29 September 2025
16:16 WIB
Selimut Berat, Tren Baru Atasi Insomnia Dan Redakan Cemas
Ada tren untuk mengatasi insomnia yakni dengan menggunakan selimut berat. Menggunakan selimut berat memberikan sensasi hangat dan pelukan.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi seorang wanita tidur nyenyak menggunakan selimut. Foto: Freepik.
JAKARTA - Pernahkah Anda mengalami kesulitan tidur, meski sudah berbaring lama dan mencoba berbagai cara agar bisa terlelap? Salah satu penyebabnya adalah rasa cemas atau gelisah lantaran banyak hal yang menganggu pikiran.
Kini ada pendekatan populer tanpa melibatkan obat-obatan, cukup dengan menggunakan selimut berat atau weighted blanked. Sekilas, selimut berat tampak seperti selimut biasa. Bedanya, selimut ini diisi dengan butiran plastik atau pelet khusus sehingga terasa lebih berat. Beratnya pun bervariasi, dari sekitar 1,5 kilogram hingga lebih dari 9 kilogram.
Produk ini ditawarkan sebagai solusi alami mengatasi insomnia, sekaligus cara sederhana meredakan kecemasan dan stres. Maka, tak heran jika dalam dua tahun terakhir popularitasnya melonjak.
Melansir laman Harvard Health Publishing, dari sisi medis selimut berat sudah lama digunakan, terutama pada anak dengan autisme atau gangguan perilaku. Sementara dalam dunia psikiatri, seorang yang sedang gelisah sering kali mencari aktivitas sensori untuk menenangkan diri, seperti memegang benda dingin, mencium aroma tertentu, membentuk adonan, atau membuat kerajinan.
Selimut berat ini memberikan rasa hangat dan tekanan lembut meniru pelukan. Sensasi ini menenangkan sistem saraf dan menciptakan rasa aman, mirip dengan cara bedong membantu bayi lebih cepat terlelap.
Disarankan, pengguna memilih bobot selimut 10% dari berat tubuh. Semisal seseorang yang memiliki berat badan 70 kilogram, selimut yang ideal sekitar 7 kilogram. Sebagian pengguan mengaku merasa lebih nyenyak dan kecemasan berkurang, setelah menggunakan selimut berat. Meski demikian, bukti ilmiah dari efektivitasnya masih sangat terbatas.
Hasil Studi
Sebuah studi akan efektivitas selimut berat ini telah dipublikasikan di jurnal Frontiers in Psychiatry oleh Zhao tahun 2024. Penelitian tersebut melibatkan 102 orang dewasa dengan insomnia klinis. Peserta dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok menggunakan selimut berat selama satu bulan, sementara kelompok lainnya memakai selimut biasa.
Hasilnya, mereka yang menggunakan selimut berat menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas tidur yang diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Selain itu, kelompok ini juga melaporkan penurunan rasa kantuk di siang hari, berkurangnya stres dan kecemasan, serta penurunan keluhan kelelahan dan nyeri tubuh.
Temuan ini memberi sinyal positif bahwa selimut berat berpotensi menjadi alat bantu sederhana untuk meningkatkan kualitas tidur penderita insomnia. Meski begitu, tidak semua memiliki dampak yang sama.
Karena itu, selimut ini mungkin membantu sebagian orang yang merasa cemas atau sulit tidur, tapi bukan berarti bisa menjadi solusi ajaib.
Perlu diingat, insomnia kronis atau gangguan tidur yang berlangsung setidaknya tiga malam dalam seminggu selama tiga bulan, ada terapi lain yang terbukti lebih efektif, yaitu terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT).