c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

24 September 2024

18:11 WIB

Psikolog Bagikan Prinsip Hidup Lebih Bahagia Ala Masyarakat Finlandia

Tak hanya usaha dari pemerintahnya, prinsip hidup orang-orang Finlandia juga menentukan bagaimana negara ini bisa terus menjadi negara paling bahagia di dunia.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Rendi Widodo

<p>Psikolog Bagikan Prinsip Hidup Lebih Bahagia Ala Masyarakat Finlandia</p>
<p>Psikolog Bagikan Prinsip Hidup Lebih Bahagia Ala Masyarakat Finlandia</p>

Aleksanterinkatu  menjadi sebuah jalan yang sibuk di Helsinki, Finlandia. Unsplash

JAKARTA - Selama 7 tahun berturut-turut, Finlandia berhasil mempertahankan posisinya sebagai negara paling bahagia di dunia, Menurut laporan yang dirilis oleh The Wellbeing Research Centre di Universitas Oxford, negara ini benar-benar menunjukkan konsistensi dalam menciptakan kualitas hidup yang tinggi bagi penduduknya.

Laporan ini menyoroti sejumlah negara yang masuk ke dalam peringkat sepuluh terbaik dalam indeks kebahagiaan global, di mana Finlandia memimpin sebagai negara yang paling sejahtera. Penilaian peringkat kebahagiaan ini didasarkan pada evaluasi kehidupan yang dilakukan melalui survei kepada responden.

Setiap individu diminta untuk menilai kesejahteraan mereka sendiri menggunakan indeks kebahagiaan yang berkisar dari 0 hingga 10, di mana 0 mewakili kondisi terburuk dan 10 melambangkan kesejahteraan terbaik. Selain penilaian subjektif ini, laporan tersebut juga memperhitungkan enam variabel utama yang berperan besar dalam menentukan tingkat kebahagiaan suatu negara.

Variabel-variabel tersebut meliputi PDB per kapita, dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan untuk membuat keputusan hidup sendiri, kemurahan hati/kedermawanan, dan bebas dari korupsi. Lebih dari 130 negara di seluruh dunia disurvei dalam laporan ini, dan hasilnya menunjukkan bahwa Finlandia kembali menduduki posisi teratas sebagai negara paling bahagia di dunia.

Lantas, apa rahasia masyarakatnya bisa bahagia?

Melansir laman CNBC Make It, seperti pada variabel yang sudah disebutkan sebelumnya, psikolog asal Finlandia, Frank Martela, menambahkan bahwa ada tiga prinsip hidup utama yang membantu menumbuhkan kebahagiaan di negaranya. Ketiga prinsip tersebut adalah kebersamaan yang kuat, berbuat baik kepada orang lain, dan mengetahui tujuan hidup masing-masing.

Martela menjelaskan bahwa hubungan sosial yang baik dengan orang-orang yang peduli pada kita dapat menjadi sumber kebahagiaan, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun. Meski seseorang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap atau dalam kondisi hidup tidak ideal, mereka masih bisa merasakan kebahagiaan saat berkumpul dengan sahabat, mengunjungi keluarga, atau terlibat dalam aktivitas bersama.

Kebersamaan ini memberikan dukungan emosional yang penting, terutama dalam menghadapi tantangan hidup. Selain kebersamaan, berbuat baik kepada orang lain juga memiliki dampak signifikan terhadap kebahagiaan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ohio State University pada tahun 2023 menemukan bahwa melakukan perbuatan baik dapat memberikan dampak positif terhadap mereka yang mengalami ansietas, depresi, dan stres.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tindakan kebaikan, sekecil apa pun, seperti memberikan pujian kepada orang lain, menolong rekan kerja, atau memberikan hadiah kepada orang terkasih, dapat memberikan perasaan puas dan bahagia yang lebih mendalam.

Prinsip ketiga yang disebutkan oleh Martela, yaitu mengetahui tujuan hidup. Memang hal ini bisa menjadi tantangan terbesar bagi banyak orang, Martela menyarankan jika seseorang merasa sulit menemukan tujuan hidupnya, mereka bisa memulai dengan membuat daftar hal-hal yang membuat mereka merasa bahagia.

"Memiliki tujuan hidup selain memberikan makna, juga membantu kita untuk menoleransi kondisi yang buruk dan tetap optimis dalam menjalani hidup,” ujar Martela.

Lebih jauh lagi, kebahagiaan memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan fisik. Dikutip dari laman American Heart Association, kesehatan mental dan fisik saling memengaruhi satu sama lain. Dr. Francoise Adan, seorang psikiater sekaligus direktur dari Connor Integrative Health Network of University Hospitals in Cleveland, menyebutkan bahwa sekitar 80% kunjungan ke dokter berkaitan dengan kondisi kesehatan disebabkan oleh stres.

Stres yang tidak terkelola dengan baik dapat memicu berbagai gangguan kesehatan fisik, mulai dari masalah pencernaan hingga penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi.

Pasalnya, menurut Adan, ketika seseorang merasa bahagia, mereka cenderung lebih termotivasi untuk menjaga kesehatannya, sehingga risiko penyakit seperti tekanan darah tinggi, obesitas, dan gangguan kardiovaskular bisa berkurang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar