merayakan musik Indonesia. Mereka berkiprah di berbagai belahan dunia dan dengan caranya masing-masing turut menyemarakkan musik Indonesia.

“Kita mau mengekspresikan secara lebih maksimal lagi tentang keindonesiaan. Mungkin kalau orang lihat Synchronize selama ini adalah festival musik Indonesia. Tapi musik Indonesia itu bisa berarti segala sesuatu yang memiliki narasi Indonesia. Dalam hal itu kita kan selalu melihat ke dalam ya, pernah nggak kita melihat keluar, seperti apa jejak Indonesia di luar,” ungkap David dalam sesi pengumuman Synchronize Fest 2024 di Jakarta, Selasa (27/8).

David menemui banyak narasi Indonesia dihasilkan oleh aksi-aksi musik di luar negeri. Ekspresi itulah yang dijaring untuk dipertunjukkan sekaligus dirayakan di rumah sendiri, Indonesia.

Adapun deret penampil dari mancanegara yang dimaksud adalah grup asal Amerika serikat bernama Koes Barat, Nusantara Beat yang datang dari Belanda, hingga Arrington De Dionyso dari Amerika Serikat yang akan berkolaborasi dengan Singo Sembrono. Ada pula Sheila Majid yang akan berkolaborasi dengan Tohpati, AK//47, Eastern Margins, Island Vibes Reggae, hingga G-Pluck.

Musisi-musisi tersebut menarasikan Indonesia dengan cara beragam. Koes Barat, misalnya, adalah band yang telah merilis album, merangkum kembali lagu-lagu Koes Plus. Sementara Nusantara Beat adalah band anak-anak muda di Belanda yang menyanyikan lagu-lagu pop Sunda era 70-an.

Adapun Arrington De Dionyso adalah seorang musisi eksperimental asal Olympia, Washington, yang semenjak albumnya yang berjudul Malaikat dan Singa (2009) aktif melakukan eksplorasi dengan narasi Indonesia. Arrington akan tampil bersama Singo Sembrono, melibatkan komposer dan produser asal Jakarta, Aryo Adhianto, dan juga kelompok seni reak dari Bandung.

AK//47 merupakan unit grindcore asal Semarang yang terbentuk di tahun 1999, yang sejak beberapa tahun terakhir mereka berpindah ke Oakland, California. Kemudian Eastern Margins, merupakan kolektif/label rekaman asal London yang beranggotakan para diaspora dari Asia Timur dan Asia Tenggara – termasuk Indonesia yang tinggal di London.

Penampilan yang juga menjanjikan termasuk dari Island Vibes Reggae Party. Di sini, para musisi reggae Indonesia akan tampil bersama salah satu musisi reggae senior asal Jamaika, Lutan Fyah. Program ini diinisiasi CCTZ (sebelumnya dikenal dengan nama Coconuttreez), yang turut memboyong Alvons, Richard D'Gilis, S2B Family, Lawa, Kamga, dan Conrad Good Vibration.

Dari sisi lainnya, ada G-Pluck, grup tribut The Beatles yang sudah cukup terkenal di Indonesia. Grup ini merepresentasikan bagaimana musik Barat turut ambil bagian dalam mempengaruhi kultur pop di Indonesia.

David Tarigan melanjutkan, Synchronize Fest tahun ini melakukan penjelajahan seputar gagasan keberagaman dan kebersamaan di dalam musik Indonesia, lewat tema “Together Bersama”. Dalam semangat itu, pihaknya menyiapkan banyak program representatif, dan segmen musisi penampil mancanegara adalah satu di antaranya.

"Kehadiran mereka diharap membawa sudut pandang yang lebih luas tentang musik Indonesia dan bagaimana pengaruhnya pada komunitas musik global," kata David.

Synchronize Festival 2024 akan dihelat di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta pada 4—6 Oktober mendatang. Festival ini menghadirkan total 160 penampil yang akan mengisi tujuh panggung Synchronize Fest 2024 lewat pertunjukan tunggal maupun program kolaborasi para musisi.

Penampilan di Synchronize Festival 2024 antara lain disuguhkan Killing Me Inside RE:UNION X Pee Wee Gaskins, Bondan Prakoso & Fade2Black, Dewi Perssik feat. Aldi Taher, Guyon Waton, Maliq & D'Essentials, Wali, serta Superman Is Dead. Ada pula Bernadya, Dazzle, Sukatani, SORE dan Kawan-Kawan (Afgan, Ardhito Pramono, Atilia Haron, hingga Bilal Indrajaya) segmen pertunjukan Nike Ardilla Live Bersama hingga panggung 60 Tahun Elvy Sukaesih Berkarya.

Tiket Synchronize Fest dapat diakses melalui website resmi synchronizefestival.com. Harga tiket dalam penjualan normal ditawarkan Rp375 ribu untuk kategori Daily Pass dan Rp800 ribu untuk 3 Day Pass.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar