c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

26 April 2025

15:29 WIB

Ricky Siahaan Pergi, Seringai Kehilangan Sosok ‘Arsitek’ Musik

Selain merupakan salah satu pendiri, dia selama ini juga adalah bagian krusial dalam produksi musik Seringai, di mana permainan gitarnya memberikan karakter yang kuat pada lagu-lagu band.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Ricky Siahaan Pergi, Seringai Kehilangan Sosok &lsquo;Arsitek&rsquo; Musik</p>
<p>Ricky Siahaan Pergi, Seringai Kehilangan Sosok &lsquo;Arsitek&rsquo; Musik</p>

Suasana ruang persemayaman jenazah gitaris band Seringai, Ricky Siahaan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (24/4). Validnews/Andesta

JAKARTA - Gitaris band Seringai, Ricky Siahaan meninggal dunia di usia 48 tahun. Dia meninggal di belakang panggung, hanya beberapa saat setelah menuntaskan set penutup tur Seringai di Jepang pada Sabtu (10/4) lalu, karena serangan jantung.

Kepergian Ricky meninggalkan ruang kosong bagi formasi band Seringai. Selain merupakan salah satu pendiri, dia selama ini juga adalah bagian krusial dalam produksi musik Seringai, di mana permainan gitarnya memberikan karakter yang kuat pada lagu-lagu band musik keras tersebut.

Manajer Seringai, Wendi Putranto menggambarkan Ricky sebagai arsitek-nya musik-musik Seringai. Tak hanya sebagai gitaris utama dan satu-satunya di Seringai, dia juga adalah sosok yang banyak memproduseri lagu hingga album band tersebut.

“Ricky itu sangat besar perannya di Seringai, karena dia arsitek musiknya Seringai. Jadi kalau lirik itu ada Arian sebagai vokalis, musik itu yang basic-nya biasanya datang dari Ricky, dan juga digarap bersama (Edy) Khemod dan juga Sammy (Bramantyo). Jadi bisa dibilang Ricky is the soul Seringai, arsitek musiknya Seringai,” ungkap Wendi saat ditemui di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Senen, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, dalam peta skena musik keras Indonesia, nama Ricky pun harum adanya. Dia dianggap salah satu gitaris dengan warna yang kuat, memiliki karakter tersendiri yang berbeda dari gitaris-gitaris rock atau metal pada umumnya.

Menurut Wendi, banyak orang yang menyukai gaya permainan Ricky, maupun lagu-lagu yang dibuatnya. Khususnya, riff-riff rhythm yang diciptakan Ricky, dianggap mempunyai warna suara yang khas. Karena itu, Ricky dianggap istimewa dan langka sebagai gitaris.

Di sisi lain, secara personal, sosok yang biasanya rockstar kan garang, gondrong, tatoan banyak. Nah Ricky nggak seperti itu. Dia sangat sayang dengan keluarganya, dia sangat sayang sama teman-temannya, sangat perhatian juga, dan humoris,” Wendi menambahkan.

Set di Jepang pada Sabtu (19/4) lalu menjadi panggung terakhir Ricky Siahaan, yang menurut Wendi tampil dengan penuh energi. Ricky meninggalkan Seringai, sebelum sempat memulai produksi album terbaru yang sejatinya telah direncanakan akan berlangsung dalam waktu dekat.

Karya Terakhir
Karya terakhir Ricky adalah lagu “Pulang” yang dirilis Seringai pada November 2024 lalu. Sebuah lagu bernuansa kelam atau depresif, lirik yang bertutur tentang kelelahan seseorang dalam menjalani hidup, hingga hampir menyerah. Namun, di saat bersamaan, seseorang tersebut merasa masih ada alasan baginya untuk bertahan.

Sekilas, lirik lagu ini memantik bayangan tentang kepergian Ricky, seolah membicarakan rasa lelah. Namun tampaknya tak begitu, karena lirik lagu ini ditulis Arian. Sementara Ricky sendiri memberi sentuhan gitar yang meraung garang, dengan distorsi yang penuh energi.

“’Pulang’, itu single terbaru Seringai setelah hampir 7 tahun tidak merilis album,” ujar Wendi.

Ricky Siahaan pergi dalam usia 48 tahun, meninggalkan istri dan satu orang anak. Jenazahnya dikebumikan di taman pemakaman San Diego Hills, Karawang Barat hari ini, Sabtu 26 April 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar