14 Juli 2025
14:01 WIB
Spekulasi Tiada Ujung Tentang Sosok Pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto
Ketika Bitcoin menembus angka US$120.000 (setara Rp1,9 miliar), orang-orang di seluruh dunia masih bertanya-tanya tentang siapa pencipta sekaligus pemilik 1,1 juta Bitcoin, Satoshi Nakamoto.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Ilustrasi sosok misterius pencipta Bitcoin dalam film dokumenter Money Electric: The Bitcoin Mystery (2024). Sumber foto: YouTube/ HBO.
JAKARTA - Pembicaraan tentang identitas asli Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin, baru-baru ini kembali ramai. Keingintahuan semua orang di seluruh dunia akan pemilik identitas tersebut terutama dipicu oleh transaksi gendut di pasar kripto belum lama ini, yakni adanya transfer sebesar 80.000 BTC.
Pada 5 Juli 2025, para analis blokchain mencatat pergerakan 80.000 BTC dari sejumlah dompet lama ke alamat dompet baru yang lebih modern. Pemindahan atau transfer ini menarik perhatian karena merupakan yang terbesar dalam sejarah Bitcoin, melansir The Economic Times.
Selain itu, diketahui bahwa 80.000 BTC tersebut berasal dari sejumlah dompet yang tidak aktif selama 14 tahun mendorong banyak orang berspekulasi. Uang digital yang ditransfer merupakan Bitcoin yang ditambang di masa-masa awal Bitcoin diperkenalkan, atau disebut juga "Era Satoshi", tahun 2011.
Perhatian para investor tertuju pada satu hal: mungkinkah Satoshi Nakamoto berada di balik transfer tersebut? Spekulasi itu sangat beralasan karena sangat sedikit orang yang bisa memiliki dan memindahkan 80.000 BTC, terlebih yang bergerak di masa-masa awal perkembangan Bitcoin.
Spekulasi tentang pihak di balik transfer jumbo tersebut telah memicu dinamika di pasar mata uang kripto. Nilai Bitcoin sempat menurun beberapa waktu lalu, namun kini kembali naik. Bahkan per hari ini, Senin (14/7), mata uang ini mencapai rekor tertinggi USD120.00 (atau setara Rp1,9 miliar), seperti dilaporkan Reuters.
Namun di luar rekor pasar, publik masih bertanya-tanya tentang Satoshi. Hingga saat ini, seluruh dunia tak tahu siapa orang pertama di balik Bitcoin. Bahkan, dunia tak tahu apakah Satoshi Nakamoto itu seseorang atau suatu kelompok.
"Perburuan" identitas asli Satohsi Nakamoto telah menarik banyak inevstigator dunia kripto sejak lama. Sebuah film dokumenter dari HBO yang rilis pada Oktober 2024 lalu, Money Electric: The Bitcoin Mystery adalah yang terbaru mencoba memecah teka-teki itu, dengan mengarahkan kesimpulan pada sosok pakar Kripto asal Kanada, Peter Todd sebagai sosok di balik nama samaran Satohsi Nakamoto selama ini.
Namun hal itu tetap diragukan secara luas, seperti pada upaya-upaya pengungkapan sosok Satoshi Nakamoto selama ini. Keabsahan simpulan pada film karya sutradara Cullen Hoback itu pun makin dipertanyakan ketika orang yang disebut, Peter Todd membantah sendiri klaim tersebut.
Peter Todd, yang termasuk pengembang awal Bitcoin, adalah orang kesekian yang pernah diisukan sebagai Sitoshi Nakamoto. Sebelum ini, ada banyak nama yang disebut-sebut sebagai Satoshi Nakamoto yang asli, mulai David Schwartz pemilik perusahaan kripto Ripple, kriptografer Hal Finney, ilmuwan komputer Nick Szabo hingga Elon Musk pemilik Tesla.
Ada pula seorang ilmuwan komputer asal Australia, Craigh Wright yang berulang kali mengaku sebagai Satoshi Nakamoto namun orang-orang tak percaya. Kemudian ada Dorian Prentice Satoshi Nakamoto, seorang fisikawan dan insyinyur Jepang-Amerika yang tinggal di California yang sempat memberi pengakuan tak langsung kalau dirinya adalah Satoshi, namun setelah itu membantah dengan tegas.
Pemilik 1,1 Juta Bitcoin
Menguatnya pertanyaan tentang sosok asli Satoshi Nakamoto selain karena orang ini atau 'pihak ini' telah mendatangkan revolusi keuangan dengan menciptakan sistem jaringan Bitcoin, juga karena fakta bahwa sosok itu adalah pemegang 'saham' kripto terbesar saat ini.
Dipercaya secara luas bahwa Nakamoto menambang sekitar 1,1 juta bitcoin pada masa-masa awal jaringan, antara Januari dan Juli 2009. Koin-koin ini didistribusikan ke ribuan alamat atau dompet berbeda, masing-masing menyimpan sejumlah kecil Bitcoin, sebagai sebuah pola untuk menghindari perhatian pada satu dompet saja.
Dengan Bitcoin yang terus mencatat titik nilai tertinggi dari waktu ke waktu, maka aset Satoshi sangatlah besar. Mengigat pengembang awal menyatakan jumlah Bitcoin hanya ada 21 juta dan tidak lebih, maka Satoshi Nakamoto adalah pemegang 5% dari keseluruhan Bitcoin yang ada di dunia.
Jika merujuk pada harga Bitcoin hari ini sebesar US$120.000, maka Sitoshi Nakamoto diperkirakan memiliki kekayaan tak kurang dari US$132 miliar. Jumlah ini menempatkan dia di antara orang-orang terkaya di dunia, menyaingi kekayaan para pemimpin raksasa teknologi seperti Elon Musk, Jeff Bezos, dan dan Bernard Arnault.
Baca juga: Bitcoin Tembus US$120.000, Investor Optimistis Target Selanjutnya US$125.000
Maka masuk akal ketika terjadi transfer tertinggi baru-baru ini, 80.000 BTC (setara US$9,6 miliar berdasarkan nilai per 14 Juli 2025) yang dikaitkan dengan Satoshi Nakamoto, pembicaraan menjadi meluas dan menciptakan dinamika bagi pasar kripto. Banyak yang bertanya-tanya, apa motivasi di balik transfer terbaru tersebut?
Perusahaan intelijen blockchain seperti Arkham dan CTO Ledger, Charles Guillemet, menyatakan bahwa langkah itu bukanlah penjualan, melainkan peningkatan keamanan. Koin-koin tersebut dipindahkan dari alamat lama ke alamat modern, yang menawarkan perlindungan lebih baik terhadap ancaman siber dan biaya transaksi yang lebih rendah, menurut laporan The Economic Times.
Sosok asli Satoshi Nakamoto hingga kini masih merupakan misteri besar bagi pegiat kripto. Namun misteri itu agaknya juga menjadi suatu simbolisme dari Sitoshi Nakamoto, yang menciptakan Bitcoin dengan nilai-nilai desentralisasi yang mendasarinya. Dengan tetap anonim, dia mendukung ekosistem Bitcoin berkembang dengan meletakkan kepercayaan pada sistem, bukan seseorang atau perusahaan.