24 Februari 2025
09:02 WIB
Sonic/panic Jakarta: VoB, Endah N Rhesa hingga Barasuara Soroti Krisis Lingkungan
Setelah dua edisi festival di Bali, para musisi yang tergabung dalam The Indonesian Climate Communications, Arts and Music Lab (IKLIM) gelar panggung di Jakarta. Suarakan krisis lingkungan.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Pertunjukan musik sonic/panic Jakarta: Hutan Punah, Kota Musnah di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Sabtu (22/2). Dok: Validnews/ Andesta.
JAKARTA – Para musisi bersolidaritas di panggung “sonic/ panic Jakarta”. Setelah dua edisi festival di Bali, para musisi yang tergabung dalam The Indonesian Climate Communications, Arts and Music Lab (IKLIM) kini menggelar panggung di Jakarta untuk menyuarakan krisis lingkungan yang semakin nyata.
Pertunjukan bertajuk “sonic/panic Jakarta: Hutan Punah, Kota Musnah” berlangsung di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Sabtu (22/2). Gelaran ini menghadirkan 10 musisi tanah air yaitu Bachoxs, Made Mawut, Petra Sihombing feat. Teddy Adhitya, Matter Mos, REP & Tuan Tigabelas, Navicula, Voice of Baceprot, Endah N Rhesa, Barasuara serta Efek Rumah Kaca feat. Adrian Yunan.
Deret penampil tersebut merupakan musisi dalam album kompilasi sonic/panic Vol. 2 yang dirilis akhir tahun lalu. Album ini merupakan inisiatif musisi lewat IKLIM, gerakan menyuarakan krisis lingkungan dan mendorong perubahan lewat musik.
Digelar sejak sore hingga malam hari sonic/panic Jakarta sukses menyuguhkan pengalaman musik yang berkesan bagi ratusan penonton yang hadir. Tak sekadar selebrasi musik, helatan ini menjadi ruang baru bagi pecinta musik di Jakarta untuk merasakan aktivisme musik yang bermakna.
Para penampil silih berganti menyuarakan dengan lantang situasi krisis pada bumi saat ini, mulai dari persoalan sampah plastik, penghancuran hutan hingga praktik industri dan konsumsi energi berlebihan mempercepat kerusakan alam. Suara-suara itu disambut dengan hangat oleh penonton yang didominasi kawula muda.
Gede Robi, vokalis band Navicula yang menjadi inisiator gerakan IKLIM, mengatakan bahwa panggung sonic/panic Jakarta menjadi ruang bagi musisi untuk menyampaikan pesan-pesan lingkungan. Helatan ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kesadaran di kalangan penonton, terutama generasi muda untuk melakukan tindakan nyata menyelamatkan lingkungan.
“Dengan terpaparnya anak muda sekarang dengan informasi, seharusnya istilah-istilah lingkungan udah dikenal-lah. Tapi mungkin di permukaan, dan perlu banyak waktu orang bisa tertarik banget, sehingga menjelma tindakan nyata. Itu yang kita upayakan lewat musik,” ungkap Gede Robi saat ditemui di M Bloc Space jelang tampil.
Sejalan, dalam kesempatan yang sama, gitaris sekaligus vokalis Barasuara, Iga Massardi menyebutkan sonic/panic Jakarta dan juga gerakan IKLIM menyatukan musisi dalam proyek album bertema lingkungan, hanya bagian dari upaya besar dan berkelanjutan yang dibutuhkan hari untuk membuat perubahan. Dia berharap, dengan upaya kecil yang konsisten, pelan-pelan kesadaran publik akan menguat tentang isu lingkungan.
“Katakanlah misalnya ada 500 orang penonton yang datang, yang menangkap pesannya mungkin katakanlah cuma 200 orang. Tapi itu sudah lebih dari cukup. Karena kita tahu, kita nggak bisa mengubah habit orang dalam satu kali nonton konser,” ucap Iga.
“Cuman apakah ini bisa menjadi sebuah pesan yang diingat, karena mereka (penonton-red) datang ke sini pun juga melihat acaranya apa dan siapa yang mengadakan dan kenapa ini diadakan. Ini satu hal yang penting, mereka tahu apa tujuan mereka datang, mereka tahu akan menikmati dan mengalami apa. Jadi ini sih sebenarnya lebih ke sosialisasi secara fun,” tandasnya.
Tak hanya menyoal lingkungan, sonic/panic Jakarta juga menjadi ajang para musisi menyuarakan kritik sosial hingga politik. Perhatian semua musisi terutama tertuju pada Sukatani, band punk yang kini mendapat perhatian luas setelah menarik lagu mereka yang mengkritisi polisi, diduga karena adanya intimidasi. Mulai dari VoB, Endah N Rhesa hingga Barasuara menyatakan solidaritas untuk Sukatani.
Para penampil juga ikut menyuarakan “Indonesia Gelap”, tagar yang menjadi simbol kekecewaan rakyat hari ini terhadap pemerintah.
Album sonic/panic Vol. 2
sonic/panic merujuk tajuk album kompilasi bertema ekologi yang diinisiasi IKLIM dalam beberapa tahun terakhir. Proyek album pertama diluncurkan pada 2023, sekaligus dengan pertunjukan musik di Bali. Album pertama itu melibatkan Iga Massardi, Endah N Rhesa, Navicula, Tony Q Rastafara, Iksan Skuter, FSTVLST serta beberapa musisi lainnya.
Album kompilasi kedua, sonic/panic Vo. 2 diluncurkan pada November 2024. Album ini merangkum karya lagu dari Efek Rumah Kaca, Petra Sihombing, Voice of Baceprot, Asteriska, Matter Mos, Bsar, Daniel Rumbekwan, Bachoxs, Down For Life, dan Jangar. Ada pula LAS!, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, dan Wake Up Iris!.
Sebelum di Jakarta, pertunjukan sonic/panic vol. 2 dilangsungkan di Bali dengan tajuk IKLIM Fest, November lalu.