25 April 2025
15:17 WIB
Salah Pola Diet Berisiko Pembentukan Batu Saluran Kemih
Menjalankan pola diet yang salah dapat dapat meningkatkan risiko pembentukan batu saluran kemih. Karenanya, kurangi konsumsi garam harian tinggi kandungan asan urat.
Ilustrasi Kandung kemih atau saluran kemih. Batu saluran kemih adalah batu yang tersangkut di salur an kemih, baik itu di ginjal, ureter, maupun uretra. Sumber: Shutterstock/mi_viri
JAKARTA - Menjalani program diet yang salah dengan konsumsi makanan tinggi garam, protein hewani dapat meningkatkan resiko dan sebabkan pembentukan batu di saluran kemih.
"Pada beberapa orang, program diet yang salah bisa meningkatkan resiko pembentukan batu di saluran kemih jika tidak dilakukan dengan benar," kata Spesialis Urologi Eka Hospital Depok dr. Eggi Respati di Tangerang, Jumat (25/4).
Ia mengatakan, batu saluran kemih terbentuk ketika tidak seimbangan antara jumlah air dan zat-zat pembentuk batu dalam urine, seperti kalsium, oksalat, asam urat, dan sistin, sehingga zat tersebut terlalu pekat dan mengkristal.
Maka itu, salah satu upaya pencegahan batu saluran kemih diantaranya adalah membatasi konsumsi makanan tinggi kandungan asam urat maupun oksalat. Termasuk di dalamnya jeroan, makanan laut, daging merah, beberapa kacang-kacangan.
"Batasi juga konsumsi garam harian, dan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk diet yang tepat," ujarnya, dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, batu saluran kemih adalah suatu penyakit umum yang dapat terjadi pada siapa saja, semua usia dan jenis status sosial apapun. Batu saluran kemih merupakan suatu kelainan yakni terdapat penumpukan kristal hingga menjadi batu yang meliputi ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Ukuran batu bisa bervariasi, mulai dari sebutir pasir hingga sebesar jahe/kunyit.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko pembentukan batu yakni kurang minum air, riwayat keluarga, kondisi medis tertentu seperti hiperparatiroidisme, infeksi saluran kemih berulang dan gangguan metabolisme tertentu dapat memicu pembentukan batu.
"Beberapa jenis obat dapat meningkatkan risiko pembentukan batu," katanya.
Gejala dan Pengobatan
Gejala batu saluran kemih sangat bervariasi tergantung pada ukuran, lokasi, serta keterlibatan organ terkait dengan batu tersebut. Batu kecil tidak dapat menimbulkan gejala sama sekali dan bisa keluar dengan sendirinya melalui urine. Namun, batu yang lebih besar dan menyumbat saluran kemih dapat menyebabkan gejala yang sangat menyakitkan.
Adapun gejala yang sering dirasakan seperti nyeri yang datang tiba-tiba dan menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah, selangkangan dan bahkan alat kelamin, nyeri saat buang air kecil, urine berdarah, sering buang air kecil, urine keruh atau berbau tidak sedap, mual dan muntah saat nyeri sangat hebat.
Seiring berkembangnya alat dan teknologi, pengobatan batu saluran kemih saat ini bervariasi dari tanpa operasi hingga prosedur minimal invasif. Pengobatan batu saluran kemih tergantung pada ukuran, lokasi, kekerasan batu, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Beberapa opsi pengobatan modern yang umum digunakan meliputi Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), yakni prosedur non-invasif yang menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh untuk memecah batu menjadi fragmen-fragmen kecil.
Prosedur ini biasanya berlangsung sekitar 45-60 menit dan dapat menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman. Keuntungan dari pengobatan ini tidak memerlukan sayatan tetapi kurang efektif untuk batu yang sangat besar atau sangat keras.
Ureterorenoscopy (URS) adalah prosedur minimal invasif yang menggunakan alat tipis seperti teleskop kecil yang disebut ureteroskopi. Ureteroskopi dimasukkan melalui uretra, naik ke kandung kemih dan ureter hingga mencapai batu.
"Batu kemudian dapat dipecah menggunakan laser (lithotripsy laser) atau dikeluarkan menggunakan alat khusus seperti keranjang kecil," ujarnya.