c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

05 Oktober 2021

08:07 WIB

Pentingnya Biopsi Dalam Penegakan Diagnosis Kanker Payudara

Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling mudah dideteksi sedini mungkin.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Satrio Wicaksono

Pentingnya Biopsi Dalam Penegakan Diagnosis Kanker Payudara
Pentingnya Biopsi Dalam Penegakan Diagnosis Kanker Payudara
Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock/dok

JAKARTA – Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan memperkirakan, hingga akhir 2020 ada sekitar 7,8 juta perempuan penderita kanker payudara, dalam lima tahun terakhir di dunia.

Melalui Globocan 2020, WHO juga mencatat terdapat 2,3 juta perempuan terdiagnosis kanker payudara dan terjadi 685 ribu kematian secara global akibat kanker payudara. Sementara itu, di Indonesia, ada lebih dari 65 ribu perempuan Indonesia terdiagnosis kanker payudara di 2020. Untuk kematian akibat kanker payudara mencapai 22 ribu kasus. 

Berdasarkan analisis data RS Sardjito di 2017, 70,9% pasien kanker payudara ada di stadium lanjut. Sementara risiko kematian pasien kanker payudara dengan stadium awal 84% lebih kecil dibandingkan kelompok stadium lanjut.

Menurut dokter spesialis bedah onkologi, dr. Farida Briani Sobri, hal ini diduga karena masih banyaknya pasien yang belum memahami pentingnya pemeriksaan pada kecurigaan kanker payudara. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap biopsi. Padahal biopsi penting dilakukan guna memperoleh diagnosis yang jelas.

"Padahal biopsi tidak membuat sifat keganasan kanker berubah dan menyebabkan kanker menyebar. Biopsi justru sangat penting dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang jelas. Dengan hasil biopsi yang lengkap, ini memungkinkan dokter bersama-sama dengan pasien membuat rencana pengobatan yang tepat," jelas dr. Farida dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh The Indonesian Cancer Information and Support Center (CISC), beberapa waktu lalu.

Biopsi merupakan pemeriksaan dengan cara mengambil jaringan atau sampel sel tubuh, untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Biopsi merupakan baku emas dalam mendiagnosis kanker payudara, untuk mengindikasikan pada pasien dengan massa curiga ganas. Biopsi juga dianjurkan pada pasien dengan klinis mengarah pada kecurigaan kanker payudara yang memiliki hasil pencitraan kurang konklusif.

Ada beberapa cara metode biopsi. Semisal biopsi aspirasi jarum halus atau Bajah, yakni mengambil jaringan yang di area yang dicurigai dengan menusukkan jarum panjang yang tipis. Metode ini memiliki akurasi yang rendah sehingga jarang digunakan.

Ada lagi biopsi jarum inti dengan panduan USG (ultrasonography), memasukkan jarum untuk mengambil jaringan ke daerah yang dicurigai kanker dengan panduan USG. Akurasinya lumayan tinggi dalam mendeteksi lesi jinak bahkan hingga 97–99% dengan hanya 0 sampai 4,4% hasil negatif palsu. Biopsi jarum ini dianjurkan oleh ahli onkologi di seluruh dunia untuk menentukan jenis kanker dan terapi yang lebih optimal.

Terakhir, ada biopsi operasi terbuka. Biopsi ini merupakan prosedur konvensional yang mempunyai risiko komplikasi seperti perdarahan dan infeksi yang tinggi. Selain itu, bagi mereka yang mengonsumsi pengencer darah dan hamil membutuhkan persiapan yang khusus, sehingga lebih merepotkan dan mempunyai biaya yang lebih tinggi.

Dengan melakukan deteksi dini kanker payudara, diharapkan angka harapan hidup pasien menjadi lebih tinggi bahkan hingga 90%. Tidak hanya itu saja, produktivitas pasien pun dapat meningkatkan, sementara angka kesakitan dan perburukan bisa berkurang. 

Berbeda dengan jenis kanker lainnya, kanker payudara merupakan jenis kanker yang dapat dideteksi sedini mungkin. Salah satu caranya adalah dengan melakukan “sadari” (periksa payudara sendiri).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar