c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

29 Agustus 2025

15:48 WIB

Prevalensi Tinggi Jadi Alasan Pentingnya Skrining Stroke di Indonesia

Apabila muncul tanda-tanda stroke seperti kebas, segeralah periksakan diri karena semakin cepat pasien ditangani, maka akan semakin minimal terjadinya gejala sisa.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Prevalensi Tinggi Jadi Alasan Pentingnya Skrining Stroke di Indonesia</p>
<p id="isPasted">Prevalensi Tinggi Jadi Alasan Pentingnya Skrining Stroke di Indonesia</p>

Spesialis saraf Primaya Hospital Bekasi Timur dr. Yusi Amalia. Dok: Validnews/ Gema F Purbaya.

JAKARTA - Di Indonesia, stroke atau ditulis strok, masih menjadi masalah kesehatan publik yang serius di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi strok mencapai 8,3%, artinya setiap dari 100 penduduk ada 8 orang yang menderita strok.

Institute Health Metrics and Evaluation (IHME) 2019 mencatat stroke menyumbang 19,42% dari total kematian di Indonesia. Beban ekonomi akibat stroke pun sangat besar, di mana pendanaan mencapai Rp5,2 triliun pada 2023 dan menempatkannya sebagai salah satu penyakit tidak menular paling membebani sistem kesehatan nasional.

Terkait itu, dokter spesialis saraf Primaya Hospital Bekasi Timur, dr. Yusi Amalia menekankan pentingnya skrining strok sedari awal sebagai preventif sekaligus menekan angka kasus di Indonesia. Dia berlasan, sering kali struk tidak terdeteksi sejak dini, sehingga banyak orang akhirnya tak mendapatkan perawatan semestinya.

"Makanya perlu dilakukan skrining strok untuk bisa melihat dan preventif pasien yang berisiko supaya bisa dilakukan tatalaksana agar tidak terkena stroke," kata dr. Yusi dalam acara pembukaan Brain and Spine Center di Primaya Hospital Bekasi Timur, Bekasi, Kamis (28/8).

Skrining strok yang biasa dilakukan meliputi anamnesis atau wawancara dengan pasien, pemeriksaan fisik, sampai pemeriksaan penunjang menggunakan CT (Computed Tomography) Scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging), kalau fasilitas kesehatan memadai. Dengan begitu, saat diketahui ada masalah pada pembuluh darah otak, meskipun tanpa gejala, kondisi itu bisa segera diatasi.

"Sebab kalau ada gejala klinis tetapi tidak berat kan orang sering kali tidak aware. Makanya perlu ada skrining strok ini. Selain itu kan bisa tahu juga kalau ada masalah pada kolesterol, kekentalan darah, gula darah, dan lainnya, yang mana faktor risiko dari strok," lanjut dr. Yusi.

Baca juga: Gangguan Irama Jantung Bisa Sebabkan Stroke

Strok sendiri merupakan suatu kumpulan gejala atau kelainan yang disebabkan karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Gejalanya beragam, mulai dari senyum tidak simetris, gerak separuh badan lemah, dan bicara tidak jelas.

Selain itu, kebas badan, rabun atau hilang penglihatan dalam sekejap, hilang pendengaran mendadak, dan sakit kepala yang terjadi secara hebat atau berlebihan pun menjadi gejala lainnya dari stroke.

Apabila muncul tanda-tanda seperti itu, seseorang perlu segera memeriksakan diri. Yusi mengatakan, semakin cepat pasien strok ditangani, maka akan semakin minimal terjadinya gejala sisa dari stroke.

Primaya Hospital Bekasi Timur tempat Yusi berpraktik termasuk yang menghadirkan layanan Brain & Spine Center. Layanan one stop solution untuk penanganan penyakit otak, saraf, dan tulang belakang ini sudah mendapatkan pengakuan dari World Stroke Organization (WSO) sebagai rumah sakit di Bekasi dengan pelayanan Code Stroke, yaitu sistem penanganan stroke dalam golden period yaitu kurang dari empat jam.

Kecepatan, tambah Yusi, menjadi faktor kunci dalam mencegah kecacatan permanen, sekaligus menyelamatkan lebih banyak nyawa dan mempertahankan kualitas hidup pasien di masa mendatang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar