27 Oktober 2025
08:21 WIB
Shutter Membicarakan Trauma Dan Keadilan Lewat Suguhan Horor
Mengangkat isu kekerasan seksual, film Shutter mengingatkan bahwa pelecehan seksual bukan masalah personal, tetapi masalah sistemik yang harus diatasi bersama.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Para pemeran dan pembuat film Shutter. Falcon Pictures.
JAKARTA - Falcon Pictures mempersembahkan film terbaru, horor psikologis berjudul Shutter. Film arahan sutradara Herwin Novianto berdasarkan film Thailand karya Banjong Pisanthanakun ini menawarkan cerita horor yang tak hanya penuh ketegangan, namun disebut juga merefleksikan kehidupan.
Produser Falcon Pictures, Frederica mengatakan, film ini hendak menyampaikan pesan-pesan yang relevan dengan publik penontonnya. Menurut dia, melalui adegan-adegan horor diharapkan bisa menjadi medium refleksi tentang trauma dan keadilan.
"Di permukaannya ini adalah film horor mencekam. Tapi di balik itu, Shutter menyimpan pesan tentang keadilan dan keberanian untuk bersuara," ungkap Frederica, dalam keterangan pers rumah produksi pada Minggu, dilansir dari Antara (26/10).
Frederica mengatakan, pihaknya ingin penonton bukan hanya takut, tapi juga tersentuh dan berpikir lewat cerita yang disajikan.
Film Shutter bercerita tentang Darwin, seorang fotografer muda yang hidupnya berubah setelah mengalami kecelakaan bersama kekasihnya, Pia. Kecelakaan yang terjadi di jalan sepi pada malam hari itu menjadi awal dari mimpi buruk mereka.
Setelah kejadian itu, Darwin melihat bayangan sosok perempuan dalam foto-fotonya dan penelusuran Pia membuka rahasia kelam tentang kasus pelecehan seksual di kampus. Mereka menghadapi teror dari alam gaib dan deraan rasa bersalah karena ketidakadilan yang tidak ditegakkan.
"Saya ingin membuat horor yang punya jiwa. Rasa takut dalam 'Shutter' bukan hanya datang dari hantu, tapi dari kenyataan pahit yang sering diabaikan," kata Sutradara Herwin Novianto.
"Bayangan dalam film ini adalah metafora bagi trauma dan kebenaran yang ditekan," katanya.
Film Shutter membawa pesan untuk menjadikan kampus sebagai ruang belajar yang aman bagi semua. Melalui kampanye #SafespaceForAll, pembuat film ingin mengingatkan publik bahwa pelecehan seksual bukan masalah personal, tetapi masalah sistemik yang harus diatasi bersama.
Film Shutter dibintangi oleh Vino G Bastian, Anya Geraldine, Niken Anjani, Rangga Nattra, Dewi Gita, Michelle Tahalea, Angie Ang, dan Nugie.
Aktor Vino G. Bastian selaku pemeran Darwin mengatakan bahwa film "Shutter" membuat dia merasa sangat terguncang.
"Darwin ini karakter yang hidup dalam kebohongan. Ketika rahasia masa lalunya terungkap, penonton akan sadar bahwa teror terbesar justru datang dari rasa bersalah," katanya.
"Main di film ini seperti masuk ke dunia gelap yang juga merefleksikan banyak realitas sosial kita," ia menambahkan.
Aktris Anya Geraldine memerankan tokoh Pia, yang menurut dia merepresentasikan kekuatan perempuan saat menghadapi ketidakadilan.
"Di film ini, aku merasa Pia simbol kekuatan dan empati. Buat aku pribadi, pesan film ini penting banget, tentang bagaimana kampus atau ruang mana pun, seharusnya aman buat semua orang. #SafespaceForAll," kata Anya Geraldine.
Film "Shutter", yang diproduksi oleh Falcon Pictures, akan ditayangkan di bioskop mulai 30 Oktober 2025.