28 Oktober 2025
08:19 WIB
Sistem Saraf Parasimpatis Jaga Keseimbangan Tubuh Dan Kesehatan Mental
Sistem saraf parasimpatis bagian penting dari sistem saraf otonom yang berperan menjaga keseimbangan tubuh dan kesehatan mental.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi wanita sedang lakukan terapi mandiri keseimbangan mental. Foto: Freepik.
JAKARTA - Dalam kehidupan sehari-hari, tubuh terus beradaptasi terhadap berbagai situasi mulai dari rasa cemas, kelelahan, hingga tekanan pekerjaan. Di balik semua reaksi itu, ada sistem dalam tubuh yang secara otomatis mengatur bagaimana kita merespons dan kemudian menenangkan diri setelahnya.
Sistem ini dikenal sebagai sistem saraf parasimpatis, bagian penting dari sistem saraf otonom yang berperan menjaga keseimbangan tubuh dan kesehatan mental, meski sering kali luput dari perhatian. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh secara refleks mengaktifkan sistem saraf simpatik, bagian dari sistem otonom yang mempersiapkan tubuh menghadapi ancaman atau tekanan.
Pada saat itu, detak jantung meningkat, hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dilepaskan, sementara pencernaan melambat agar energi tubuh terfokus untuk bertindak cepat. Namun setelah ancaman berlalu, tubuh juga membutuhkan mekanisme untuk kembali tenang.
Di sinilah sistem saraf parasimpatis (PSNS) mengambil alih, membantu tubuh beristirahat, memulihkan diri, dan kembali ke kondisi seimbang.
Melansir laman Verywell Mind, seorang psikiater bernama Alex Dimitriu, menjelaskan bahwa sistem saraf simpatik membantu tubuh melakukan dan bertindak, sementara sistem saraf parasimpatis membantu tubuh beristirahat, pulih, dan mencerna. Dalam situasi stres, sistem simpatik membuat tubuh siaga dan siap melawan atau melarikan diri.
Namun, begitu stres mereda, sistem parasimpatis yang mengambil alih, memperlambat detak jantung, memulihkan pencernaan, dan mengembalikan tubuh ke keadaan tenang. Kedua sistem ini sama-sama penting karena tubuh memerlukan keduanya untuk berfungsi optimal.
Stres jangka pendek dapat bermanfaat karena mendorong seseorang untuk bertindak. Akan tetapi, ketika stres menjadi kronis, tubuh dapat terjebak dalam kondisi siaga terus-menerus.
Dr. Dimitriu memperingatkan bahwa stres berkepanjangan dapat menimbulkan ketidakseimbangan, di mana sistem simpatik terlalu aktif dan sistem parasimpatis melemah. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk peningkatan kadar hormon stres, peradangan, serta risiko penyakit kardiovaskular.
Ketika sistem saraf parasimpatis diaktifkan, tubuh beralih ke mode pemulihan. Detak jantung melambat, tekanan darah menurun, pencernaan meningkat, dan sistem kekebalan tubuh diperkuat.
Aktivasi PSNS juga meningkatkan produksi air liur dan air mata, yang membantu proses pencernaan dan pernapasan saat beristirahat. Tak hanya itu, PSNS berperan dalam fungsi reproduksi dan seksual, serta membantu mengatur buang air kecil dan besar.
Tak heran, banyak orang merasa ingin ke kamar mandi setelah akhirnya bisa rileks usai stres karena hal itu pertanda PSNS kembali aktif bekerja. Sistem saraf parasimpatis tidak hanya menenangkan tubuh, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental secara mendalam.
Ketika sistem ini berfungsi baik, seseorang lebih mudah menenangkan diri setelah stres, tidur lebih nyenyak, dan suasana hati lebih stabil. Namun jika PSNS melemah atau terganggu, tubuh kesulitan untuk beralih dari mode stres ke mode tenang.
Dr. Dimitriu menambahkan bahwa gangguan pada PSNS dapat menurunkan variabilitas detak jantung (heart rate variability/HRV) yang merupakan indikator penting kemampuan tubuh dalam beradaptasi terhadap stres. HRV yang rendah berkaitan erat dengan peningkatan risiko kecemasan, depresi, dan kelelahan emosional.
Seseorang mungkin sulit merasa santai, detak jantung tetap tinggi, dan masalah pencernaan bisa menjadi kronis. Ketika PSNS terganggu, hal ini menciptakan kondisi yang subur bagi munculnya berbagai tantangan kesehatan mental.
Dengan kata lain, keseimbangan antara sistem saraf simpatik dan parasimpatis adalah kunci bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Untuk itu, seseorang perlu memahami serta mendukung kerja PSNS melalui gaya hidup sehat seperti tidur cukup, bernapas dalam-dalam, meditasi, olahraga ringan, dan menjaga hubungan sosial yang positif.
Hal tersebut dapat membantu tubuh kembali menemukan ritme alami ketenangan dan pemulihan yang sangat dibutuhkan di tengah tekanan hidup modern.