c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

KULTURA

24 Oktober 2025

20:21 WIB

Selfcare Sebagai Pencegahan Dini Osteoporosis

Tidak hanya karena suplemen, selfcare punya peran penting dalam pencegahan dini osteoporosis. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p><em>Selfcare</em> Sebagai Pencegahan Dini Osteoporosis</p>
<p><em>Selfcare</em> Sebagai Pencegahan Dini Osteoporosis</p>

Ilustrasi Penderita osteoporosis. Envato/prathanchorruangsak

JAKARTA - Osteoporosis adalah penyakit progresif yang sering kali tidak terdeteksi hingga akhirnya terjadi patah tulang. Kondisi ini kerap dijuluki silent disease karena gejalanya nyaris tak terasa dan baru disadari setelah penderita mengalami fraktur atau patah tulang.

Meski kerap luput dari perhatian, osteoporosis masih menjadi salah satu tantangan kesehatan global dengan lebih dari 500 juta orang terdampak di seluruh dunia. Menurut data International Osteoporosis Foundation (IOF), satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki berusia di atas 50 tahun berisiko mengalami patah tulang akibat penyakit ini.

Di Indonesia sendiri, prevalensinya tergolong tinggi. Pada perempuan usia 50–70 tahun, angkanya mencapai 23%, dan meningkat hingga 53% pada usia di atas 70 tahun. Sementara itu, data dari Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) mencatat lebih dari 41,7% masyarakat Indonesia memiliki kepadatan tulang rendah (osteopenia), kondisi yang dapat berkembang menjadi osteoporosis bila tidak dicegah sejak dini.

Dokter Spesialis Ortopedi, dr. Aldico Sapardan, menerangkan bahwa puncak massa tulang tercapai di usia 20–30 tahun, sehingga periode ini menjadi critical window untuk mencegah osteoporosis. 

"Jika dilewatkan, risiko patah tulang di usia lanjut akan jauh lebih besar," ujar dr. Aldico dalam diskusi sains bertema “The Science Behind: Strong Bones, Preventing Osteoporosis Starts Today” yang diselenggarakan oleh Bayer di Jakarta, Kamis (23/10).

Menurutnya, kekurangan kalsium dalam tubuh, akan membuat tubuh mengambil cadangan kalsium dari tulang. Jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan penurunan massa tulang dan Osteoporosis 

"Itulah pentingnya selfcare untuk pencegahan osteoporosis," tegasnya.

Bentuk dari selfcare sendiri sangat mudah dan bisa dimulai sejak dini seperti beraktivitas dan latihan fisik secara rutin dan teratur, diet seimbang kaya akan kandungan kalsium, menghindari rokok dan minuman beralkohol serta kafein yang berlebihan, mengonsumsi susu dan kacang-kacangan, cukup paparan sinar matahari sebelum pukul 9 pagi, dan jika diperlukan mengonsumsi suplemen yang mengandung kalsium dan vitamin D.

"Kalsium dan vitamin D dibutuhkan karena keduanya bekerja saling melengkapi dalam menjaga kekuatan dan kepadatan tulang," ungkapnya.

Lebih lanjut, dr. Aldico menerangkan bahwa kalsium merupakan bahan utama pembentuk tulang dan gigi. Sekitar 99% kalsium di dalam tubuh tersimpan di tulang. 

Zat ini berfungsi menjaga struktur, kekuatan, dan kepadatan tulang agar tidak mudah rapuh. Namun, tubuh tidak bisa memproduksi kalsium sendiri, sehingga harus dipenuhi dari makanan atau suplemen, seperti susu, ikan teri, kacang almond, tahu, atau sayuran hijau.

Sementara itu, vitamin D berperan membantu tubuh menyerap kalsium dengan lebih efisien di usus. Tanpa vitamin D yang cukup, sebanyak apa pun kalsium yang dikonsumsi tidak akan terserap optimal dan justru terbuang percuma. 

Vitamin D juga membantu menjaga kadar kalsium dan fosfor dalam darah, dua mineral penting untuk pertumbuhan dan perbaikan tulang. Karena itu, kekurangan salah satunya dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh, mudah patah, atau mengalami pengeroposan.

Melihat seriusnya dampak tersebut dan untuk menjaga kesehatan tulang masyarakat Indonesia, perusahaan global berbasis life-science, Bayer menghadirkan solusi berbasis sains melalui CDR. Suplemen ini suplemen diformulasikan dengan kalsium, vitamin D, serta vitamin C & B6 untuk membantu pembentukan dan pemeliharaan kepadatan tulang. 

"Osteoporosis bukan hanya persoalan usia lanjut, tapi hasil dari kebiasaan yang kita bentuk sejak usia produktif. Melalui edukasi berkelanjutan dan produk berbasis sains, kami ingin membantu masyarakat membangun kebiasaan menjaga tulang kuat sejak dini agar tetap aktif dan sehat di masa depan," ujar Marketing Manager Nutritional Bayer Indonesia Maharani, Africia Saragih.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar