15 Januari 2025
20:57 WIB
Risiko Kesehatan Dari Praktik Bertukar Pasangan
Setiap kali berhubungan intim dengan orang asing, kita akan selalu berhadapan dengan risiko tertular penyakit menular seksual (PMS).
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
Ilustrasi pasangan. Shutterstock/dok
JAKARTA - Belum lama ini, pengungkapan mengenai praktik pertukaran pasangan (swinger) yang berlangsung di Jakarta dan Bali mencuri perhatian publik. Berita ini tentu saja mengundang sorotan karena bertentangan dengan norma-norma sosial yang berlaku di Indonesia.
Secara garis besar, swinger merujuk pada individu-individu yang terlibat dalam kegiatan yang dikenal dengan sebutan swinging. Dalam kegiatan ini, sepasang suami istri atau pasangan lainnya sepakat untuk saling bertukar pasangan dengan tujuan seksual semata, tanpa melibatkan ikatan emosional apapun.
Kegiatan ini, selain merugikan dari segi kesetiaan dalam hubungan, juga dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan.
Melansir laman Medium, berhubungan intim dengan orang yang baru dikenal atau saat melakukan praktik pertukaran pasangan membawa risiko kesehatan tertentu, seperti herpes, kutu kelamin, bahkan HIV.
Meskipun swinging dan herpes tidak selalu berjalan seiring, setiap kali berhubungan intim dengan orang asing, akan selalu ada risiko tertular penyakit menular seksual (PMS).
Herpes adalah salah satu penyakit menular yang sangat berisiko. Yang menakutkan tentang herpes yakni apabila seseorang terinfeksi virus ini, virus tersebut tidak dapat disembuhkan dan akan tetap ada seumur hidup.
Untuk itu banyak orang yang sangat berusaha menghindari infeksi ini. Ada dua jenis herpes yang perlu diketahui, yaitu HSV1 dan HSV2.
HSV1 cukup terlihat dan menyebabkan luka dingin di bibir. Seseorang yang sering mengalami luka dingin besar kemungkinan memiliki herpes. Namun, luka dingin juga bisa disebabkan oleh virus lain, jadi tidak bisa langsung disimpulkan begitu saja.
Lalu, HSV2 ini menyebabkan benjolan gatal di area genital. Namun, HSV1 juga dapat muncul di area genital yang bisa membuat diagnosis menjadi sulit.
Herpes sangat menular dalam kedua bentuknya. Virus ini dapat menyebar dengan sangat mudah, bahkan hanya dengan menyentuh orang lain. Virus ini juga bisa tertular melalui berbagi minuman, peralatan makan, berciuman, atau berhubungan intim.
Meskipun seseorang tidak harus mengalami wabah aktif untuk menularkan herpes, virus ini lebih mudah menyebar saat sedang dalam wabah.
Bahkan, ada kemungkinan seseorang yang memiliki herpes, tetapi tidak sedang mengalami wabah aktif, tetap bisa menularkan virusnya saat berciuman. Meskipun herpes bisa merusak rasa percaya diri, penyakit ini tidak mengancam jiwa.
Herpes sangat umum, dengan sekitar 60% orang dewasa paruh baya yang memiliki virus ini, artinya lebih dari satu dari dua orang memilikinya. Yang lebih buruk lagi, tidak semua orang yang mengidap herpes terdiagnosis, karena seseorang baru bisa dinyatakan positif herpes jika mereka sedang mengalami wabah aktif saat tes.
Oleh karena itu, kegiatan swinging memang menyimpan berbagai risiko kesehatan, termasuk penularan herpes dan penyakit menular seksual lainnya. Ketika seseorang mengalami permasalahan dalam kehidupan asmara, sangat penting untuk menjaga komunikasi yang baik dalam hubungan dan selalu memprioritaskan kesehatan seksual.