12 Maret 2025
19:52 WIB
Survei Cove: 80% Anak Kost Memilih Menghabiskan Ramadan Mereka Di Kosan
Sebanyak 64% anak kost, memilih untuk buka puasa di kost sepanjang bulan Ramadan ini. Selain memasak, mereka juga tetap memanfaatkan ojol untuk berbuka puasa di kosan
Lebih dari 40% anak kost memilih untuk memesan makanan via ojol untuk mempersingkat waktu sahur, dibandingkan memasak sendiri atau membeli makanan di sekitar kosan. dok. Cove
JAKARTA – Menjalani puasa di bulan Ramadan sebagai anak kost memiliki tantangannya sendiri. Dari menyiapkan sahur, menjaga produktivitas, hingga menentukan menu buka puasa yang masih hemat tapi tetap nikmat—semua harus disiapkan sendirian.
Cove, perusahaan teknologi properti (Proptech) yang mengusung konsep flexible co-living melakukan riset kepada para penghuninya untuk mengungkap kebiasaan serta tips-tips jitu dari anak kost untuk bisa melalui Ramadan secara mandiri.
Riset ini melibatkan 165 responden yang merupakan penghuni Cove di DKI Jakarta dan masih berstatus sebagai penghuni selama bulan Ramadan. Riset ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif untuk memahami perilaku penghuni Cove selama menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
“Ramadan menjadi waktu yang unik, khususnya bagi anak kost. Dalam riset kami, lebih dari 80% anak kost menyatakan, mereka akan menghabiskan sebagian atau seluruh Ramadan mereka di kosan,” ungkap Dian Paskalis, Country Director of Growth and Regional VP of Online Marketing Cove.
Dian menyebut, pada bulan yang identik dengan kekeluargaan, mereka harus menghadapinya sendiri dan mencari cara untuk tetap merasakan kehangatan dan kedamaian selayaknya berpuasa di rumah. “Riset ini menggarisbawahi bagaimana meski anak kost berada jauh dari keluarga, mereka tetap bisa melalui Ramadan dengan penuh makna dan kemenangan,” serunya.
Pesan Makanan Via Ojol
Salah satu kesulitan utama saat berpuasa di kost adalah menghadapi sahur sendirian. Riset ini mengungkap, mayoritas (76%) anak kost merasa, tantangan terbesar saat menjalani puasa dimulai dari mempersiapkan makanan sahur dan bangun tepat waktu pada dini hari.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, lebih dari 40% memilih untuk memesan makanan via ojol untuk mempersingkat waktu sahur, dibandingkan memasak sendiri atau membeli makanan di sekitar kosan.
Memesan makanan secara daring bahkan juga menjadi solusi buka puasa bagi kebanyakan anak kost. Sebanyak 64% responden menyatakan, mereka lebih memilih untuk buka puasa di kost sepanjang bulan Ramadan ini.
Selain memasak, mereka juga tetap memanfaatkan ojol untuk berbuka puasa di kost. Selain lebih hemat dan praktis, cara ini juga menjadi pas untuk menghindari ramainya restoran-restoran ketika jam buka puasa.
Mempersiapkan Bujet
Meski Ramadan sering terasa lebih boros, lebih dari 50% anak kost merasa pengeluaran mereka tidak jauh berbeda dari bulan lainnya. Perbedaan pengeluaran Ramadan sebenarnya terletak pada diversifikasi kebutuhan, yang rentan membengkak jika tidak direncanakan dengan baik.
Berdasarkan riset ini, tiga pengeluaran terbesar selama Ramadan bagi anak kost adalah bahan makanan dan minuman (38%), diikuti dengan biaya bukber (25%), dan persiapan mudik (14%), di mana mereka umumnya mempersiapkan bujet sekitar Rp. 500,000 - Rp. 2,000,000 untuk keperluan tersebut.
Meski bukber dan mudik adalah pengeluaran yang unik selama Ramadan, sejatinya bujet untuk pengeluaran tersebut dapat dialokasikan dari dana yang biasa dikeluarkan untuk kebutuhan hangout serta liburan pada bulan-bulan lainnya.
Tetap Berolahraga
Namun, meski berpuasa, bukan berarti kita dapat bermalas-malasan di kamar kost untuk menunggu adzan maghrib. Nyatanya, 61% anak kost merasa bahwa tingkat produktivitas mereka tidak berubah meski berpuasa.
Salah satu cara untuk menjaga energi dan fokus selama Ramadan adalah dengan tetap berolahraga, tapi dengan memilih waktu secara cermat agar puasa tetap nyaman.
Riset ini menemukan bahwa hampir 70% anak kost tetap berolahraga selama Ramadan dengan waktu favorit di sore hingga malam hari, baik menjelang berbuka maupun setelahnya. Waktu ini dipilih karena tubuh akan kembali mengisi energi ketika berbuka, sementara di pagi atau siang cadangan energi masih perlu banyak dijaga agar cukup hingga adzan maghrib berkumandang.
Agar praktis, olahraga ringan seperti stretching bisa dilakukan di dalam kamar atau jogging di area kosan.
Menghadapi Lebaran
Selain menghadapi tantangan selama puasa, anak kost juga harus bersiap menyambut Lebaran. Pada lebaran kali ini, 64% anak kost menyatakan bahwa mereka akan mudik.
Mayoritas dari mereka akan mulai meninggalkan kosan 3 hari sebelum lebaran, dan akan meninggalkan kosan selama 4-6 hari. Mereka pun memilih untuk tidak memutus kontrak kosan meski libur panjang, sehingga kamar yang kosong dalam jangka waktu cukup lama harus dijaga dengan sejumlah upaya seperti memasang dehumidifier, kamper, serta mematikan listrik.
Namun, tidak semua anak kost memiliki kesempatan untuk mudik. Sebanyak 36% dari mereka akan menetap di kosan selama lebaran, baik karena keterbatasan biaya, tuntutan pekerjaan, maupun alasan pribadi lainnya. Dalam merayakan lebaran sebagai anak kost, sejumlah kegiatan yang mereka rencanakan adalah seperti menghabiskan waktu dengan teman yang juga tidak mudik, video call dengan keluarga, atau menghabiskan waktu di kamar untuk menonton Netflix