19 Oktober 2024
16:31 WIB
Rebaq Jangkeh, Tradisi Menutup Bulan Maulid Khas Mataram
Salah satu wilayah yang melaksanakan tradisi perayaan Maulid Nabi selama satu bulan penuh dan ditutup dengan tradisi rebaq jangkeh ada di Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram.
Editor: Rendi Widodo
Rangkaian tradisi Pawai Selawat "Rebaq Jangkeh", penutup bulan Maulid Nabi Muhammad. ANTARA/Nirkomala
JAKARTA - Maulid Nabi Muhammad tahun ini diperingati pada 15 September 2024, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah. Masyarakat di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), biasa merayakan maulid ini sebulan penuh secara bergantian.
Dari rangkaian kegiatan tersebut, ada kegiatan yang dinamakan Rebaq Jangkeh, yang secara bahasa berasal dari bahasa suku Sasak di Lombok. Rebaq artinya jatuh, sedangkan jangkeh berarti tungku untuk memasak yang berbuat dari tanah liat.
Dikutip dari Antara, Sabtu (19/10), acara besar itu diartikan masyarakat di Pulau Lombok seperti acara selamatan saat sunatan, pernikahan, hajatan, dan ditutup dengan Rebak Jangkeh. Kegiatan ini biasa dikemas dengan rekreasi ke sejumlah objek wisata untuk menghilangkan lelah setelah menggelar hajatan.
Sementara saat perayaan Maulid Nabi, masyarakat menggelar sejumlah kegiatan dan acara besar untuk berzikir, berdoa, berkumpul, silaturahmi, serta makan-makan bersama.
Hingga saat ini perayaan Maulid Nabi di Pulau Lombok digelar secara besar-besaran, di antaranya di Kota Mataram. Salah satu wilayah yang melaksanakan tradisi perayaan Maulid Nabi selama satu bulan penuh dan ditutup dengan tradisi rebaq jangkeh ada di Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram.
Perayaan Maulid Nabi
Pada perayaan Maulid Nabi setiap rumah tangga menyiapkan dan menghidangkan makanan yang akan dibawa ke masjid untuk disajikan, dan makanan untuk para tamu yang datang ke rumah.
Untuk perayaan di masjid, satu keluarga akan mengantarkan makanan atau dulang sebanyak tiga kali dengan menu berbeda. Pertama, disebut dulang penyampah atau makanan untuk sarapan yang berisi jajanan tradisional seperti jajan rasun, jajan pangan lembut dan pesak (jajan sejenis dodol hitam lembut dan kasar), tarek, keciprut, ladran, kaliadem, dan jajan tradisional lainnya. Dulang diantarkan warga ke masjid sekitar pukul 08.00 sampai 09.30 WITA.
Kedua, dulang nasi atau makanan yang diantarkan warga setelah dulang penyampah sekitar pukul 10.00 sampai 12.30 WITA untuk makan siang para tamu setelah shalat zuhur.
Ketiga, dulang penamat diantar warga sebelum masuk azan shalat ashar, sebab dulang penamat akan dihidangkan untuk tamu-tamu setelah proses penutupan rangkaikan peringatan Maulid Nabi di satu lingkungan.
Beberapa hari setelah perayaan inti Maulid Nabi Muhammad SAW, warga menggelar acara rebaq jangkeh yang menjadi penanda semua rangkaikan perayaan Maulid Nabi Muhammad sudah berakhir.
Dalam kegiatan ini masing-masing lingkungan melaksanakan dengan cara yang berbeda-beda, namun tetap melibatkan semua warga di lingkungan setempat mulai dari anak-anak, remaja, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, hingga lansia, ikut serta pada acara tersebut.
Ada lingkungan yang menggelar kegiatan dengan arak-arakan dengan berbagai miniatur hewan, kendaraan, dan lainnya untuk diarak keliling Kelurahan Dasan Agung dengan jarak tempuh sekitar 2,5 kilometer.
Dari sekian banyak kegiatan yang dikemas dalam tradisi rebaq jangkeh, satu hal sama yang dilakukan setiap warga adalah dirangkaikan dengan membawa uang selawat.
Uang selawat yang dibawa warga tersebut dirangkai sedemikian rupa hingga menjadi sebuah kreasi yang menarik sehingga membuat anak-anak semangat untuk ikut baik dengan menggunakan sepeda, skuter, atau berjalan kaki. Setelah berpawai berkeliling desa, uang selawat akan dikumpulkan di masjid.
Begitu tiba di masjid, setiap peserta pawai akan menyerahkan uang selawat yang dibawa kepada petugas yang telah ditunjuk. Uang selawat itu digunakan untuk berbagai kebutuhan di masjid masing-masing.