07 Maret 2022
21:00 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA – Upaya mempromosikan budaya Indonesia di kancah dunia terus berlanjut dari waktu ke waktu. Terbaru, pertunjukan daring wayang “Bimo Bumbu” ditampilkan dengan bahasa Jepang kepada masyarakat di Osaka, dalam rangkaian Indonesia Friendship Day (IFD) 2022, beberapa waktu lalu.
Wayang “Bimo Bumbu” berbahasa Jepang itu dibawakan oleh Ki Dalang Rofit Ibrahim bersama Grup Hannajoss, yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardianto mengatakan, pementasan budaya mampu menarik minat khalayak umum untuk semakin mengenal budaya tersebut.
Tak hanya sebatas promosi, pertunjukan ini juga adalah bagian dari upaya diplomasi budaya antara negara, dalam hal ini Indonesia dan Jepang.
“Pementasan-pementasan budaya secara daring merupakan strategi KBRI Tokyo untuk terus mempromosikan diplomasi kebudayaan, yang sejalan kebudayaan yang diusung dengan semangat pemajuan,” ujar Yusli dalam siaran resmi, Senin (7/3).
Pementasan wayang berbahasa jepang di IFD 2022 adalah bagian dari program promosi dan pelayanan terpadu yang dipaketkan dalam satu kegiatan. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara KBRI Tokyo dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka.
Grup Hannajoss pimpinan Ki Dalang Rofit Ibrahim kali ini dipilih mengingat peran kelompok ini yang telah ikut berkontribusi secara aktif untuk memajukan seni dan budaya Indonesia di Jepang, serta telah bermitra dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka dalam berbagai kesempatan.
Pagelaran wayang ini diharapkan tidak hanya menunjukkan kekayaan dan keragaman seni budaya Indonesia kepada negara sahabat, tetapi juga akan mempererat hubungan di antara dua negara.
Yusli menjelaskan, pemilihan wayang kulit pun dengan melihat relevansinya yang kuat dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
Menurutnya, kesenian satu ini banyak menyimpan filosofi kehidupan bangsa Indonesia yang strategis untuk dikenalkan pada masyarakat Jepang.
“Jadi, di samping berupaya meningkatkan ketertarikan warga Jepang terhadap budaya Indonesia, sekaligus juga sebagai upaya diplomasi mengeratkan hubungan bilateral,” terang Yusli.
Menurut Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) di Osaka, Diana ES Sutikno, hingga kini sudah ada 17 kelompok seni Indonesia di wilayah kerja KJRI Osaka yaitu Kansai, Shikoku dan Chugoku. Sebagian besar anggota kelompok tersebut, selain seniman-budayawan Indonesia, adalah orang-orang Jepang yang memiliki ketertarikan terhadap Indonesia.
Menurutnya, ini adalah peluang untuk menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak kesamaan minat yang dapat dibagi dengan masyarakat Jepang.
"Wayang kulit menjadi ruang kebebasan berekspresi dalam menjawab permasalahan dan tantangan saat ini. Ini kali yang ke sekian bagi KJRI Osaka untuk berkolaborasi dengan Grup Hanajoss seperti halnya kelompok seni Indonesia lainnya di Jepang khususnya wilayah Osaka,” ucap Diana.
Selain menampilkan pertunjukan wayang kulit, Grup Hannajoss di IFD juga menampilkan Tari Jathilan atau Kuda Lumping yang merupakan tarian tradisional asal wilayah Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Acara juga dimeriahkan oleh penampilan Tari Topeng Kelana dari salah satu mahasiswa anggota Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Osaka.
Lakon “Bimo Bumbu” sendiri merupakan salah satu bagian dari kisah pewayangan Mahabarata. Berkisah tentang upaya Bima, salah satu tokoh Pandawa Lima, yang mengalahkan raksasa Prabu Boko yang gemar memakan manusia. Demi memudahkan misinya, tubuh Bima dibaluri masakan tradisional bothok untuk mengecoh raksasa itu.