c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

11 Maret 2022

10:33 WIB

Sarapan Belum Jadi Kebiasaan Anak Indonesia

Sarapan terkadang masih disepelekan, padahal memiliki banyak manfaat apalagi untuk anak-anak.

Editor: Satrio Wicaksono

Sarapan Belum Jadi Kebiasaan Anak Indonesia
Sarapan Belum Jadi Kebiasaan Anak Indonesia
Ilustrasi sarapan bersama keluarga. Freepik/dok.

JAKARTA - Sarapan masih belum menjadi sebuah kebiasaan di Indonesia, termasuk anak-anak. Padahal sarapan memiliki peran penting sebagai sumber energi. Melewatkan waktu sarapan tentu akan membuat jam metabolisme tubuh terganggu.

"Hampir separuh anak-anak di Indonesia belum menjadikan sarapan sebagai suatu kebiasaan dengan berbagai alasan seperti keburu berangkat sekolah atau tidak sempat menyiapkan sarapan karena ibunya keburu berangkat kerja," ujar alhi gizi UGM, Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, dikutip dari laman ugm.ac.id, Jumat (11/3).

Data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 menunjukkan, dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi, terdapat 47,7% anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan. Bahkan, 66,8% anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.

Ia menjelaskan, anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral. Sementara itu, kebutuhan kalori saat sarapan tidaklah besar sekitar 300 kalori. Namun, sebagian besar anak Indonesia gagal memenuhi kebutuhan kalori saat sarapan karena asupan gizi yang tidak seimbang.

Apabila kebutuhan kalori saat sarapan tidak terpenuhi, akan berdampak pada fungsi otak dalam memori pelajaran di sekolah. Anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan akan kurang bisa berkonsentrasi saat belajar arena otaknya tidak mendapatkan cukup energi. Selain itu, memengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak.

Oleh sebab itu, Mirza menekankan edukasi sarapan menjadi penting. Penyediaan sarapan bagi anak dilakukan dengan menganut gizi seimbang.

"Pilih yang mudah disiapkan, namun tetap memenuhi prinsip gizi seimbang. Contoh menu sederhana seperti nasi atau roti ditambah telor, buah dan susu ini sudah cukup memenuhi kebutuhan kalori," terangnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar