c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

09 Juli 2025

11:07 WIB

Pesona Foto Di Bawah Langit Blue Hour Yang Jadi Tren Prewedding 2025

Saat langit berubah menjadi biru pucat, suasana terasa lebih tenang, dan hasil fotonya sangat romantis. Tren ini muncul dalam laporan tahunan Pinterest yang memantau inspirasi pernikahan terkini.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Pesona Foto Di Bawah Langit <em>Blue Hour</em> Yang Jadi Tren <em>Prewedding&nbsp;</em>2025</p>
<p>Pesona Foto Di Bawah Langit <em>Blue Hour</em> Yang Jadi Tren <em>Prewedding&nbsp;</em>2025</p>

Pasangan lakukan sesi foto prewedding saat blue hour. Freepik.

JAKARTA - Bagi pasangan yang sedang merencanakan pernikahan, mencari inspirasi dan menyusun berbagai persiapan tentu menjadi bagian menyenangkan. Salah satu elemen yang tak luput mendapat perhatian adalah sesi foto prewedding.

Sesi ini sering menjadi sarana untuk mengekspresikan cerita cinta pasangan secara personal dan kreatif. Beberapa waktu lalu pemotretan prewedding banyak dilakukan saat golden hour yang menangkap lanskap indah setelah matahari terbit ataupun sebelum terbenam. Kini, ada lagi tren terbaru yang juga penuh kesan romantis, yakni berfoto saat blue hour.

Melansir dari laman Brides, blue hour adalah periode singkat yang terjadi setelah matahari tenggelam namun sebelum malam benar-benar datang. Langit pada waktu ini memunculkan rona biru yang dalam, bayangan menjadi lembut, dan kontras cahaya melunak.

Pada saat langit berubah menjadi biru pucat, suasana terasa lebih tenang, dan hasil fotonya sangat romantis. Tren ini bahkan telah muncul dalam laporan tahunan Pinterest yang memantau inspirasi pernikahan terkini.

Dengan berkembangnya gaya fotografi editorial dan penggunaan flash lebih terarah baik di siang hari maupun dalam kondisi minim cahaya, pasangan modern kini lebih menyukai pendekatan sinematik yang terasa unik dan berkelas. Tren ini memberikan kesan artistik dan terasa seperti potongan adegan dalam film romantis.

Selain memunculkan keindahan visual, sesi foto blue hour juga banyak disukai karena mampu menangkap sisi emosional yang lebih dalam dari hubungan pasangan. Di masa ketika kekuatan visual menjadi bagian penting dari penceritaan, blue hour menawarkan latar yang sempurna untuk menangkap momen-momen penuh perasaan.

Baca juga: Faktor Penyebab Pasangan Menikah Alami Penurunan Ketertarikan

Ada juga kelebihan praktis lainnya dari sesi blue hour. Waktunya cenderung lebih fleksibel karena bisa dilakukan setelah acara utama selesai, misalnya di sela makan malam atau saat tamu mulai bersantai.

Pasangan bisa sejenak keluar untuk berfoto tanpa melewatkan momen penting. Dari segi teknis, pencahayaan alami saat blue hour juga sangat menyanjung penampilan. Hasil fotonya pun tampak sinematik secara alami, tanpa perlu banyak penyuntingan. Yang paling menyentuh, momen ini sering menjadi waktu tenang yang langka bagi pasangan.

Baca juga: Kemenag: Generasi Muda Pilih Hidup Bersama Tanpa Ikatan Sah

Namun, sebelum Anda memutuskan untuk mengadopsi tren ini, ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan. Pertama, waktu blue hour sangat singkat. Tergantung musim dan lokasi, durasinya bisa berkisar antara 15 hingga 40 menit. Jadi, perencanaan yang matang sangat diperlukan agar tidak kehilangan momen terbaiknya.

Kedua, sesi ini cukup menantang secara teknis. Karena cahaya alami yang minim, fotografer harus menggunakan peralatan tambahan seperti flash atau lampu agar subjek tetap terlihat jelas.

Oleh karena itu, sesi ini sebaiknya tidak dilakukan spontan. Diskusikan terlebih dahulu konsepnya dengan fotografer Anda agar persiapan lebih maksimal.

Terakhir, faktor cuaca juga sangat menentukan. Langit yang mendung atau hujan bisa mengurangi intensitas cahaya dan memengaruhi hasil akhir. Untuk itu, penting memiliki rencana cadangan agar foto prewedding tetap berjalan lancar, apa pun kondisi langitnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar