18 Maret 2024
17:49 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Buah kurma memang menjadi salah satu makanan yang sangat populer untuk dikonsumsi saat bulan Ramadan. Banyak ahli menyarankan untuk mengonsumsi buah kurma saat berbuka puasa.
Karena buah yang memiliki rasa manis ini mengandung gula alami, sehingga dapat membantu memulihkan kadar glukosa darah yang rendah setelah berpuasa seharian. Mengonsumsi buah kurma dapat dengan cepat mengembalikan energi pada tubuh serta mencegah lonjakan gula darah yang berlebihan.
Namun, banyak penderita diabetes yang merasa ragu karena rasa manis dari buah kurma itu. Lantas, apakah buah kurma ini boleh dikonsumsi untuk penderita diabetes?
Dilansir dari laman Healthline, kurma mengandung fruktosa, jenis gula alami yang biasanya ditemukan dalam buah. Satu buah kurma medjool atau sekitar 24 gram mengandung sekitar 67 kalori dan sekitar 18 gram karbohidrat.
Bagi orang dengan diabetes, menjaga kadar gula darah memang bisa menjadi tantangan. Biasanya, para ahli kesehatan menyarankan mereka untuk memantau asupan karbohidrat.
Kandungan karbohidrat yang tinggi dalam kurma membuat penderita diabetes merasa khawatir. Namun, dalam jumlah yang moderat, kurma bisa menjadi bagian dari diet yang sehat untuk penderita diabetes.
Satu kurma kering mengandung hampir 2 gram serat, atau sekitar 8% dari Nilai Harian (DV). Kandungan serat ini penting karena membantu tubuh dalam menyerap karbohidrat dengan lebih lambat yang sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.
Semakin lambat karbohidrat dicerna, semakin kecil kemungkinan gula darah akan melonjak setelah makan. Kurma memiliki indeks glikemik (GI) yang rendah hingga sedang, tergantung pada faktor-faktor seperti kematangan dan cara pengolahannya.
Indeks glikemik mengukur efek karbohidrat dalam makanan terhadap kadar gula darah. Karbohidrat dengan indeks glikemik (GI) rendah memiliki nilai 55 atau kurang, sementara GI tinggi memiliki nilai 70 atau lebih tinggi.
Karbohidrat dengan GI rendah cenderung menyebabkan fluktuasi gula darah lebih stabil dan kadar insulin lebih sedikit. Oleh karena itu, kurma dengan GI yang rendah hingga sedang dapat mempengaruhi gula darah dengan lebih stabil dibandingkan dengan makanan yang memiliki GI tinggi.
Makanan dengan indeks glikemik (GI) tinggi dapat dengan cepat meningkatkan gula darah. Hal ini yang mengaibatkan penurunan gula darah pada penderita diabetes kesulitan mengelola variasi gula darah mereka.
Meskipun manis, kurma memiliki GI rendah. Artinya, ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang, kurma adalah pilihan makanan yang bergizi bagi orang dengan diabetes.
Kombinasikan Dengan Protein
Satu ukuran lain yang membantu dalam mengevaluasi efek makanan terhadap gula darah adalah beban glikemik (GL). Berbeda dengan indeks glikemik (GI), GL mempertimbangkan jumlah makanan yang dikonsumsi serta kandungan karbohidrat dalam porsi tertentu.
Untuk menghitung GL, Anda dapat mengalikan GI makanan dengan jumlah gram karbohidrat dalam porsi yang dikonsumsi, lalu bagi hasilnya dengan 100. Sebagai contoh, 2 buah kurma kering seberat 48 gram mengandung sekitar 36 gram karbohidrat dan memiliki GI sekitar 49. Dengan demikian, GL dari konsumsi tersebut adalah sekitar 18.
Karbohidrat dengan GL rendah memiliki nilai antara 1 hingga 10, sedang GL sedang berada di antara 11 hingga 19, dan GL tinggi berada pada 20 atau lebih. Dengan demikian, camilan yang terdiri dari 2 kurma memiliki GL sedang.
Bagi mereka yang menderita diabetes, disarankan untuk mempertimbangkan konsumsi kurma bersama dengan sumber protein, seperti segenggam kacang. Protein membantu tubuh dalam mencerna karbohidrat dengan lebih lambat, sehingga dapat membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan.
Selain itu, kombinasi kurma dengan protein juga membantu menjaga rasa kenyang lebih lama dan mengatur kadar gula darah dengan lebih baik.