c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

22 Januari 2025

08:19 WIB

Peran Sayur Dan Buah Jangan Mendominasi Saat MPASI, Ini Alasannya

Ada sejumlah sayur dan buah yang mengandung zat antinutrisi, karena itu disarankan jenis-jenis tersebut tidak mendominasi dalam pembarian MPASI.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Peran Sayur Dan Buah Jangan Mendominasi Saat MPASI, Ini Alasannya</p>
<p>Peran Sayur Dan Buah Jangan Mendominasi Saat MPASI, Ini Alasannya</p>

Ilustrasi bayi sedang disuapkan mpasi. Freepik

JAKARTA - Saat pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), disarankan agar peran sayur dan buah tidak boleh mendominasi. Alasannya,  karena adanya zat bernama antinutrisi yang biasanya banyak ditemukan dalam sumber serat itu.

Antinutrisi adalah senyawa yang dapat ditemukan di dalam beberapa bahan makanan. Keberadaannya dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting, seperti mikronutrien yang terdiri dari vitamin dan mineral.

"Antinutrient (antinutrisi) yang biasa terdapat pada plant based nutrition baik itu dari sayur, buah, dan protein nabati. Itu dapat menghambat penyerapan zat penting seperti zat besi dan zinc. (Antinutrient) sebagai contohnya phytic acid, tannin, oxalic acid, goitrogen, dan lain sebagainya," kata dokter spesialis anak dari RSUD dr. Soetomo Surabaya, dr. Meta Herdiana Hanindita, dikutip dari Antara.

Adapun beberapa contoh sayur dan buah yang terkonfirmasi memiliki senyawa antinutrisi di antaranya, daun bayam (mengandung oxalic acid mencegah penyerapan kalsium), teh (mengandung tanin mencegah penyerapan zat besi), kol dan kubis (mengandung goitrogenic mencegah penyerapan yodium).

Padahal dalam MPASI, nutrisi-nutrisi seperti zat besi, zinc, kalsium, dan yodium merupakan mikronutrien yang perlu dipenuhi, sehingga anak bisa memiliki pertumbuhan dan perkembangan optimal di fase 1000 hari kehidupan pertama (HPK).

Maka dari itu, dokter Meta menyarankan agar bahan pangan serat yaitu buah dan sayur, khususnya yang memiliki kandungan antinutrisi ada baiknya dalam menu MPASI hanya berperan untuk dikenalkan bukan menjadi santapan yang mendominasi.

Lebih lanjut, agar MPASI efektif mendukun pertumbuhan dan perkembangan anak sejak diberikan saat berusia 6 bulan hingga 2 tahun, orang tua sebaiknya memberikan protein hewani.

Dari sisi gizi, dokter yang bertugas sebagai anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI itu mengatakan protein hewani terbukti lebih mudah dicerna oleh tubuh dalam hal menyediakan nutrisi mikronutrien.

Beberapa contoh protein hewani yang terbukti memiliki kandungan mikronutrien dan lebih baik untuk diolah menjadi MPASI di antaranya hati ayam, daging sapi, kerang, hingga ikan.

Bahan-bahan tersebut terbukti memiliki kandungan mikronutrien yang tinggi khususnya dari sisi zat besi dan zat zinc (seng).

"Makannya pas MPASI sayur dan buah sifatnya pengenalan saja, karena prioritasnya adalah pemberian protein hewani," kata dokter Meta


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar