11 Oktober 2025
12:43 WIB
Sulit Konsentrasi Dan Mood Swing, Bisa Jadi Karena Sugar Rush
Sugar rush bukan hanya memberikan efek merasa penuh energi setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis berlebih, tapi juga bisa memberikan dampak sulit konsentrasi dan mood swing.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi minuman dengan pemanis buatan. Shutterstock/stockcreations
JAKARTA - Pernah merasa tiba-tiba bersemangat dan penuh energi atau hiperaktivitas setelah mengonsumi makanan manis? Ternyata ada istilah yang dikenal untuk menjelaskan kondisi itu, yakni sugar rush.
Sugar rush sendiri istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sensasi merasa sangat berenergi, aktif, atau semangat tinggi, setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis, khususnya gula sederhana, seperti gula putih, permen, dan soda.
Gejalanya meliputi memiliki stamina berlebih, tidak bisa diam khususnya pada anak-anak, memiliki short attention span atau sulit berkonsentrasi atau fokus pada satu hal, dan mood yang berubah-ubah. Sekilas kondisi sugar rush ini tidak berbahaya, tetapi konsumsi gula dalam jangka panjang dapat berdampak bagi tubuh.
Mulai dari penambahan berat badan atau obesitas karena gula termasuk tinggi kalori tanpa nutrisi, karies gigi, risiko diabetes tipe 2 dan resistensi insulin, penyakit kardiovaskular karena gula berlebih bisa memicu inflamasi, dislipidemia, dan stres oksidatif, serta penurunan fungsi otak dan mood dalam jangka panjang.
Lantas, bagaimana cara mengatasi sugar rush? Pastikan konsumsi gula bersama makronutrien lain, seperti protein, lemak sehat, dan serat. Ini melambatkan penyerapan gula ke dalam darah dan mengurangi lonjakan gula secara ekstrem yang bisa memicu sugar rush.
Pilih juga karbohidrat kompleks daripada gula sederhana, semisal gandum utuh, buah utuh, sayuran tinggi serat. Makan secara teratur dan hindari melewati waktu makan karena kelaparan ekstrem membuat gula darah berfluktuasi sehingga memicu makan besar atau makanan manis.
Selalu gerak ringan usai makan, seperti jalan singkat atau aktivitas ringan dapat membantu sel otot menyerap glukosa sehingga mengurangi lonjakan darah dan potensi sugar rush.
Kendati begitu, dikutip dari Medical News Today, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa klaim gula memicu hiperaktivitas tidak didukung oleh bukti yang kuat.
Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi gula malah menurunkan kewaspadaan dan kelelahan dalam jangka pendek. Jadi, sugar rush hanya persepsi masyarakat yang merujuk pada aktivitas hiper anak-anak dan efek metabolik ringan, bukan fenomena medis.