15 September 2025
13:39 WIB
Ragam Hidangan Fermentasi Yang Bisa Bantu Turunkan Berat Badan
Tak hanya memberi cita rasa nikmat, makanan fermentasi menyimpan probiotik alami yang bermanfaat bagi kesehatan sistem pencernaan, mendukung metabolisme dan penyerapan nutrisi.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Andesta Herli Wijaya
Kimchi sebagai salah satu jenis makanan yang baik untuk diet. Sumber foto: Freepik.
JAKARTA - Memiliki berat badan ideal merupakan dambaan hampir semua orang. Tidak hanya mencerminkan kondisi kesehatan seseorang, berat badan ideal juga bisa membuat seseorang merasa lebih percaya diri.
Ada beberapa cara untuk menurunkan berat badan. Salah satunya dengan menjaga pola makan atau memperhatikan konsumsi makanan harian. Jenis hidangan yang diketahui cukup baik untuk membantu penurunan berat badan adalah hidangan berfermentasi.
Proses fermentasi tidak hanya memperkaya rasa makanan, tetapi juga menghasilkan probiotik alami yang bermanfaat bagi kesehatan sistem pencernaan. Saat sistem pencernaan bekerja optimal, tubuh pun lebih efisien dalam menyerap nutrisi tubuh dan mengatur metabolisme, sehingga target berat badan ideal bisa tercapai.
Nah, hidangan fermentasi apa saja yang bisa membantu menurunkan berat badan? Berikut ragam hidangan fermentasi yang bisa membantu menurunkan berat badan.
Kimchi
Kimchi adalah makanan fermentasi khas Korea yang dibuat dari sayuran seperti sawi putih dan lobak. Sayuran difermentasi dengan bumbu seperti bawang putih, jahe, cabai, dan ikan asin.
Pada proses fermentasi ini menghasilkan berbagai senyawa bioaktif dan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus dan Leuconostoc yang dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan. Fermentasi ini bahkan membantu menyeimbangkan mikrobiota usus yang berperan mengatur metabolisme lemak dan pengendalian nafsu makan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Food Research International pada 2022 menunjukkan bahwa memakan kimchi dapat menurunkan lemak tubuh sampai 31,8% dalam uji pra-klinis pada hewan. Tentunya ini sangat membantu bagi mereka yang obesitas dan ingin menurunkan berat badan.
Sauerkraut
Sauerkraut adalah hasil fermentasi kubis yang berasal dari tradisi kuliner Jerman. Proses fermentasinya melibatkan bakteri asam laktat yang berkembang secara alami dan menghasilkan rasa asam khas dan probiotik.
Selain kaya serat, sauerkraut mengandung vitamin C, K, dan antioksidan yang membantu melawan stres oksidatif dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Serat inilah yang dapat membantu menurunkan berat badan karena bisa memperlambat pencernaan, memberikan rasa kenyang lebih lama, dan mengurangi keinginan makan berlebih.
Jurnal Applied Microbiology yang dirilis pada 2024 menyebut sauerkraut memiliki potensi sebagai makanan fungsional untuk mendukung penurunan berat badan dan kesehatan metabolik. Meskipun efeknya berbeda-beda, tetapi hidangan satu ini menjadi pilihan rendah kalori kaya nutrisi yang baik untuk kesehatan.
Kefir
Kefir merupakan minuman fermentasi berbasis susu yang berasal dari wilayah Kaukasus dan Tibet. Minuman ini dibuat menggunakan butiran kefir yang mengandung campuran simbiotik seperti bakteri asam laktat dan ragi.
Proses fermentasi ini menghasilkan minuman yang kaya probiotik, asam organik, dan senyawa bioaktif yang mendukung kesehatan pencernaan dan metabolisme. Kandungan probiotik ini membantu menyeimbangkan mikrobiota usus dan mengendalikan nafsu makan.
Studi yang diterbitkan dalam Current Nutrition Reports pada 2020 memperlihatkan kefir berpotensi mencegah dan mengatasi obesitas dan gangguan metabolik seperti diabetes tipe 2 dan penyakit hati berlemak non-alkoholik.
Baca juga: Bukan Cuma Kesehatan, Potensi Gingseng Jawa Dalam Industri Kosmetik
Kombucha
Nama kombucha populer belakangan ini. Kombucha sendiri adalah minuman fermentasi berbasis teh menggunakan kultur simbiotik bakteri dan ragi yang dikenal sebagai Scoby (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast).
Selama proses fermentasi, gula dalam teh diubah menjadi asam organik, enzim, dan probiotik yang memberikan berbagai manfaat kesehatan. Rasa asam segar dan sedikit berkarbonasi menjadikan kombucha alternatif bagi mereka yang suka minuman manis.
Kandungan probiotik yang ada di dalam kombucha dapat membantu mengatur nafsu makan. Bukan itu saja, asam asetat dan polifenol dari teh juga bisa meningkatkan pembakaran lemak dan mengurangi akumulasi lemak tubuh.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Fermentation di 2025 menunjukkan bahwa konsumsi kombucha dapat memperbaiki gejala pencernaan dan mendukung kesehatan metabolik, meskipun hasil pada setiap individu berbeda-beda.
Tempe
Di Indonesia, tempe adalah contoh utama pangan fermentasi yang bisa menjadi pilihan diet. Makanan yang menjadi warisan budaya nasional ini mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, sehingga dapat memenuhi kebutuhan asupan harian tubuf secara efektif.
Tempe tentunya juga mengandung prebiotik, seperti makanan fermentasi pada umumnya, sehingga baik sistem pencernaan. Tingginya kandungan protein juga baik untuk mendukung diet, karena merangsang metabolisme tubuh, sehingga bisa membakar kalori secara optimal.
Tempe, dengan kandungan lengkapnya, juga membuat seseorang kenyang lebih lama, sehingga membantu diet?
Itulah ragam hidangan fermentasi dari berbagai negara dengan beragam latar kebudayaannya yang bisa membantu menurunkan berat badan. Mana yang sobat Valid suka?