31 Oktober 2024
20:14 WIB
Rumah Puisi Taufiq Ismail Diresmikan Jadi Museum Sastra Indonesia
Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya, Rumah Puisi Taufiq Ismail diresmikan menjadi Museum Sastra Indonesia. Di sini tersimpan ribuan koleksi dan warisan dari banyak penulis kenamaan.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
Menteri Kebudayaan Fadli Zon meresmikan Museum Sastra Indonesia dan Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aie Angek, Tanah Datar, Sumatra Barat, Rabu (30/10). Sumber foto: Kementerian Kebudayaan.
JAKARTA – Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon meresmikan Rumah Puisi Taufiq Ismail di Sumatera Barat (Sumbar) sebagai Museum Sastra Indonesia. Peresmian dilakukan pada Rabu (30/10) dalam momentum kunjungan perdananya ke daerah itu sejak dilantik.
Peresmian museum ini merupakan perluasan fungsi dari Rumah Puisi Taufiq Ismail yang berdiri di sekitar Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar. Rumah Puisi ini menyimpan ribuan koleksi buku, lukisan para sastrawan, mesin cetak, hingga peralatan mengetik warisan banyak penulis kenamaan Indonesia yang dihimpun sejak tempat berdiri berdiri pada 2008 silam.
Fadli Zon mengatakan, peresmian museum ini merupakan bentuk penghormatan atas kontribusi Taufiq Ismail dalam perkembangan sastra Indonesia. Bersamaan, kehadiran museum juga menjadi bagian dari upaya melestarikan sejarah sastra nasional.
“Merupakan suatu kehormatan bagi saya selaku Menteri Kebudayaan untuk hadir di tengah-tengah masyarakat Tanah Datar dalam peresmian Rumah Puisi Taufiq Ismail dan Museum Sastra Indonesia. Taufiq Ismail adalah sosok yang luar biasa dalam dunia sastra Indonesia; karya-karyanya melintasi tiga generasi dan menjadi saksi berbagai peristiwa penting di negeri ini,” ungkap Fadli dalam keterangan pers, dikutip Kamis (31/10).
Fadli Zon yang adalah kerabat dari Taufiq Ismail, mengatakan bahwa sosok Taufiq adalah sastrawan yang aktif terlibat dalam dinamika sosial dan budaya Indonesia, jauh melampaui perannya sebagai penyair. Karena itu, dia menilai sudah sepantasnya sang sastrawan beroleh penghormatan dari masyarakat sastra atau masyarakat kebudayaan di tanah air.
Fadli bahkan menyebut Taufiq Ismail layak diberi gelar sebagai ‘Bapak Sastra Indonesia’ yang mencerminkan jejak besar yang telah ditinggalkan Taufiq dalam perkembangan sastra Indonesia.
“Bila HB Jassin dijuluki Paus Sastra Indonesia, maka Taufiq Ismail sangat pantas kita anggap sebagai Bapak Sastra Indonesia,” ungkap Fadli.
Museum Sastra Indonesia dan Rumah Puisi Taufiq Ismail kedepannya akan menjadi pusat edukasi dan pengembangan pengetahuan sastra di Indonesia. Fadli berharap, museum ini dapat menjadi wadah inspiratif bagi generasi muda dalam mencintai dan melanjutkan warisan sastra bangsa yang telah dibangun dengan penuh dedikasi oleh para pendahulu.
Museum Sastra Indonesia Pertama
Peresmian Museum Sastra di Rumah Puisi Taufiq Ismail agaknya menjadi tindak lanjut dari cita-cita Fadli Zon untuk kesusastraan Indonesia. Dia baru-baru ini sempat mengungkapkan keinginannya agar Indonesia bisa memiliki museum sastra yang maju, untuk merawat dan melestarikan jejak kesusastraan Indonesia.
Hal itu disampaikan Fadli saat membuka Festival Budaya Panji di Jakarta, Selasa (22/10) lalu. Fadli membayangkan Indonesia bisa memiliki museum sastra yang akan merawat cerita-cerita besar dari Indonesia, termasuk Cerita Panji, dan memperkenalkannya ke dunia seperti misalnya Museum Sastra Nizami Ganjavi di Azerbaijan yang menyimpan sejarah perkembangan dan penyebaran cerita Layla Majnun.
“Kalau cerita panji ini bisa menjadi satu cerita yang kelasnya seperti Romeo dan Juliet atau seperti Layla dan Majnun, tentu ini akan bisa menjadi sebuah kekayaan nasional kita yang bisa kita promosikan ke dunia internasional,” tutur Fadli ketika itu.
Museum Sastra Indonesia di Rumah Puisi Taufiq Ismail menjadi museum sastra pertama di Indonesia, dalam artian sebagai museum yang merangkum jejak perkembangan sastra nasional. Museum ini diketahui berada tak terlalu jauh dari lokasi Rumah Budaya yang didirikan Fadli Zon di tanah kelahiran orang tuanya itu pada 2011 silam.